Manfaatkan Potensi Pisang Lokal, SMKN 1 Rangas Produksi Bolu Kering Tepung Pisang

Manfaatkan Potensi Pisang Lokal, SMKN 1 Rangas Produksi Bolu Kering Tepung Pisang

Mamuju, Ditjen Vokasi – Pisang merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki nilai sosial dan ekonomi yang cukup tinggi bagi masyarakat Indonesia. Hampir di seluruh wilayah Indonesia buah pisang dapat dijumpai dengan mudah. Hal ini tentunya memberikan manfaat sendiri untuk masyarakat terlebih jika buah pisang bisa diolah menjadi berbagai produk baru yang lezat. 


Wilayah Mamuju menjadi salah satu penghasil pisang yang melimpah. Saking banyaknya buah pisang di wilayah ini terkadang membuat harga buah pisang menjadi anjlok. Melihat hal ini, melalui kegiatan teaching factory (Tefa), SMKN 1 Rangas, Mamuju, Sulawesi Barat, pun mengambil langkah inovatif dengan mengolah buah pisang menjadi tepung pisang dan diolah kembali menjadi kue kering tepung pisang. 


Buah pisang yang telah diperoleh dari masyarakat diolah menjadi tepung oleh siswa Konsentrasi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP). Tepung pisang yang dihasilkan inilah yang menjadi bahan dasar dalam pembuatan kue kering. 


Tepung pisang digunakan sebagai pengganti tepung terigu yang bebas gluten sehingga penggunaan tepung pisang dalam produk kue kering ini aman dikonsumsi oleh kaum-kaum pejuang diet. 



Kepala SMKN 1 Mamuju, Mahmud, menyampaikan bahwa pengolahan pisang tersebut tidak hanya bermanfaat dari segi ekonomi, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi siswa. Mereka diajarkan teknik pengolahan pangan, manajemen produksi, serta strategi pemasaran. Dengan demikian, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis yang dapat mereka terapkan di dunia kerja.


“Inisiatif SMKN 1 Mamuju dengan mengolah buah pisang menjadi tepung pisang tidak hanya meningkatkan nilai ekonomis pisang lokal, tetapi juga memberikan peluang belajar praktis bagi para siswa,”ucap Mahmud. 


Sementara itu, Guru Konsentrasi Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP), Siti Hajerah, menuturkan bahwa pengolahan pisang menjadi tepung pisang dan kue kering ini bertujuan untuk memperpanjang umur simpan pisang. Inisiatif ini juga membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar. Para petani pisang mendapatkan harga yang lebih baik untuk produk mereka, mengurangi pemborosan, dan menciptakan peluang ekonomi baru. Kolaborasi antara sekolah, petani, dan pihak-pihak terkait menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan.


Pembuatan bolu kering dari tepung pisang di SMKN 1 Rangas melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pengolahan pisang menjadi tepung, pembuatan adonan, hingga proses pemanggangan. Semua tahap produksi dilakukan oleh para siswa dengan bimbingan dari para guru, yang memastikan bahwa kualitas produk tetap terjaga.


Setelah adonan siap lalu dipanggang hingga matang dan dikemas dalam kemasan menarik yang siap untuk dipasarkan. Bolu kering dari tepung pisang ini memiliki cita rasa yang unik, tekstur renyah, dan tentunya sehat karena menggunakan bahan alami tanpa bahan pengawet.


“Pemanfaatan pisang lokal yang melimpah menjadi produk bernilai tambah, seperti bolu kering ini dapat membantu meningkatkan pendapatan petani pisang di sekitar sekolah, sekaligus membuka peluang usaha baru bagi masyarakat,” ucap Siti.


Ke depan, SMKN 1 Rangas berencana untuk terus mengembangkan produk olahan pisang ini dengan menambah variasi rasa dan kemasan, serta memperluas jangkauan pasar. Sekolah ini juga berharap dapat menjalin kerja sama dengan pelaku usaha atau pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan industri kecil berbasis bahan lokal. (Aya/Cecep)