Pesanan Spesial, Putra Presiden RI Percayakan 1.000 Wayang Kulit pada Alumnus AKN Seni dan Budaya Yogyakarta

Pesanan Spesial, Putra Presiden RI Percayakan 1.000 Wayang Kulit pada Alumnus AKN Seni dan Budaya Yogyakarta

Yogyakarta, Ditjen Vokasi – Instruktur Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta, Jurusan Kriya Kulit, Sagio, mendapatkan pesanan spesial dari Putra Presiden Republik Indonesia ke-8, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau yang biasa dikenal Didit Prabowo, berupa 1.000 wayang kulit bertema fauna. 


Pesanan wayang kulit yang datang dari keluarga presiden merupakan sebuah kehormatan besar, khususnya bagi alumnus yang telah menggeluti seni wayang tatah sungging sejak masa perkuliahan di AKN Seni dan Budaya Yogyakarta.


Untuk memenuhi pesanan putra presiden, Sagio melibatkan 100 seniman tatah sungging, di mana sebagiannya merupakan alumni AKN Seni dan Budaya Yogyakarta. Menurut Sagio, yang merupakan instruktur tatah sungging wayang kulit Program Studi Kriya Kulit AKN Seni Budaya Yogyakarta, ini adalah kali ketiga Didit Prabowo memesan wayang kulit dengannya. 


“Sejak dulu, Mas Didit senang berkunjung untuk melihat pameran wayang kulit di Keraton Ngayogyakarta,” ucap Sagio. 


Setiap proses pembuatan wayang kulit, Sagio dan para seniman lainnya menggunakan teknik-teknik tradisional yang telah dipelajari selama di bangku perkuliahan dan dikombinasikan dengan pendekatan modern dalam hal detail dan desain. Dalam hal ini, Sagio cukup jeli dalam mengajak seniman untuk bergabung karena kualitas tatah sungging wayang kulit gagrak Ngayogyakarta dipertaruhkan. 


“Saya merasa beruntung dengan keberadaan AKN Senbud Yogyakarta. Keberadaan AKN Senbud Yogyakarta sendiri menjadi keberkahan karena para seniman baik yang masih muda maupun yang berumur dapat terwadahi, dan tentunya regenerasi karena sekarang itu mencari generasi penerus itu susah,” ucap Sagio.


Sementara itu, Direktur AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, Supadma, menanggapi secara positif dan berharap baik terhadap perkembangan yang dialami oleh alumni AKN Seni dan Budaya Yogyakarta. Supadma berharap bahwa hal serupa dapat terjadi secara berkelanjutan. 


“Saya harapkan dampak dari hal ini itu bisa menjadi gaung bersambut. Supaya apa, memang dari segi pengembangan usaha bukan sekedar produk wayang kulit, tetapi bisa merambah produk non-wayang yang terbuat dari bahan material kulit,” ungkap Supadma. (AKN Senbud Yogyakarta/Aya/Cecep)