PKBM House of Knowledge Bangun Kepercayaan Diri Anak
Tangerang Selatan, Ditjen Vokasi PKPLK - Memberikan pelayanan pendidikan tanpa membedakan latar belakang anak merupakan visi dari Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) House of Knowledge, Fransisda Tiodora, yang terletak di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Sejak dirikan tahun 2013, PKBM ini berusaha untuk menjangkau semua anak, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) yang tidak bisa masuk ke sekolah formal.
PKBM dengan konsep inklusi merupakan salah satu satuan pendidikan nonformal yang membantu peserta didik untuk terjun langsung ke dunia sesungguhnya. Satuan pendidikan ini menghadirkan berbagai materi praktik langsung, yang juga merupakan pendekatan khusus untuk mengukur bakat dan minat peserta didik sehingga mereka dapat diarahkan sesuai mengikuti pembelajaran sesuai dengan kemampuan mereka.
Kepala PKBM House of Knowledge, Fransisda Tiodora, mengungkapkan bahwa satuan pendidikannya menerima berbagai macam anak dengan kebutuhan khusus bahkan mereka yang tidak diterima sekolah formal karena perundungan.
“Kami sekolah inklusif, separah apa pun kasus yang pernah dialami anak-anak di sekolah lain kami tetap terima. Tetapi, bila kami tidak sanggup akan kami serahkan ke SLB (sekolah luar biasa),” katanya.
Ia mengatakan bahwa rata-rata peserta didik yang diterima di PKBM House of Knowledge adalah anak-anak yang siap bekerja. Satuan pendidikan tersebut lebih mengutamakan praktik dibanding pembelajaran akademik.
“Anak-anak yang kami terima memang siap bekerja. Mereka kami dorong untuk memiliki skill masak, jadi EO (event organizer), dan bahkan mereka cari uang juga karena kami perlu melihatkan realita pada mereka,” terang Fransisda.
Untuk waktu pembelajaran, Fransisda mengatakan, Senin sampai dengan Jumat mereka pakai untuk pembelajaran akademik selama dua hari, selebihnya adalah pelajaran praktik. Ia mengatakan, pembelajaran soal akhlak pun diberikan dan paling ditekankan, karena dengan akhlak berbanding lurus dengan karakter dan terhubung langsung dengan proses pendidikan.
Fransisda menceritakan, mereka sempat bikin denda agar pendidikan akhlak ini berjalan dengan baik, supaya anak belajar sopan santun. Namun, salah satu pembelajaran terpenting menurutnya adalah bagaimana PKBM House of Knowledge mengajarkan peserta didik mereka paham mengenai kebersihan lingkungan.
“Sekolah kami bebas sampah, jadi pulang itu anak-anak harus bawa sampah. Jadi, tempat sampah itu hanya di kantor saya. Itu yang sudah saya berikan kepada anak-anak karakter, cara belajar, terjun dengan langsung bekerja,” Fransisca bercerita.
Di PKBM House of Knowledge juga diberikan pemahaman bahwa anak reguler tidak boleh mem-bully, anak reguler akan mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus. Misalnya adalah ada anak reguler yang bertugas untuk mengambilkan makanan anak berkebutuhan khusus. Iklim saling sayang dan peduli ini terus diperkuat sehingga peserta didik yang datang dari latar belakang berbeda akan saling memahami.
Meri, salah seorang murid di satuan pendidikan tersebut, mengungkapkan bahwa dirinya sangat senang belajar di PKBM House of Knowledge. Selaku murid kelas 12 yang sedang menjabat sebagai bendahara OSIS, ia mengatakan sangat suka menghabiskan waktu di sekolah tersebut.
“Ada kegiatan live in dan aku suka menghabiskan waktu di sekolah. Ada seminar, meditasi, banyak yang nangis. Karena suka membahas tentang orang tua,” terang Meri.
Ia juga mengungkapkan, laoshi (guru) mengajarkannya life skills memasak, menjahit dan buat kreasi, termasuk membuat notebook.
“Saya dulu pemalu sebelum masuk sekolah ini, tidak percaya diri, tapi pendekatan laoshi enak dan saat ini saya jadi lebih percaya diri, misalnya saat ikut lomba,” katanya sembari menceritakan bahwa banyak peserta didik di sekolah tersebut yang kini percaya diri untuk tampil melakukan kesukaan mereka. (Esha/Dani)