Browncafies: Kreasi Kuliner Khas SMKN 3 Magelang yang jadi Primadona Masyarakat

Browncafies: Kreasi Kuliner Khas SMKN 3 Magelang yang jadi Primadona Masyarakat

Magelang, Ditjen Vokasi – Kuliner adalah salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Ada berbagai jenis kuliner yang dapat ditemukan dan setiap kuliner pun mengalami perkembangan sehingga jenis-jenis kuliner pun selalu bertambah. 


Melihat peluang ini, SMKN 3 Magelang, Jawa Tengah melalui Konsentrasi Keahlian Tata Boga, pun kembali menunjukkan kebolehannya dalam mengkreasikan kuliner, khususnya di bidang kue dan pastry.


Berbagai olahan kue buatan siswa SMKN 3 Magelang memiliki rasa yang unik dan lezat, salah satunya ialah Browncafies. Browncafies adalah brownies yang dibuat dari tepung modified of casava flour (Mocaf).


Produk kue berbahan dasar tepung singkong ini tidak hanya mencuri perhatian di kalangan pelajar, tetapi juga telah menarik minat masyarakat luas. Tidak hanya lezat, kandungan tepung Mocaf dalam produk ini juga bagus untuk tubuh. Tepung Mocaf memiliki kandungan kalsium, fosfor, dan serat yang lebih tinggi dibandingkan dengan tepung terigu. Tepung Mocaf mengandung hormon fitoestrogen yang berfungsi untuk mencegah menopause. Selain itu, tepung ini juga memiliki kandungan gula yang lebih rendah sehingga baik dikonsumsi penderita diabetes, autis, dan celiac disease.


Guru Konsentrasi Keahlian Tata Boga, SMKN 3 Magelang, Sharika Hesti Luwih, menyampaikan bahwa Browncafies merupakan salah satu produk unggulan SMKN 3 Magelang yang bisa dibeli melalui kafe SMKN 3 Magelang. 


Melalui kegiatan teaching factory (Tefa), para siswa diajarkan cara mengembangkan ide kuliner kreatif, mulai dari perancangan produk hingga pemasarannya. Selain memberikan pengalaman praktis kepada siswa, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi siswa untuk menunjukkan kreativitas di bidang kewirausahaan. 


“Kami mencoba menghadirkan suasana industri dalam setiap proses produksi. Siswa bisa belajar bahwa jika terjun dalam dunia industri, disiplin, teliti, cekatan, dan kerja sama itu penting untuk menghasilkan produk kuliner yang berkualitas,” ucap Sharika 


Sementara itu, Maria Amadea Lintang, siswa Konsentrasi Keahlian Tata Boga, SMKN 3 Magelang, menyampaikan bahwa membuat kue adalah seni menyalurkan perasaan. Setiap proses adalah pembelajaran yang dapat meningkatkan keahliannya, baik dalam memasak maupun meihat peluang pasar kuliner. 


“Saya memang suka memasak apalagi membuat kue seperti ini. Dalam membuat kue ada banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari waktu, bahan, dan teknik pembuatannya sehingga nanti kue yang dihasilkan bisa sesuai dengan harapan,” ucap Lintang. (Aya/Cecep)