Inovatif, Mahasiswa Polinema Kembangkan Alat Pengendali Hama Padi yang Ramah Lingkungan

Inovatif, Mahasiswa Polinema Kembangkan Alat Pengendali Hama Padi yang Ramah Lingkungan

Malang, Ditjen Vokasi - Inovasi dari para insan vokasi terus berkembang untuk membantu menyelesaikan persoalan di masyarakat. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) berhasil mengembangkan TATAMI, sebuah teknologi inovasi untuk mengatasi serangan hama yang merusak lahan pertanian warga di Desa Donowarih, Malang, Jawa Timur. 

 

Inovasi yang diberi nama TATAMI: Smart Repellent Sistem Anti Tiga Hama Padi Berbasis IoT dan Renewable Energy merupakan teknologi pertanian yang berfungsi untuk mengatasi serangan hama, seperti tikus, wereng, dan burung pipit yang selama ini merusak tanaman padi warga desa. Inovasi ini dikembangkan oleh tim PKM yang diketuai oleh Trio Prawiro Negoro. Anggota lain yang terlibat dalam tim ini adalah Amelia Anggraini, Rifan Tri Wahyudi  Septian Lanjar, dan M. Yazid Arkazi. Inovasi mereka di bawah bimbingan, Septriandi Wira Yoga, selaku dosen pembimbing.




Pengembangan inovasi ini bermula dari keluhan Kelompok Tani Desa Donowarih yang disampaikan oleh Ketua Kelompok tani, Suparno. Para warga umumnya mengeluhkan serangan hama yang telah mengakibatkan penurunan hasil panen padi yang cukup siginifikan.


“Biasanya warga itu bisa panen 8 kuintal padi. Namun, karena serangan hama, hasil panen menurun menjadi paling hanya 6 kuintal setiap masa panen,” kata Trio menirukan ucapan warga desa.


Para warga, lanjut Trio, selama ini terus berupaya untuk mengatasi serangan hama tersebut dengan penggunaan pestisida kimia dan juga cara mekanis. Cara mekanis tersebut berupa pemasangan perangkap untuk tikus, pemasangan orang-orangan di tengah sawah, serta dengan membuat patok-patok kayu yang tersebar di seluruh kawasan sawah dengan dihubungkan menggunakan tali dan biasanya diikatkan dengan kaleng bekas. Namun, metode ini dianggap kurang efektif dan berpotensi membahayakan kesehatan dan lingkungan. 

 

Inovasi TATAMI sendiri terdiri atas lampu UV yang dilengkapi jaring perekat yang berfungsi untuk menangkap wereng serta speaker tweeter dengan frekuensi berbeda untuk mengusir tikus dan burung pipit. 


Teknologi tersebut juga terhubung dengan internet of things (IoT). Dengan demikian, alat ini akan memungkinkan petani untuk mengendalikan perangkat dari jarak jauh melalui aplikasi TATAMI. Selain itu, TATAMI juga menggunakan panel surya sebagai sumber energi sehingga dapat beroperasi secara mandiri dan berkelanjutan tanpa memerlukan pasokan listrik konvensional. 


“Alhamdulilah, Bapak Suparno menyambut baik inovasi ini dan yakin bahwa TATAMI akan memberikan dampak positif yang signifikan pada hasil panen dan pendapatan petani,” kata Trio menambahkan.


Dengan teknologi tersebut, tim PKM Polinema telah membuktikan bahwa pengetahuan dan teknologi dapat membawa perubahan positif dalam masyarakat. (Polinema/Nan/Cecep)