Huawei-SMKN 15 Bekasi Gelar ICT Training
Jakarta, Ditjen Diksi – Seiring menggeliatnya “link and match”, Huawei bersama SMKN 15 Bekasi City menyelenggarakan ICT Training secara daring (IT) pada 9-10 Agustus 2021. Training tersebut dilakukan guna membuka wawasan bagi peserta didik SMK maupun guru untuk melihat perkembangan IT saat ini, terlebih memasuki era industri 4.0.
Guna mendukung keberhasilan tersebut Pemerintah Indonesia telah mengumumkan adanya kebutuhan sedikitnya 9 juta SDM digital di semua tingkatan pada 2030. Pemerintah juga telah menyerukan kepada seluruh pemangku kepentingan – pemerintah, dunia pendidikan, pelaku industri, pengembang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan komunitas untuk bersinergi dan menjadikan kebutuhan akan ketersediaan SDM Digital mumpuni sebagai misi bersama.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menyampaikan, training sejatinya tak hanya diikuti oleh seluruh peserta didik vokasi dengan jurusan IT, melainkan juga kompetensi keahlian lainnya. Hal tersebut guna membuka cakrawala pengetahuan peserta didik vokasi untuk menjadi bekal dalam menghadapi perkembangan IT yang begitu pesat terjadi di era yang serba digital.
“Semua harus mengikuti perkembangan IT. Dengan melakukan program ‘link and match’, seperti keselarasan kurikulum dan adanya guru tamu, pihak sekolah maupun industri dapat terus bersinergi. Semoga kolaborasi ini betul-betul menciptakan SMK lebih agile dan adaptif,” ujar Wikan.
Wikan pun berharap agar peserta didik SMK ini dapat dengan cepat terserap di industri untuk berkolaborasi, mulai dari kegiatan magang hingga perekrutan karyawan oleh industri. “Terima kasih kepada Huawei atas sinergi dan kolaborasinya. Harapannya, ini akan menginspirasi perusahaan lainnya. Semoga kegiatan ini akan menciptakan dampak nyata,” ungkapnya.
Wikan juga menyampaikan keinginannya agar Huawei tidak hanya menyentuh peserta didik SMK, akan tetapi juga dapat melebarkan sayapnya untuk membangun sinergi dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi vokasi maupun lembaga kursus dan pelatihan (LKP). Di samping itu, dirinya juga berharap agar SMK yang telah mendapatkan training dapat menularkan ilmu pengetahuan tersebut ke sekolah lainnya. “Karena kita bersatu di dalam negeri, tidak berkompetisi,” tegasnya.
Dengan pendekatan project based learning (PBL) yang membuat peserta didik dapat belajar sambil praktik di SMK, tentunya produk yang dihasilkan akan sangat bermanfaat. Karenanya, ICT Training yang diinisiasi oleh Huawei ini akan memberikan berbagai bekal pengetahuan kepada peserta didik, semisal mengenai Cyber Security dan Artificial Intelligence (AI), untuk terjun di dunia industri.
Di samping itu, serangkaian pelatihan TIK selama dua hari mencakup teknologi masa depan, termasuk 5G, AI, Big Data, dan Cloud, dengan bantuan pelatih lokal yang telah menyamai standar global Huawei untuk mengatasi kendala bahasa. Untuk lebih memperkaya perspektif pekerja masa depan di dunia yang semakin tanpa batas dan saling terkait yang difasilitasi oleh internet, peserta juga akan dilengkapi dengan kurikulum yang secara khusus berfokus pada literasi keamanan siber.
Berkenaan dengan hal itu, Tenaga Ahli Utama Kedeputian Pembangunan Manusia, Kantor Staf Presiden, Agung Hardjono menyampaikan berbagai materi yang akan dibekali kepada peserta pelatihan merupakan materi-materi yang mendukung profesi di masa depan.
“Banyak keterampilan lama yang mungkin akan tidak relevan lagi dengan kebutuhan mendatang dan oleh karena itu perlu segera diantisipasi. Ini selaras dengan laporan “The Future Job” yang dirilis oleh World Economic Forum pada akhir 2020 lalu mengenai pekerjaan yang akan menjadi tren mulai 2025 yakni spesialis Big Data, spesialis Digital Marketing and Strategy, spesialis process automatization, spesialis Transformasi Digital, Analisa Keamanan Informasi serta spesialis Internet of Things,” jelasnya.
Rangkaian program pelatihan TIK Huawei Indonesia tersebut merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk turut menyumbang 100 ribu SDM digital lokal pada tahun 2025, melalui gerakan korporasi Huawei 100K Digital Talents. Untuk mencapai target tersebut, Huawei telah bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas.
Karenanya, Director Government Affairs Huawei Indonesia, Enty Joman, menyampaikan untuk membantu menyelaraskan dengan kebutuhan nyata dunia kerja, pihaknya mendukung penuh membekali peserta didik dari berbagai lembaga pendidikan vokasi agar lebih terampil dan cakap digital.
“Lewat kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun 2019 yang telah menghadirkan manfaat bagi lebih dari 1,200 siswa pengemban pendidikan vokasional, kami bercita-cita mempersiapkan lebih dari 100 ribu SDM digital pada tahun 2025 dalam rangka mendukung transformasi digital akbar negara ini. Ini merupakan kontribusi Huawei bagi Indonesia, tempat kami telah berakar dan bertumbuh selama lebih dari 21 tahun,” pungkas Yenty.
Pada kesempatan tersebut juga dihadirkan narasumber Dwi Amanda dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang menyampaikan materi tentang keamanan cyber bertemakan “Cyber Security in the Age of the Gen Z”. “Harapannya, para peserta dapat membantu pemerintah di garda terdepan sehingga turut berkonribusi bagi keamanan cyber Indonesia,” tuturnya. (Diksi/Tan/AP)