Buka 4 Outlet, Kisah Alumni Program PKW Sukses Rintis Usaha Roti Bakar

Buka 4 Outlet, Kisah Alumni Program PKW Sukses Rintis Usaha Roti Bakar

Pare-pare, Ditjen Vokasi - Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) telah menjadi batu loncatan bagi banyak individu yang bermimpi untuk menjadi pengusaha sukses. Salah satu kisah inspiratif datang dari para alumni program PKW 2023 dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Satria, Pare-Pare. Mereka telah berhasil membuka empat outlet roti bakar di berbagai lokasi. 


Nurbathin bersama timnya membuka outlet Dapur Djempol setelah menyelesaikan pelatihan tata boga, khususnya bidang cake and bakery. Bagi mereka, program PKW memberikan pengalaman yang luar biasa untuk berwirausaha di bidang boga.


“Kami berempat benar-benar mulai belajar dari nol di bidang bakeri tapi berkat ikut program ini, kami jadi tahu banyak,” ujar Nurbathin mewakili teman-temannya yang lain.



Gadis 24 tahun itu pun menambahkan, bahwa ia bersama temannya pun bahkan sebelumnya tidak mengetahui perbedaan tepung protein tinggi, rendah, dan sedang. Namun, berkat pelatihan intensif bersama instruktur kompeten dari LKP Satria, mereka bisa mengejar ketertinggalan.


“Sebelumnya kami pun belum punya pekerjaan tetap. Alhamdulillah berkat ikut program PKW kami bisa merintis usaha dan punya penghasilan,” pungkas Nurbathin.


Program PKW  merupakan program prioritas dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan. Program ini melatih peserta didik di LKP dengan berbagai keterampilan sehingga nantinya dapat merintis usaha. 


Modal Dua Juta, Omzet Sampai Rp60 juta


Dalam merintis usaha, Nurbathin dan tim mendapatkan berbagai macam alat, mulai dari oven, loyang, dan juga kontainer sebagai tempat usaha. Bagi mereka, program PKW benar-benar membantu mereka untuk merintis usaha dengan modal yang minim.


“Alat-alat sudah disediakan, kami tinggal menjalankan usaha per kelompok,” tutur Nurbathin.


Untuk mengembangkan usaha lebih besar, mereka pun mengumpulkan modal dengan masing-masing Rp500. Dengan pegangan uang Rp2 juta tersebut mereka pun mencoba menentukan berbagai produk yang paling menguntungkan.


Nurbathin menjelaskan, “Sebenarnya, awalnya gak roti bakar aja, tetapi ada juga pizza. Namun, setelah kami pikir, usaha roti bakar sangat cocok dengan bahan dan alat yg sudah dibagikan ke kami dan keuntungannya lebih banyak.”


Keunggulan roti bakar Dapur Djempol menurut Nurbathin adalah roti yang dibuat homemade sehingga lebih empuk dan menggunakan bahan premium. Berbeda dengan roti yang dibeli dari pasar yang teksturnya tergolong lebih keras. Selain itu, mulai dari Rp10 ribu, pembeli pun dapat menikmati roti bakar dengan berbagai topping. 


“Usaha kami sudah jalan kurang lebih 5 bulan dengan 4 cabang secara bertahap,” ujar Nurbathin.


Dari usaha tersebut, mereka pun sudah mendapatkan omzet mulai dari Rp60-70 juta setiap bulan. Setelah modal Rp2 juta di awal, Nurbathin dan tim sudah tidak pernah pakai modal pribadi karena selanjutnya mereka menggunakan keuntungan penjualan untuk biaya operasional. 


Lika-liku Pertahankan Usaha


Berdasarkan penjelasan Nurbathin, tim mereka membagi job desk masing-masing sehingga usaha dapat berkembang lebih cepat. Dengan memiliki latar belakang di digital marketing, Nurbathin bertugas menjadi digital marketer yang mengelola konten media sosial. Selain itu, ada pula Yusran sebagai CEO, Asfian yang bertanggung jawab pengelolaan outlet, serta Haswiah di bagian produksi. 


“Kalau omzet lagi turun, kami pun menggunakan fitur iklan/ads di Instagram. Selain itu, kami membuat konten-konten yang menarik,” tutur Nurbathin.


Walaupun banyak perbedaan pendapat, mereka pun tetap kompak untuk menjalankan usaha. Bagi Nurbathin, itu adalah tantangan sebagai pengusaha yang harus diatasi. Berbekal program PKW yang berfokus pada menumbuhkan jiwa kewirausahaan, mereka dapat mengembangkan rintisan usaha dengan semangat pantang menyerah.


“Di PKW kami pun diajarkan cara mempertahankan usaha, pengelolaan keuangan dan pinjaman. Itu adalah bekal untuk mempertahankan usaha,” ungkap Nurbathin.


Walaupun masih berumur jagung, tapi kesuksesan rintisan usaha mereka menjadi motivasi bagi anak muda di Pare-pare. Mereka pun sudah pernah diliput oleh TV lokal terkait rintisan usaha. Ke depan, mereka ingin membuka franchise dan kini sedang dalam pengurusan sertifikat BPOM. (Zia/Cecep)