Bekal SMK dan PKW, Antar Herlin Usaha Tenun
Kupang, Ditjen Vokasi – Bukan sekadar langsung bekerja di industri, lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) kini banyak yang tercatat telah menjadi wirausaha sukses. Salah satu yang berbinar muncul dari timur Indonesia, yakni dari sosok Herlin Rato.
Jebolan SMK Negeri 4 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tahun 2021 bersama empat rekannya tersebut tercatat telah merintis usaha tenun bertitel Community Tenun Millenials. Tak hanya memproduksi kain tenun Sotis dari berbagai jenis motif yang ada di NTT, mereka juga membuat berbagai jenis suvenir, seperti masker, gelang, anting-anting, kalung, dan gantungan kunci yang berbahan dasar kain tenun.
Herlin mengaku, pengalaman yang diperoleh selama SMK, plus mengikuti program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang didanai Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, telah memberikannya bekal pengetahuan, keterampilan, serta menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan di sekitarnya.
Tak hanya itu, Herlin bersama rekan-rekan juga mendapatkan modal usaha untuk merintis usaha di bidang tenun. "Usaha ini kami rintis pada tahun lalu setelah tamat dari SMK. Kami juga mendapat tambahan pengetahuan dan modal usaha dari program PKW," jelasnya, seperti dikutip victorynews.
Hasil produksi tenun maupun suvenir besutan Herlin dan rekan-rekannya dipasarkan dengan harga yang relatif murah, yakni sekitar Rp350-800 ribu untuk selimut atau sarung tenun, sedangkan untuk suvenir dijual sekitar Rp25-100 ribu.
"Hasil penjualan kami bagi bersama untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Sisanya masuk di kas untuk kebutuhan produksi, seperti benang," tutur Herlin.
Selain itu, perempuan asal Pulau Sumba itu juga memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT, yang memiliki Jurusan Tenun guna mengembangkan bakat dan talenta menenunnya. "Kami memang punya keinginan untuk membuka usaha yang besar, tetapi masih terkendala dana. Namun, target kami ke depan ingin membuka (usaha) lebih besar lagi," ujarnya.
Hadir di Dekranasda
Selain memiliki desain dan produksi griya batik dan tekstil, SMKN 4 Kupang juga tercatat memiliki kompetensi keahlian lainnya, yakni Desain dan Produksi Griya Kayu dan Rotan, Desain Interior dan Teknik Furnitur, Desain Komunikasi Visual, serta Teknik Komputer Jaringan. Bahkan, hasil karya tenun sekolah ini sempat tampil dalam festival Jakarta Fashion & Food Festival (JF3) yang digelar 1-11 September 2022 di Jakarta.
Tak heran, Kepala SMKN 4 Kupang, Semy Ndolu pun mengaku bangga sekolah yang digawanginya ikut serta dalam festival mode terbesar di Indonesia yang mengusung tagar CulturalDiversity sebagai dukungan terhadap keragaman budaya di Indonesia tersebut. “SMK Negeri 4 Kupang turut berbangga. Ini dikarenakan kami dilibatkan dalam ajang kegiatan JF3, khususnya jurusan fashion, ikut menampilkan bakat mereka melalui fashion dan tekstil,” tuturnya.
Sebagai informasi, JF3 diselenggarakan sejak tahun 2004 oleh Summarecon dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ajang ini juga menggandeng para pelaku mode dan kuliner tanah air skala kecil dan menengah. (Diksi/AP/NA)