Praktik Baik Teaching Factory, SMKN 1 Trenggalek Hasilkan Motor Listrik
Trenggalek, Ditjen Vokasi – Cerita terkait praktik baik dari imbas program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (PK SPD) tidak akan pernah habis. Kali ini cerita praktik baik datang dari SMKN 1 Trenggalek, Jawa Timur. Sekolah yang telah ditetapkan menjadi SMK PK sejak tahun 2021 terus mengalami peningkatan kualitas, baik dari segi sarana prasarana maupun sumber daya manusianya (SDM).
Kepala SMKN 1 Trenggalek, Suharyati, menceritakan bahwa setelah adanya program PK SPD ini, SMKN 1 Trenggalek menerima imbas baiknya mulai dari segi fisik seperti renovasi ruang praktik siswa dan peralatan yang disesuaikan dengan standar industri. Dari segi nonfisik, penggunaan big data, serta penerapan kurikulum merdeka sehingga peserta didik mendapatkan banyak ruang untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Hal ini membuat manajemen sekolah terasa lebih terencana dan fokus.
“Adanya update teknologi mengikuti perkembangan industri yang pastinya. Itu meningkatkan semua aspek, ya, baik SDM-nya dan segi sarana bahkan manajemennya,” ujar Suharyati.
Dalam proses pembelajaran, SMKN 1 Trenggalek melibatkan beberapa industri, salah satunya industri Estima Solo. Bentuk kerja samanya diwujudkan dengan mendatangkan guru tamu dari industri mitra, magang bagi guru dan siswa ke industri mitra. Pelibatan dunia industri dalam pembelajaran membuat meningkatnya kepercayaan industri ke SMKN 1 Trenggalek dan berimbas pada peningkatan link & match sehingga membuat SMKN 1 Trenggalek mendapatkan hibah alat dari industri mitra.
Siswa SMKN 1 Trenggalek, Damai Satriya, pun mengungkapkan bahwa mereka merasakan manfaat dari adanya PK ini. Adanya guru tamu, praktisi industri, bantuan alat, kunjungan industri membantu proses penerimaan materi dan praktikum.
“Kami mendapatkan pengetahuan terkait budaya kerja sesuai DUDI. Kami juga diajari langsung oleh praktisi industri dan ini membantu proses KBM kami,” tutur Satriya.
Program SMK PK SPD yang dilaksanakan di SMKN 1 Trenggalek juga beriringan dengan pelaksanaan kegiatan teaching factory (Tefa). SMKN 1 Trenggalek menerapkan Tefa dengan berbasis proyek. Salah satu produk yang dihasilkan oleh SMKN 1 Trenggalek adalah motor listrik. Pembuatan motor listrik ini melibatkan siswa dari 2 (dua) jurusan, yakni Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) dan Jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM).
Awalnya, industri yang bermitra dengan SMKN 1 Trenggalek memiliki proyek pembuatan motor listrik. Kemudian, siswa SMKN 1 Trenggalek diberangkatkan ke industri mitra guna belajar merakit motor listrik. Industri mitra memberikan line assembly atau tempat praktik kepada SMKN 1 Trenggalek untuk pembuatan motor listrik. Line assembly ini berfungsi sebagai sarana pembelajaran budaya berbasis industri dan sebagai sarana pengembangan teaching factory dalam proses perakitan sepeda motor listrik. Proses pembuatan satu set motor listrik dikerjakan oleh 6 (enam) orang dengan waktu 2 (dua) jam.
SMKN 1 Trenggalek juga menggandeng Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Trenggalek untuk kerja sama terkait pemasaran motor listrik ini. Satu motor listrik dibanderol dengan harga 12 juta. Hasil dari penjualan ini kemudian diolah sebagai kegiatan Tefa guna mengembangkan Tefa di SMKN 1 Trenggalek sembari mempersiapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) SMKN 1 Trenggalek.
Kerja sama yang dilakukan oleh SMKN 1 Trenggalek dengan industri sangat bermanfaat. Tidak hanya menghasilkan motor listrik saja, melalui kerja sama ini SMKN 1 Trenggalek bisa update teknologi mengikuti perkembangan industri serta bisa mempersiapkan lulusan yang memiliki minat berwirausaha sesuai dengan keahliannya. Bagi pihak industri, kerja sama ini membantu dalam pemerolehan kebutuhan SDM dan membantu memenuhi permintaan motor listrik. Tidak kalah bermanfaat, kerja sama pembuatan motor listrik ini juga sebagai bentuk kepedulian sekolah dan industri dengan alam. Hal ini dikarenakan motor listrik yang dihasilkan menjadi bagian dalam menyukseskan gerakan pengurangan polusi udara. (Aya/Adi Sutrisno)