Nama Sama Tetapi Beda Fungsi, Ini Dia 4 Jenis Canting Menurut SMKN 2 Adiwerna
Tegal, Ditjen Vokasi – Kain batik merupakan salah satu jenis kain tradisional yang berkembang pesat di Indonesia. Ragamnya warna dan motif membuat batik menjadi primadona di seluruh dunia.
Batik dibuat menggunakan lilin malam yang dipanaskan dan dilukiskan di atas kain putih. Untuk bisa melukiskan lelehan lilin tersebut, para pengrajin menggunakan alat yang dinamakan canting. Hasil dari proses canting menjadi penentu apakah kain tersebut bisa dikatakan batik atau bukan.
Para pengrajin bisa melukiskan berbagai jenis motif hanya dengan menggunakan canting. Perlu kalian ketahui, canting terdiri atas beragam jenis. Pemilihan canting yang tepat dalam membatik sangat menentukan hasil motif kain batik. Setiap titik dan garis pada batik memiliki ukuran canting yang telah ditentukan.
Kali ini, guru Jurusan Kriya Kreatif Batik dan Tekstil, SMKN 2 Adiwerna, Tegal, Suharno, akan memberitahu informasi terkait jenis-jenis canting dan fungsinya.
Canting Isen
Canting dengan ukuran kecil ini memiliki satu cucuk yang berfungsi untuk membuat titik-titik kecil dan berfungsi untuk mengisi pola batik yang telah dibuat. Canting isen dapat juga digunakan untuk membuat motif-motif yang lebih detail.
Canting Klowong
Canting klowong berfungsi untuk membuat pola utama batik, tetapi pola dengan motif yang lebih besar. Motif ini yang biasanya akan mendominasi motif kain batik secara keseluruhan.
“Canting ini ukurannya lebih besar dibandingkan canting cecek. Nah fungsi utamanya itu untuk membuat garis motif pokok,” ucap Suharno.
Canting Reng-rengan
Canting reng-rengan digunakan untuk membuat pola utama batik. Pada awal membatik biasanya membuat pola dari motif. Motif-motif ini biasanya berupa gambar-gambar yang siap dicanting. Canting reng-rengan ini digunakan untuk menggoreskan cairan lilin pertama kali dengan mengikuti pola batik yang sudah ada.
Canting Tembok
Canting tembok atau canting blok biasanya digunakan untuk mengeblok suatu motif. Jenis canting ini berfungsi untuk menutup bidang motif yang gambarnya relatif besar.
“Jadi masing-masing canting ini sudah memiliki tugasnya sendiri. Hasil dari masing-masing canting dapat kita lihat setelah kain batik telah selesai melewati semua prosesnya,” ujar Suharno. (Aya/Cecep)