Berkat IISMA, Anak Petani Ini Berangkat Kuliah di Korea

Berkat IISMA, Anak Petani Ini Berangkat Kuliah di Korea

Palembang, Ditjen Vokasi - Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan  tekad Agil Abbiyu untuk bisa mengenyam pendidikan terbaik. Melalui program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), jalan hidup akhirnya membawa anak petani ini bisa merasakan belajar di luar negeri, sebuah kesempatan langka yang banyak diimpikan oleh banyak orang. 


Jika tidak ada aral melintang, Agil akan berangkat ke Korea Selatan pada pertengahan Agustus mendatang. Di negeri ginseng tersebut, Agil akan belajar di Daegu Catholic University selama satu semester. Ia akan belajar tentang ilmu perhotelan, seperti hotel case study, hotel customer behaviour, dan tourism product planning. Agil juga akan belajar di kelas bahasa Korea.


“Sebenarnya kampus ini (Daegu Catholic University, red) merupakan pilihan kedua, yang pertama di Ulsan. Akan tetapi, ini sudah  alhamdulillah, karena ini merupakan beasiswa impian yang sudah saya ikrarkan satu tahun sebelum IISMA 2023,” kata Agil. 


Perjuangan Agil untuk mendapatkan beasiswa IISMA ini sendiri tidak mudah. Kisah perjuangan Agil untuk meraih pendidikan terbaik bahkan sejatinya sudah dimulai sebelum ia masuk Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri), Sumatra Selatan.


“Saya dari keluarga petani sederhana. Jadi, untuk melanjutkan kuliah saja saya harus berjuang agar dapat beasiswa dan bisa kuliah gratis,” kata Agil yang merupakan mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis, Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, Polsri. 


Meskipun berasal dari keluarga sederhana, kedua orang tua Agil senantiasa memberikan semangat dan dukungan penuh agar Agil bisa terus menuntut ilmu setinggi-tingginya. Kedua orang tua Agil ingin putra sulung mereka ini bisa mengubah nasib dan mengangkat martabat keluarga dengan pendidikan yang baik. 


“Keluarga (orang tua, red) percaya bahwa dengan pendidikan yang baik maka akan mampu membuka harapan dan peluang-peluang yang baik untuk menggapai cita-cita yang kita inginkan,” kata Agil. 


Oleh karena itulah, tak mengherankan jika Agil akhirnya tumbuh dengan semangat belajar yang tinggi. Ia pantang menyerah untuk mengejar pendidikan terbaik. 


Semangat dan tekad itulah yang akhirnya berhasil mengantarkan Agil  mendapat beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) untuk melanjutkan pendidikan di Polsri. Sayangnya modal beasiswa saja juga tidak cukup karena anak sulung dari tiga bersaudara ini juga harus berjuang untuk ekonomi keluarganya. 


Alhasil, Agil juga harus kerja keras mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari, mulai dari  menjadi guru privat dan les bahasa Inggris untuk anak-anak SD dan SMP di desa hingga menjadi marbot di masjid. Agil tercatat pernah menjadi marbot di Al-Mukmin di Perumahan Dian Regency Palembang. Hal itu dilakukan sembari berkuliah. 


Siapa sangka, pengalaman-pengalaman tersebutlah yang telah membentuk tekad dan memotivasi Agil untuk terus maju. Kesempatan untuk bisa menuntut ilmu melalui beasiswa IISMA pun tidak ia lewatkan. Sejak setahun lalu Agil mulai mempersiapkan diri untuk lolos dalam program ini. 


“Ini merupakan beasiswa impian. Dengan IISMA ini, saya ingin membuktikan bahwa anak yang berasal dari keluarga sederhana juga bisa berkuliah dan mengenyam pendidikan di luar negeri,” kata Agil yang tak lupa untuk meminta doa restu dari kedua orang tuanya sebelum mengikuti IISMA.


Diakui Agil, tahapan untuk memperoleh awardee IISMA 2023 bukanlah tahapan mudah dan singkat untuk dilalui. Mulai dari seleksi administrasi sampai dengan proses wawancara yang panjang dirasa Agil membutuhkan usaha yang besar untuk melewatinya. 


“Ini bukanlah akhir, melainkan awal perjalanan. Semoga semua proses dari pra-keberangkatan sampai dengan pelaksanaan pendidikan yang akan berlangsung di negara Korea Selatan nantinya dimudahkan dan dilancarkan segala urusan ke depannya,” kata Agil.


Agil berharap, di Korea nanti ia bisa memperkaya ilmu dan pengetahuannya di bidang perhotelan, utamanya tentang apa dan mengapa bidang hospitality di Korea bisa maju. Ia juga ingin membagikan ilmu dan pengalamannya kepada adik-adik tingkat di kampus serta mengedukasi orang-orang disekitar. 


“Saya ingin seperti membuat seminar atau sharing session bahwa background keluarga tidak dapat menghentikan kita bermimpi mencapai cita-cita selagi kita menekuninya,” ujar Agil. (Polsri/Nan/Cecep)