Bantu Lestarikan Alam, SMKN 5 Kupang Kembangkan Produk Berbasis Tenaga Surya

Bantu Lestarikan Alam, SMKN 5 Kupang Kembangkan Produk Berbasis Tenaga Surya

Kupang, Ditjen Vokasi – Alam sejatinya telah memberikan segala yang diperlukan manusia untuk bertahan hidup. Sebagai manusia sudah sepatutnya berterima kasih dengan menjaga kelestarian lingkungan yang kita tinggali. Hal ini menjadi latar belakang SMKN 5 Kupang untuk terus menciptakan alat dengan energi terbarukan yang tentunya ramah lingkungan.

SMKN 5 Kupang merupakan salah satu SMK Pusat Keunggulan (PK) yang terletak di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Program Pusat Keunggulan yang diterima memberikan dampak yang begitu besar bagi SMKN 5 Kupang. Kepala SMKN 5 Kupang, Safirah Cornelia Abineno, mengungkapkan bahwa adanya program ini membuat SMKN 5 Kupang lebih mengerti dan terbiasa dengan budaya kerja. 

“Budaya kerja membuat kami lebih berbudaya dan jadi lebih terbiasa sehingga mindset kami pun berubah untuk menghasilkan hal yang bermanfaat, baik untuk siswa, guru, dan masyarakat,” ujar Safirah.

Bantuan yang didapatkan SMKN 5 Kupang dari tahun 2020 berupa peralatan dan dua ruang praktik siswa, penguatan soft skill dengan mendatangkan guru tamu dari industri, pendampingan dari universitas, magang bagi guru dan siswa berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) SMKN 5 Kupang.

“Kami dapat pendampingan dan kesempatan magang ke pusat energi UGM. Hal ini menjadi pemantik guru dan siswa lain berlomba-lomba untuk magang dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya di luar,” ucap Safirah.

Ilmu-ilmu yang didapatkan siswa kemudian diterapkan melalui kegiatan teaching factory (Tefa). Siswa SMKN 5 Kupang menciptakan alat berbasis ramah lingkungan dengan memanfaatkan tenaga surya, seperti gerobak bakso tenaga surya, lampu taman, dan charger HP tenaga surya. 


Pembuatan produk-produk tersebut memakan waktu dua minggu. Lamanya waktu produksi bergantung pada proses pengiriman bahan-bahan yang dibeli dari Bandung. Apabila bahan untuk produksi telah siap, kemudian siswa SMKN 5 Kupang mulai merangkainya untuk menjadi produk siap jual seperti gerobak bakso tenaga surya. Produk-produk yang dibuat oleh siswa SMKN 5 Kupang telah dijual untuk umum dan rata-rata pembelinya berasal dari pelaku UMKM, seperti UMKM Bakso Malang Hopeng Nunusui. 

Selain dipesan oleh pelaku UMKM, gerobak tenaga surya juga dipesan oleh pemerintah daerah. Terdapat tiga jenis gerobak yakni gerobak premium, menengah, dan kecil. Masing-masing dibanderol dengan harga mulai dari 11 juta hingga 16 juta. Hasil penjualan ini kemudian diolah oleh unit produksi.

Sebagai bentuk komitmen SMK Membangun Desa, SMKN 5 Kupang terus berinovasi dengan mengembangkan lampu taman dan charger HP tenaga surya. Produk tersebut akan dipasang di tempat pariwisata atau tempat-tempat umum di Kabupaten Kupang untuk menyiasati listrik mati. 

“Inovasinya baru itu sambil melihat pasar, beriringan dengan pembelajaran. Kami akan terus berinovasi sesuai dengan kebutuhan,” terang Safirah. 

Pembuatan peralatan bertenaga surya ini menjadi salah satu bentuk kepedulian SMKN 5 Kupang dalam melestarikan lingkungan dan bentuk dukungan terhadap program Gubernur Nusa Tenggara Timur yang menyerukan penggunaan energi terbarukan.

Masih menurut Safirah, manfaat dari alat-alat tenaga surya ini adalah untuk membantu UMKM dalam mengurangi tagihan listrik. Selain itu, alat-alat berbasis tenaga surya juga bisa dijadikan sebagai alternatif untuk pencadangan listrik karena energi listrik dari panel surya akan disimpan dalam baterai yang bisa digunakan sewaktu mati listrik. Tujuan utama dari penggunaan alat bertenaga surya ini adalah untuk membantu mengurangi krisis pemanasan global karena listrik yang dihasilkan oleh tenaga surya ini bersih dan tidak menimbulkan polusi polusi udara atau disebut green energi.

“Adanya gerobak tenaga surya ini membuat pelaku UMKM tidak perlu repot-repot memikirkan listrik harus nyalur di mana supaya gerobak mereka terang. Tidak hanya itu, penempatan lampu taman tenaga surya dan charger tenaga surya juga dapat dijadikan solusi apabila sedang mati listrik. Selain itu, penggunaan energi yang ramah lingkungan juga membuat polusi udara jadi bersih,” pungkas Safirah. (Aya/Adi Sutrisno)