Jadi MUA Hit dan Sering Viral di Media Sosial, Maulana Kebanjiran Order

Jadi MUA Hit dan Sering Viral di Media Sosial, Maulana Kebanjiran Order


Jombang, Ditjen Vokasi - Polesan makeup ala Maulana Yusul Al Muzaki (22) terpatri cantik di wajah setiap kliennya. Polesan makeup itulah yang kini bisa mewujudkan mimpi besarnya untuk menjadi makeup artist (MUA) terbaik di daerah Jawa Timur. Terlebih dengan memanfaatkan media sosial, kemampuan Maulana semakin melesat cepat bagai anak panah diketahui oleh banyak orang.


“Memang sudah main media sosial dari dulu, tapi waktu itu konten workshop make up saya yang paling viral,” Maulana bercerita tentang asal mula kontennya yang menembus 23 juta viewers


Sebelum di posisi sekarang, Maulana sudah merasakan jatuh bangun dalam mengembangkan potensinya di bidang rias. Setelah lulus pesantren, ia merasa bahwa passion-nya adalah di bidang makeup


Maulana bercerita bahwa ia memulai makeup dari nol. Modal awal belajar makeup hanyalah pouch makeup kecil hadiah dari sang Bunda. Di usia 16 tahun ia sudah memantapkan hati untuk serius di bidang rias. Pada awalnya ia mencoba makeup karakter. Lalu, ia pun merambah ke dunia tata rias pengantin dengan mengikuti kursus di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Andini, Jombang, Jawa Timur.


Ia sudah mengikuti kursus di LKP Andini untuk bidang tata rias pengantin (TRP) gaun panjang, solo putri, dan solo basahan. Setelah itu, ia melanjutkan dengan mengikuti program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) 2019 untuk bidang TRP sunda putri. 


Maulana sadar bahwa bekerja di bidang rias pengantin haruslah membutuhkan modal yang cukup banyak, seperti makeup, gaun, dan lain sebagainya. Untungnya, melalui program PKW, ia bisa mewujudkan mimpinya untuk bisa berwirausaha di bidang yang ia cintai. 


“Saya selalu menyisihkan jajan untuk uang makeup karena saya tahu harga makeup tidaklah murah,” tutur Maulana.




Bukan hanya itu, Maulana juga sempat dipandang sebelah mata mengenai profesinya. Anggapan negatif masyarakat mengenai pria yang bekerja yang menjadi MUA sudah makanan sehari-hari yang Maulana terima. Bahkan, pekerjaannya pun sempat tidak disetujui oleh kedua orang tuanya. Namun, alih-alih putus semangat, Maulana justru semakin terpacu untuk membuktikan kemampuannya.


Kini, Maulana sudah memiliki penghasilan yang fantastis. Bahkan biasanya, Maulana sudah mendapatkan orderan sampai tiga bulan mendatang.


“Alhamdulillah, saya bisa membuktikan bahwa impian yang saya pilih membuahkan hasil yang manis,” tutur Maulana.


Keterampilan riasnya bukan hanya rias adat Jawa, tetapi juga Sunda dan Bali. Berdasarkan keterampilannya itulah permintaan klien tidak hanya di daerah Jombang saja, bahkan ia pun sering mendapatkan klien sampai ke tanah Dewata, Bali. 



Kunci Sukses Maulana: Keahlian Rias dan Media Sosial


Bagi Maulana, media sosial adalah cara terbaik untuk mempromosikan usahanya. Keahlian memang nomor satu, tetapi tanpa adanya promosi dan branding, usaha akan sulit berkembang. Terbukti, kini ia sering disebut-sebut sebagai menjadi MUA hit Jombang.


Followers Instagram mencapai 112 ribu, sementara followers TikTok 1,2 juta,” tutur Maulana.



Banyaknya followers di kedua akun tersebut menandai besarnya kepercayaan orang-orang terhadap kemampuan rias Maulana. Untuk memaksimalkan akun media sosialnya, ia pun sering membuat konten setiap minggunya. 


Konten yang ditampilkan pun bermacam-macam, mulai dari aktivitas sehari-harinya menjadi MUA, tutorial makeup, sampai dengan hasil karyanya. Bahkan, ia pernah membuat konten makeup karakter yang bertemakan Dirgahayu RI. Konten-konten tersebut bisa ditemui di Instagram dan TikTok yaitu @maulana25_makeup.


Kesuksesan Maulana tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri. Ia juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang di sekitarnya. Di masa awal, ia mengelola media sosial sendiri, tetapi sekarang ia mempunya dua orang kru khusus yang membantunya menjadi admin di media sosial. Saat ini, ia mempunya total kru 16 orang yang membantunya saat merias. 


“Saya juga menerima lulusan dari LKP Andini, baik untuk magang maupun yang saat ini sudah bekerja tetap,” jelas Maulana.


Di puncak kariernya ia tetap merefleksikan diri dan selalu rendah hati menerima masukan. Saat ini ia pun menjadi instruktur di almamaternya dan bahkan membuka workshop rias sendiri yang tak pernah sepi peserta. 


Maulana adalah contoh alumni kursus rias pengantin yang sukses karena teguh mengikuti kata hati. Ia pun dapat menjadi contoh bagi peserta kursus lainnya untuk selalu berjuang dan penuh tekad untuk menggapai mimpi.



LKP Andini Kembangkan Potensi Rias di Jawa Timur



Maulana merupakan salah satu alumni LKP Andini yang memiliki kegigihan luar biasa. Menurut Niniek Kunia Pramesti selaku Pendiri dan Pengelola LKP Andini, Maulana memiliki pribadi yang haus akan belajar. 


“Bahkan setelah ikut program PKW, ia mengikuti kursus lagi, yaitu TRP solo putri berkerudung non paes, solo putri berkerudung paes, dan terakhir TRP gaun panjang berkerudung,” cerita Niniek


LKP Andini adalah LKP yang dibangun Niniek sejak 2008. Walaupun terdaftar di Dapodik dan memiliki akta di tahun tersebut, Niniek sudah membuka kursus rias pengantin sejak tahun 1990. Puluhan tahun Niniek berkecimpung di dunia rias dan turut mengembangkan potensi peserta didik di LKP-nya. 


Dengan bidang keterampilan TRP yang lengkap, LKP Andini sudah membantu ribuan alumninya untuk menjadi perias andal, termasuk Maulana. Untuk memfasilitasi peserta didik, LKP Andini memiliki teaching factory (Tefa) sebagai tempat praktik, yaitu Sanggar Andini. Di Tefa tersebut, peserta dapat memahami secara penuh seperti apa terjun langsung untuk membantu klien.


“Banyak yang kami magangkan di Tefa itu. Tefa Sanggar Andini juga cukup besar, jadi membutuhkan tenaga yang banyak,” jelas Niniek.


LKP Andini juga turut menjadi tempat uji kompetensi (TUK) untuk keterampilan rias. LKP tersebut pernah mendapatkan penghargaan 5 besar TUK terbaik di Jombang pada tahun 2022. Berdasarkan sepak terjang itulah, LKP tersebut selalu dipercaya oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mengadakan program PKW ataupun program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) setiap tahunnya. (Zia/Cecep)