Hari Musik Nasional, Ini Dia 4 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Diakui UNESCO
Yogyakarta, Ditjen Vokasi PKPLK – Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya. Berbagai kebudayaan berkembang dari Sabang sampai Merauke, salah satunya ialah alat musik tradisional.
Setiap daerah memiliki ciri khas alat musik yang dimainkan oleh masyarakat setempat. Masing-masing alat musik tersebut memiliki keunikan yang membuat Indonesia semakin beragam. Cintya Berlianisa Smaranada, alumnus SMKN 2 Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dulu dikenal sebagai Sekolah Menengah Musik Yogyakarta, mengatakan bahwa musik tradisional memiliki peran penting dalam sejarah dan kebudayaan bangsa, terutama alat-alat musik khas daerah yang telah diwariskan turun-temurun.
Beberapa alat musik tradisional yang berkembang di Indonesia telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Pengakuan tersebut sebagai penanda pentingnya pelestarian terhadap musik tradisional. Berikut ini empat alat musik tradisional Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan UNESCO
Angklung
Angklung adalah alat musik khas Jawa Barat yang terbuat dari bilah-bilah bambu yang disusun dan dimainkan dengan cara digetarkan atau digoyangkan. Suara yang dihasilkan berasal dari getaran tabung bambu yang tersusun dalam tangga nada tertentu. Pada tahun 2010, UNESCO menetapkan angklung sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) karena nilai sejarah dan sosialnya yang tinggi.
Gamelan
Gamelan merupakan ansambel musik tradisional yang terdiri atas berbagai instrumen, seperti gong, kendang, saron, dan bonang. Musik gamelan banyak ditemukan di Jawa, Bali, dan Lombok serta sering dimainkan dalam pertunjukan seni dan ritual adat. Pada tahun 2021, UNESCO mengakui gamelan sebagai WBTB karena peran pentingnya dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Indonesia.
Kolintang
Kolintang adalah alat musik perkusi khas Minahasa, Sulawesi Utara, yang terdiri atas bilah kayu yang disusun dan dimainkan dengan stik pemukul. Suaranya khas dan sering digunakan dalam upacara adat maupun pertunjukan musik modern. Pengakuan UNESCO pada tahun 2024 terhadap kolintang semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu aset budaya yang harus dijaga dan dikembangkan.
Sasando
Sasando adalah alat musik petik khas Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Bentuknya unik, menyerupai tabung bambu dengan dawai yang membentang di tengahnya, dan resonator berbentuk setengah lingkaran dari daun lontar. Suara yang dihasilkan sangat khas dan sering digunakan dalam upacara adat maupun pertunjukan seni. Pada tahun 2013, sasando telah diakui UNESCO karena nilai budaya dan sejarahnya yang unik.
Itu dia empat alat musik tradisional dari Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Pengakuan dunia terhadap alat-alat musik tradisional Indonesia menjadi bukti bahwa kekayaan budaya Indonesia memiliki nilai tinggi di mata dunia. Setiap tanggal 9 Maret, Indonesia merayakan Hari Musik Nasional. Momen ini menjadi penting untuk semakin mengenalkan dan melestarikan alat musik tradisional kepada generasi muda agar menjaga keberlanjutan dari kekayaan intelektual masa lampau. Selamat Hari Musik Nasional. (Aya/Arifin/Dani)