Ramah Lingkungan dan Disabilitas, Gedung Baru Polines Diberi Nama Gedung Ignatius Darmojo

Ramah Lingkungan dan Disabilitas, Gedung Baru Polines Diberi Nama Gedung Ignatius Darmojo

Semarang, Ditjen Vokasi - Politeknik Negeri Semarang (Polines) meresmikan gedung perkualiahan baru yang diberi nama Gedung Kuliah Terpadu Ir. Ignatius Darmojo. Penggunaan nama Ignatius Darmojo ini dilakukan untuk menghormati jasa Ignatius Darmojo sebagai Direktur Polines pertama. 


“Kami akan berikan nama gedung ini sebagai Gedung Kuliah Terpadu Ignatius Darmojo. Kami sudah berbincang dengan keluarga besar Bapak Ignatius Darmojo terkait dengan penamaan gedung ini,” kata Direktur Polines, Prof. Totok Prasetyo, dalam sambutannya saat peresmian gedung kuliah terpadu Polines, Jumat (4-8-2023).

 

Ignatius Darmojo sendiri merupakan Direktur Polines pertama yang memimpin Polines sejak Polines resmi menjadi institusi mandiri pada 1997 lalu. Sebelumnya, Polines bernama Politeknik Universitas Diponegoro karena berada dalam naungan Universitas Diponegoro.

Menurut Prof. Totok, sebagai direktur pertama Polines, Ignatius Darmojo telah memberikan sumbangsih yang sangat besar dan berarti dalam meletakkan nilai-nilai baik untuk memajukan Polines hingga saat ini. 


“Pemberiaan nama ini sebagai sebuah penghargaan atas jasa-jasa beliau (Ignatius Darmojo, red),” Prof Totok menambahkan.




Ramah Lingkungan dan Disabilitas 


Sementara itu, Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan Polines, Karnowahadi, mengatakan bahwa pembangunan gedung yang pembiayaan melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tersebut memakan waktu sekitar 13 bulan saja. Total anggaran yang digunakan untuk biaya pembangunan adalah sebesar Rp86 miliar dan Rp15 miliar untuk pembelian meubelair dan peralatan pendukung.

Untuk mendukung aktivitas belajar siswa, gedung kuliah terpadu ini memiliki 53 ruang kelas teori berkapasitas 30 mahasiswa yang dilengkapi dengan fasilitas fasilitas internet tanpa kabel.  


Selain itu, gedung ini juga memiliki empat ruangan kelas yang disebut sebagai smart classroom untuk kelas hibrida. Kelas ini dilengkapi dengan interactive flat panel (IFP), peralatan smartclass, proyektor, PC unit, dan jaringan internet tanpa kabel.


“Ada juga sembilan ruang dosen atau ruang transit dosen dan ruang administrasi,” kata Karnowahadi.


Untuk memudahkan mobilitas mahasiswa, gedung delapan lantai ini, dilengkapi fasilitas elevator atau lift berkapasitas 1.000 kg yang mampu menampung 15 orang. Gedung ini juga memiliki fasilitas solar panel untuk memanen sinar matahari menjadi energi listrik sehingga lebih ramah lingkungan.


Gedung ini  juga ramah untuk penyandang disabilitas dengan menyediakan toilet disabilitas di setiap lantainya. (Nan/Cecep)