Tingkatkan Kualitas Guru Vokasi, BBPPMPV BOE Malang Fasilitasi Guru Magang Full di Industri

Tingkatkan Kualitas Guru Vokasi, BBPPMPV BOE Malang Fasilitasi Guru Magang Full di Industri

Malang, Ditjen Vokasi - Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, Balai Besar Pengembangan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE), Malang, Jawa Timur menyelenggarakan program pelatihan, magang, dan uji industri bagi guru vokasi di berbagai industri. Salah satunya adalah di industri otomotif, Cahaya Unggul Nusantara (CUN) Motor Group, Madiun.


CUN Motor Group merupakan diler resmi motor Honda di wilayah Madiun, Ponorogo, Caruban, dan Nganjuk. Kerja sama ini merupakan dalam rangka program Upskilling dan Reskilling Pola Full Industri untuk Pelatihan Pemeliharaan Kelistrikan dan Engine Management System (Sepeda Motor).


Menurut Kepala BBPMPV BOE, I Gusti Made Ardana, sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, BBPPMPV BOE terus berupaya dalam memastikan materi yang diajarkan relevan dengan perkembangan teknologi dan dinamika industri.


“Melalui program magang di industri ini, kami berharap para guru mendapatkan pengalaman praktis yang nyata, sehingga saat kembali mengajar, mereka bisa memberikan ilmu yang lebih sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” ungkap Made Ardana.


Sebagai informasi, Made Ardana pun menambahkan bahwa program ini dimulai pada tanggal 16 s.d. 26 Oktober 2024 dan berlangsung di 10 industri dengan total 135 peserta.


Kolaborasi Industri dalam Pelatihan Guru Vokasi



Dari sisi industri, pelatihan guru juga memberikan dampak terhadap industri. Wawan Widiawan, Chief People Officer (CPO) CUN Motor, menyatakan bangga atas kontribusi CUN Motor dalam pelatihan ini. Menurutnya, hal ini sebagai bentuk kepedulian industri terhadap pendidikan vokasi di Indonesia. 


“Kerja sama ini tentunya untuk memastikan bahwa para guru mendapatkan pengalaman dan pengetahuan terbaik. Dengan peningkatan pendidikan, kami berharap dapat memperoleh sumber daya manusia (SDM) yang lebih mahir, khususnya di bidang mekanik,” ujar Wawan.


Wawan juga mengungkapkan bahwa hal ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadikan CUN Motor sebagai diler dan pilihan konsumen nomor satu AHASS. 


Lebih lanjut Wawan menambahkan, “Kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri mampu mempersiapkan mekanik yang siap untuk digunakan dalam industri otomotif yang semakin berkembang.”


Dampak peningkatan kualitas itu pun sangat dirasakan oleh 15 peserta yang melakukan pelatihan di CUN Motor, termasuk Muhammad Atieq Bahri dari SMKN 1 Toili, Sulawesi Tengah. Berdasarkan penjelasan Bahri, pengetahuan yang ia dapatkan selama magang di industri sangat berpengaruh terhadap kompetensinya di bidang kelistrikan otomotif.


“Saya jadi tahu lebih banyak tentang pemeliharaan kelistrikan motor Honda melalui program ini. Semoga ilmu yang saya peroleh di sini juga bisa berdampak kepada murid di sekolah,” tutur Bahri. (BBPPMPV BOE/Zia/Cecep)