Manfaatkan Bahan Pangan Lokal, Produk Kuliner SMKN 5 Ambon Banyak Diburu Masyarakat hingga Industri

Manfaatkan Bahan Pangan Lokal, Produk Kuliner SMKN 5 Ambon Banyak Diburu Masyarakat hingga Industri

Ambon, Ditjen Vokasi – Saat ini dunia kuliner di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat. Banyak model dan cita rasa makanan yang ditawarkan oleh industri kuliner. Persaingan yang begitu ketat menuntut para pelaku industri kuliner untuk memutar otak agar bisa berinovasi memenuhi kebutuhan kuliner masyarakat. 

Jurusan Tata Boga SMKN 5 Ambon barangkali menjadi salah satu penyumbang inovasi kuliner di Kota Ambon. SMK yang telah menerima bantuan program SMK Pusat Keunggulan (PK) sejak tahun 2021 terus melakukan inovasi di bidang kuliner.

Kepala SMKN 5 Ambon, Elsina Aunalal, menyampaikan apabila dukungan atau manfaat dari program SMK PK sangat dirasakan dalam proses pembelajaran siswa di SMKN 5 Ambon. 

“Fokus belajar siswa jadi meningkat. Siswa juga bisa merencanakan membuat produk yang lebih kreatif. Sekolah menjadi sarana siswa untuk terus berinovasi dan melatih kemandirian serta tanggung jawabnya,” tutur Elsina.

Melalui kegiatan teaching factory (Tefa), SMKN 5 Ambon menghasilkan produk-produk kuliner yang diberi merk Aroma. Lewat kegiatan ini, SMKN 5 Ambon berusaha untuk menggencarkan pengolahan bahan pangan lokal untuk dijadikan kuliner yang bernilai tinggi. Pada tahun 2021 siswa Jurusan Tata Boga SMKN 5 Ambon memproduksi es krim tanpa memakai gula. 

Es krim ini dibuat dengan menggunakan bahan pangan lokal seperti buah pala dan buah lokal lainnya yang tumbuh di daerah Ambon. Rasa manis pada es krim ditimbulkan dari kandungan glukosa yang terdapat pada bahan baku yang digunakan sehingga es krim yang dibuat oleh SMKN 5 Ambon lebih sehat karena tidak mendapatkan tambahan gula.


Tidak hanya memproduksi es krim saja, SMKN 5 Ambon juga memproduksi aneka pastri yang berbahan dasar tepung sagu. Seperti yang kita ketahui, sagu merupakan salah satu jenis bahan makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia setelah beras. 

Melimpahnya sagu di Indonesia dijadikan peluang bagi SMKN 5 Ambon untuk membuat inovasi produk kuliner sehingga bisa menambah nilai jual. Pembuatan pastri dimulai dari penyiapan bahan baku tepung sagu yang dibeli dari masyarakat sekitar. Setelah bahan baku dan bahan tambahan lainnya siap baru diolah oleh siswa di dapur produksi SMKN 5 Ambon.

“Bahan baku kita beli dari masyarakat. Istilahnya kita membantu melarisi dagangan mereka untuk selanjutnya kita olah. Hasil olahan ini juga nantinya dinikmati oleh masyarakat,” ucap Elsina.

Harga yang dipatok pun cukup terjangkau. Produk es krim Aroma dijual mulai dari harga Rp5 ribu hingga Rp20 ribu per 100 ml, sedangkan untuk pastri sagu dijual dari harga Rp5 ribu hingga Rp90 ribu, menyesuaikan jumlah dan beratnya. Hasil dari penjualan kemudian diolah oleh unit Tefa. 

“Semua produk yang kami buat ini telah mendapatkan izin P-IRT, BPOM, dan telah mengantongi sertifikat halal. Produk-produk kami telah mendapatkan tempat di hati masyarakat. Bahkan, produk buatan siswa kami juga sudah masuk ke hotel-hotel, seperti Hotel Santika Premiere Ambon, Manise Hotel, dan The City Hotel,” tutur Elsina.

SMKN 5 Ambon terus berupaya untuk menyosialisasikan penggunaan bahan pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan kuliner masyarakat. Bentuk sosialisasi ini diwujudkan dengan pembuatan produk kuliner berbasis bahan lokal yang mudah ditemui di sekitar dan pemberian cooking class terkait pengolahan bahan pangan lokal untuk masyarakat.

“Kerja sama yang klop antar-DUDI, pemerintah, sekolah, dan siswa sangat membantu dalam memajukan segala aspek, baik aspek pendidikan, aspek ekonomi, dan aspek ketahanan bahan pangan lokal. Harapannya kerja sama ini akan berjalan secara kontinu sehingga manfaatnya akan merambah lebih jauh lagi,” pungkas Elsina. (Aya/Nur Arifin)