Manfaatkan Rumput Laut, SMKN 3 Kepulauan Tanimbar Buat Produk Pangan Berdaya Jual di Daerah 3T
Tanimbar, Ditjen Vokasi - Implementasi hasil program Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi pun berdampak pada produktivitas sekolah yang meningkat. Kali ini praktik baik tersebut datang dari SMKN 3 Kepulauan Tanimbar, Maluku. Aleta Meitje Marlissa seorang guru Jurusan Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut (APAPL) berhasil budi daya rumput laut dan sukses memanfaatkan menjadi produk pangan yaitu puding yang memiliki nilai jual tinggi.
Aleta merupakan salah satu guru yang berkesempatan mengikuti program Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi di Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan, Perikanan, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK).
Aleta mengikuti kelas Pembibitan Rumput Laut Sistem Kultur Jaringan. Bersama peserta lain, ia melakukan pelatihan di Laboratorium dan Greenhouse Kultur Jaringan Bibit Rumput Laut Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar. Dalam menunjang pelatihannya, ia pun melakukan magang industri di Desa Laikang, Kabupaten Takalar pada Kelompok Tani Sikatutui.
“Saya banyak mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman baru tentang bagaimana cara mendapatkan bibit rumput laut dengan cara kultur jaringan,” ungkap Aleta menceritakan pengalamannya mengikuti program tersebut.
Aleta merasa bersyukur mendapatkan kesempatan mengikuti program tersebut meskipun datang jauh dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Kurang lebih satu bulan melakukan pelatihan, Aleta pun mengaplikasikan hasil dari yang pernah ia pelajarinya di sekolah. Penanaman rumput laut tidak hanya dimanfaatkan untuk pembelajaran pada siswa saja, tapi juga ia melakukan pengolahan rumput laut menjadi puding.
“Sebelumnya, sekolah kami sudah melakukan penanaman rumput laut tapi tanpa melakukan pengolahan apa pun. Namun, ketika setelah selesai program tersebut, saya dan peserta didik kelas XI mengaplikasikan penanaman rumput laut dan saat pascapanen kami olah untuk membuat produk yaitu puding rumput laut,” jelas Aleta.
Yohanis Rama Teftutul selaku siswa Jurusan APAPL kelas XI menyatakan bahwa pembelajaran menjadi lebih menarik, karena selain berlatih mengenai pembibitan rumput laut, ia pun mempelajari mengenai pengolahan produk.
“Saya juga diajari bagaimana mengolah produk puding itu seperti apa, mulai dari sanitasi yang baik sampai memasarkannya ke masyarakat sekitar. Saya senang karena waktu itu ludes terjual,” ujar Yohanis.
Produk puding rumput laut tersebut pun mengantarkan Aleta dan Yohanis untuk mengikuti Gelar Karya KPTK pada awal Desember lalu di Gedung Serbaguna BPPMPV KPTK, Gowa, Sulawesi Selatan. Kegiatan nasional tersebut merupakan tindak lanjut dari program Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi untuk memamerkan hasil tangan para alumni program.
Aleta menjelaskan mengapa rumput laut memiliki nilai keunikan yang khas untuk dibuat puding. Berdasarkan kandungannya, rumput laut memiliki vitamin A, vitamin B12, kalsium, zat besi, kalium dan yodium. Dalam beberapa minggu, sekolah tersebut pun memproduksi puding rumput laut sampai 100—200 cup. Bahkan, dalam kegiatan Gelar Karya tersebut pun, puding rumput laut ala SMK ini pun ludes terjual habis.
“Walaupun sekolah kami ada di daerah 3T, tapi kami ingin tetap berinovasi. Kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak dari SMKN 3 Kepulauan Tanimbar mampu untuk memanfaatkan komoditas lokal untuk menjadi ladang usaha,” pungkas Aleta.
Menurutnya, langkah sederhana tersebut dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Dengan begitu, siswa SMKN 3 Kepulauan Tanimbar dapat memiliki bekal ilmu dalam berwirausaha setelah lulus. (Zia/Cecep)