Mahasiswa Poltek Harber Ciptakan Perahu Penyiram Bawang Merah Digital

Mahasiswa Poltek Harber Ciptakan Perahu Penyiram Bawang Merah Digital

Tegal, Ditjen Vokasi - Tim mahasiswa dari Program Studi D-3 Teknik Elektronika, Politeknik Harapan Bersama (Poltek Harber) Kota Tegal, Jawa Tengah berinovasi membuat perahu penyiram bawang merah digital (Digital Shallot Sprayer Boat) untuk membantu para petani bawang merah di Brebes. 


Sebagai ketua tim, M. Sholeh Akmal Nur Dzaki mengatakan bahwa ide inovasi perahu penyiram bawang merah digital tidak lepas dari potensi bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Sebagai salah satu sentra bawang merah terbesar di Indonesia, bawang merah menjadi komoditas hortikultura yang cukup menjanjikan dan memberikan nilai ekonomi cukup tinggi bagi petani di Brebes.


“Brebes memberikan kontribusi 18,5 persen untuk produksi bawang merah nasional atau 57 persen dari produksi di Jawa Tengah,” kata Akmal Nur.


Bawang merah hasil petani Kabupaten Brebes ini pun tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga sebagai komoditi untuk memenuhi kebutuhan di luar negeri. Menurut data BPS, produktivitas bawang merah di Kabupaten Brebes pada 2020 sebesar 3,037 juta kuintal dengan luas panen 38,9 hektar.


“Dengan produktivitas yang begitu besar, petani bawang yang ada di Brebes mayoritas masing menggunakan alat-alat pertanian yang manual atau konvensional seperti dalam penyiraman dan pemberian pupuk. Hal ini menjadikan waktu penyiraman dan pemupukan lama,” tambah Akmal Nur.


Berlatar Belakang masalah tersebut, lanjut Akmal Nur, ia dan rekannya di antaranya M. Faris Salahudin, Satria YudhiAntoro, Rafli Prawira Jaya, M Hamdani Yusuf merancang inovasi membuat perahu penyiram bawang merah digital (Digital Shallot Sprayer Boat).


Menurut Akmal Nur, bawang merah memiliki beberapa masa hidup, salah satunya masa tanam. Pada masa tanam, dibutuhkan pemberian pupuk dan pestisida. Mayoritas petani bawang merah menyiram sawah masih menggunakan alat manual atau konvensional sehingga membutuhkan waktu penyiraman dan pemupukan yang lama.


“Sebagai anak muda yang peduli dengan pertanian, saya ingin merasakan bagaimana bertani. Namun, saya rasa setiap anak muda pasti enggan melakukan hal yang berlama-lama dengan cuaca yang panas,” kata Akmal Nur.


Inovasi perahu penyiraman bawang merah digitalan ini dirancang agar dapat dikontrol menggunakan smartphone. Dengan demikian, proses menyiram dan pemberian pupuk dapat dilakukan dari jarak jauh. 


“Hal ini juga dapat melatih sensor motorik anak muda dalam mengkreasikan teknologi dengan agrikultur,” ungkap Akmal Nur.


Anggota tim lainnya, Satria Yudhi Antoro, menjelaskan bahwa perahu yang digunakan untuk penyiraman serta pemberian pupuk atau pestisida cair terhadap bawang merah dengan menggunakan mikrokontroler Arduino, sedangkan untuk kendali menggunakan aplikasi berbasis android dengan jarak kendal sampai 30 m.


“Spesifikasi umum pada alat ini dengan menggunakan sistem baterai 12 V / 24V, kemampuan jarak komunikasi wireless gelombang radio 2.4GHz sampai 30 meter, lama waktu charger baterai 1 Jam, serta kapasitas tank 5 liter dankecepatansiramnya3 km/jam,” terang Satria.


Ketua Program Studi D-3 Teknik Elektronika, Rony Darpono, menambahkan bahwa alat ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi saat melakukan penyiraman ataupun pemberian pestisida atau pupuk cair. Inovasi ini semakin berdampak karena saat ini para petani bawang merah kesulitan mencari tenaga kerja yang dapat melakukan pekerjaan tersebut. 

“Ini karena mahalnya upah yang harus diberikan pada pekerja, sedangkan apabila dikerjakan sendiri secara manual akan sangat menguras waktu dan tenaga,” ujar  Rony Darpono.


Perahu penyiram bawang merah digital (Digital Shallot Sprayer Boat) yang dibuat oleh mahasiswa ini juga sudah dikenalkan di berbagai kegiatan pameran teknologi tepat guna di wilayah Tegal, Brebes, Cirebon, bahkan Salatiga. 


“Harapannya inovasi ini bisa diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat,” tambah Rony. (Poltek Harber/Nan/Cecep)