Dinilai Potensial, Kementerian ESDM Libatkan SMK untuk Program Konversi Kendaraan BBM ke Listrik

Dinilai Potensial, Kementerian ESDM Libatkan SMK untuk Program Konversi Kendaraan BBM ke Listrik

Sentul, Ditjen Vokasi - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menggandeng 200 sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia untuk mempercepat program Konversi Kendaraan Berbasis Bahan Bakar Minyak (BBM) ke listrik. Pelibatan SMK dinilai strategis mengingat potensi besar yang dimiliki oleh SMK dalam penyiapan sumber daya manusia (SDM) di bidang konversi kendaraan listrik.


Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Eniya Listiani, saat acara Kompetisi Konversi Motor Berbasis BBM ke Listrik pada Minggu (13-10-2024) di Sentul, Jawa Barat, mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah sudah bekerja sama dengan 200 SMK untuk memberikan pelatihan terkait konversi kendaraan BBM ke listrik. 


"Saat ini kira-kira sudah lebih dari 600 siswa yang sudah dilatih untuk mengkonversi kendaraan bermotor roda dua bensin menjadi listrik. Tapi, kami percaya kalau mereka sudah bisa mengkonversi kendaraan roda dua, maka mereka juga akan bisa mengkonversi  mobil,” kata Eny.


Menurut Eny, potensi SMK untuk terlibat dalam program konversi kendaraan berbasis sangat besar. Jumlah SMK dengan Teknik Kendaraan Ringan mencapai kisaran 5.833 dari sekitar 14.000-an ribu SMK. Sekolah-sekolah tersebut juga tersebar di seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga tingkat kabupaten.


“Nah, konversi bisa dilakukan oleh SMK itu sendiri, baik motor punya sekolah, atau motor punya siswa itu sendiri,” tambah Eny.


Pada kesempatan tersebut, Eny juga menyampaikan bahwa lulusan pendidikan vokasi memiliki peluang besar untuk memanfaatkan program transisi energi yang sedang digalakan pemerintah dengan menciptakan pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan atau green jobs di bidang transportasi. Salah satunya adalah melalui konversi kendaraan berbasis BBM ke listrik. Terlebih, saat ini pemerintah terus mendorong dan mempercepat konversi kendaraan berbasis BBM ke listrik. Pada 2030 mendatang pemerintah menargetkan sebanyak 13 juta kendaraan roda dua atau motor listrik konversi. 


Dari jumlah 13 juta kendaraan roda dua yang dikonversi ini terdiri atas tujuh juta kendaraan listrik baru dan enam juta kendaraan lama berbahan bakar fosil yang akan dikonversi menjadi kendaraan listrik. 


"Lulusan vokasi bisa memanfaatkan ini untuk menciptakan peluang green job di sektor transportasi dengan mengkonversi kendaraan bermotor roda dua bensin menjadi listrik. Tapi, saya yakin jika sudah bisa mengkonversi motor pasti para siswa maupun lulusan vokasi ini juga bisa mengkonversi mobil," kata Eny. 


Dengan kompetensi yang dimiliki di sekolah, lulusan SMK, lanjut Eny, bisa mengerjakan konversi kendaraan di bengkel-bengkel konversi atau bahkan membuka bengkel konversi sendiri. Para siswa maupun lulusan vokasi bisa bermitra dengan bengkel-bengkel konversi besar untuk melakukan konversi. 


"Kita harapkan skill anak-anak SMK, utamanya di bidang konversi ini  bisa diperbanyak karena ke depan kita melihat potensi green jobs untuk mendukung energi transisi itu makin banyak,” pungkas Eny. (Nan/Cecep)