Peningkatan Program D3 Menjadi Sarjana Terapan Tingkatkan SDM Unggul

Jakarta, Ditjen Diksi – Peningkatan Program Diploma Tiga (D3) menjadi sarjana terapan menjadi salah satu terobosan baru yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Tentunya, peningkatan program tersebut diharapkan mampu menjadi kekuatan bangsa.

“Sehingga, kelak ini menjadi kekuatan bangsa yang berkompeten dan unggul, bukan sekadar lulusan berijazah lulusan S1 sarjana terapan,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto saat webinar “Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana Terapan” beberapa waktu yang lalu.

Wikan menambahkan, adanya peningkatan program diploma tiga menjadi sarjana terapan bukan merupakan sebuah kewajiban. Sehingga, dosen maupun pimpinan perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi tetap dapat mempertahankan program studi diploma tiga yang dimilikinya. “Ini bukan kewajiban, silakan kalau Bapak/Ibu ingin mempertahankan D3 yang dimilikinya. Tidak ada paksaan, tidak ada regulasi ini harus naik ke D4,” tegas Wikan.

Menurut hasil survei per 10 Oktober 2021 yang menyatakan jumlah prodi di Indonesia mencapai 35.900 dengan prodi S1 saat ini menduduki proporsi sekitar 84,8 persen, sarjana terapan hanya 2 persen, D3 hanya 13,1 persen, serta 0,1 persen sisanya adalah D2 dan  D1 merupakan angka yang mengindikasi adanya kesenjangan.

Sementara itu Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Vokasi Henri Tambunan mengatakan bahwa dengan adanya peningkatan program diploma tiga menjadi sarjana terapan merupakan salah satu terobosan yang menjadi solusi dari permasalahan tersebut. “Tampak ketidaksepadanan antara D4, D2, dan prodi lainnya. Berdasarkan hal tersebut mengakibatkan banyak kebutuhan jabatan atau pekerjaan yang seharusnya menjadi porsi lulusan D4, akhirnya diisi oleh lulusan S1 atau sarjana akademik,” terang Henri.

Henri menambahkan, karena pendidikan vokasi diarahkan meluluskan SDM yang terampil dan mudah terserap di dunia kerja, maka itu salah satu ciri pendidikan vokasi adalah menjalin kemitraan dengan industri. “Link and match’ antara dunia usaha dan dunia industri (DUDI) tentu sangat dibutuhkan untuk menghasilkan lulusan yang relevan di dunia kerja. Sedangkan arah kebijakan “link and match” itu sejalan dengan kebijakan Kampus Merdeka,” jelasnya.

Adapun mengenai tahapan untuk peningkatan program diploma tiga menjadi D4/sarjana terapan sejauh ini melalui dua tahap, yakni tahapan yang diproses di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan tahapan yang ke depannya akan siproses oleh BAN-PT. Sementara prosedur yang akan dilakukan di tingkat pengusulan peningkatan diploma tiga menjadi sarjana terapan adalah perubahan kelembagaan program studi dari yang entitasnya D3 menjadi entitas baru, yaitu sarjana terapan. (Diksi/Tan/AP)