Sempat Jadi Buruh Bangunan, Kini Sazili Bekerja di PT Pelni Berkat Kursus Perhotelan
Makassar, Ditjen Vokasi - Sempat mencoba berbagai macam pekerjaan, Sazili Mustofa, alumnus kursus perhotelan, menemukan passion-nya. Tak berkesempatan melanjutkan ke perguruan tinggi saat lulus sekolah menengah atas, Sazili harus bekerja membantu ekonomi keluarganya. Perubahan kehidupannya bermulai saat mengikuti kursus.
Setelah lulus sekolah, berbagai macam pekerjaan sudah pernah ia coba, mulai dari buruh bangunan, pelayan rumah makan, guru SD, guru ngaji, montir sepeda motor, dan administrator. Tak ada perubahan hidup yang terlalu berarti, ia pun memutuskan untuk meningkatkan keterampilan khususnya di bidang perhotelan dengan kursus di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Via English Course, Indragiri Hilir, Riau.
“Saya daftar reguler dan itu pun dari tabungan saya selama kerja di berbagai tempat. Bahkan saya menyicil. Saya sadar untuk meningkatkan kualitas hidup saya harus punya kompetensi,” ungkap Sazili mengatakan alasannya mengikuti kursus di tahun 2023.
Baru mengenal pendidikan vokasi lewat kursus, Sazili mendapatkan materi sekaligus praktik yang menjadi bekalnya untuk terjun ke dunia kerja. Menurutnya, setelah mengikuti kursus keterampilannya di bidang hospitality pun meningkat.
“Saya jadi tahu bagaimana service tamu hotel dan bagaimana menyajikan suatu makanan ke tamu. Intinya ada manner dan attitude-nya,” ujar Sazili.
Pengalaman Keliling Indonesia
Pelatihan di LKP Vio tersebut benar-benar mempersiapkannya mengetahui seluk beluk tentang dunia kerja. Setelah pelatihan selama enam bulan, Sazili pun berkesempatan untuk magang di PT Pelni dan mengikuti rangkaian proses perekrutan.
“Alhamdulillah banget, waktu itu lolos perekrutan magang dan langsung jadi pegawai bagian F&B Service,” ungkap Sazili.
Meski harus jauh dari keluarga, Sazili tetap tegar untuk merantau karena ia bekerja di Kapal KM Sirimau. Hampir tidak pernah keluar dari Riau, kini ia pun dapat berkesempatan untuk berkeliling ke wilayah Timur Indonesia.
“Ada dua jalur pelayaran, pertama mulai dari Kupang, Saumlaki, tual, Dobo, timika, Asmat, lalu Merauke dan jalur keduanya Kupang, Maumere, Lewoleba, Bau-bau, Ambon, Sorong, lalu Manokwari,” sebut Sazili yang saat ini sedang docking di Makassar.
Dapat Penghasilan Tetap
6 bulan sudah Sazili bekerja di kapal tersebut dan beradaptasi dengan cepat. Kehidupannya setelah mengikuti kursus pun berubat total. Kini, ia pun sudah mendapatkan penghasilan tetap kurang lebih Rp7 juta. Jauh dua kali lipat selama ia tinggal di Riau dan bekerja di tempat asalnya.
“Tentu saja finansial jadi mencukupi, saya juga bisa jadi bantu ibu dan kedua adik saya di Riau karena ayah sudah meninggal,” ungkap Sazili.
Kerasnya kehidupan kapal dan dunia kerja pun berhasil diatasi oleh Sazili. Ia selalu mengingat bahwa titiknya saat ini adalah bekerja untuk membantu keluarga. Maka dari itu, ia selalu bersyukur terhadap apa yang sudah ia peroleh. Bahkan, ia pun sudah mempersiapkan tabungan untuk ibunya di hari tua.
“Kalau tidak ikut kursus mungkin mata saya tidak terbuka dengan dunia hospitality dan saya tidak akan berada di titik ini,” ujar Sazili.
Pemuda 23 tahun tersebut itu pun tak ingin berhenti sampai di situ. Ia berencana untuk mendaftar pula ke kapal pesiar sehingga mendapatkan peluang yang lebih besar lagi. (Zia/Cecep)