Bangun ‘Ijon-Ijon’, Guntur Bangga Ikut Melestarikan Warisan Budaya
Miliki passion di bidang perkapalan, Guntur berharap dapat menjadi teknisi kapal andal seiring kemajuan ilmu dan teknologi.
Lamongan, Ditjen Vokasi – Keinginan menjelajahi lautan sejatinya telah terbenam dalam diri Guntur Adi Prayoga. Siswa kelas XII Jurusan Desain Rancang Bangun Kapal (DRBK), SMKN 3 Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ini pun tak pernah menyangka dirinya terlibat untuk membangun sebuah kapal laut bertitel Ijon-Ijon. Terlebih, acara “pelunasan kapal” tersebut dilakukan bersamaan dengan kapal Pencalang besutan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) yang dihadiri oleh Dirjen Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, di Lamongan, beberapa waktu lalu.
Alhasil, tantangan ide dari Rosyid College berupa desain kapal Ijo-Ijon pun mulai dikerjakan sekitar dua bulanan lalu oleh Guntur beserta tim untuk pembuatan kapal, mulai dari desain yang dapat dimengerti oleh semua orang, perancangan, hingga pembuatan kapal. “Hingga akhirnya dibuat juga 3D modelling,” jelasnya.
Guntur bersyukur dirinya termasuk siswa yang dipilih dari hasil seleksi tim yang akan menggawangi pembuatan kapal Ijon-Ijon. “Kami lalu dibagi dua tim, yakni tim desain dari Jurusan DRBK dan craftsman dari Jurusan Interior Kapal. Adapun totalnya sebanyak 25 siswa,” tuturnya.
Guntur menjelaskan, bahan kayu kapal sendiri berasal dari pulau Madura, sedangkan pengerjaannya dilakukan di bengkel interior kapal di sekolah. “Yang mengerjakan siswa dengan dibantu tim craftsman dari pembimbing,” ujarnya.
Ijon-Ijon sendiri, tambah Guntur, merupakan kapal tradisional dari Lamongan. Kapal Ijon-Ijon yang dibangun oleh para siswa SMKN 3 Buduran ini memiliki ukuran panjang seluruhnya 12,25 meter, dengan lebar 3,5 meter dan tinggi1,5 meter. “Jadi, kami diminta membangun kapal guna melestarikan budaya kapal tradisional tersebut agar tidak punah,” katanya bangga.
Berbeda dengan kapal sejenisnya, jelas Guntur, kapal Ijon-Ijon memiliki dua jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Jenis laki-laki memiliki stem (garis sisi depan haluan) tinggi, sedangkan perempuan memiliki stem pendek. “Pembangunan kapal yang menggunakan kayu jati ini ditargetkan selesai pada 4-5 bulan ke depan,” ujarnya.
Membangun kapal, bagi Guntur, memang sebuah pekerjaan yang sesuai dengan passion dirinya yang bercita-cita menjadi teknisi kapal hingga akhirnya memilih pendidikan di SMK. “Saya memilih SMK karena lebih kreatif dan dapat langsung berguna bagi masyarakat,” ujarnya.
Alhasil, siswa asli Bojonegoro ini pun mengaku sangat senang turut ikut serta membangun kapal Ijon-Ijon. “Apalagi, ini sesuai dengan cita-cita saya untuk dapat berkecimpung di dunia perkapalan. Saya pun berkeinginan melanjutkan studi perkapalan di politeknik atau ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya),” tuturnya.
Pertajam Kompetensi
Menurut Kepala SMKN 3 Buduran, Eko Budiagus, pembangunan kapal yang melibatkan siswa SMK Pusat Keunggulan (PK) ini akan mempertajam kompetensi mereka dalam mengerjakan sebuah produk dari nol hingga berbentuk kapal. “Jadi, dengan pembuatan kapal ini mereka dapat melihat bahwa sebenarnya daerah Jawa Timur memiliki kapal khas tradisional peninggalan nenek moyang yang masih dilestarikan sampai sekarang serta masih digunakan masyarakat,” ujarnya.
Eko berharap, ke depannya siswa tidak hanya akan menjadi sekadar tukang yang membuat kapal. Namun, “Ke depan, ‘saya’ akan membuat kapal yang seperti apa,” tuturnya.
Eko pun berkisah bahwa para siswa memiliki antusiasme yang tinggi dalam mengerjakan pembuatan kapal. “Ini merupakan perwujudan project based learning (PBL) karena ada permintaan dari luar untuk dikerjakan. Semua siswa pun terlibat, mulai dari jurusan desain kapal, interior kapal, maupun permesinan kapal,” ujarnya.
Eko pun tak menampik adanya tantangan dari para siswa yang dituntut harus mandiri. “Dari yang biasanya berasal dari guru, para siswa kini juga harus turut serta menggali ide atau gagasan beserta cara pemecahannya. Tantangan ini lebih besar dari sekadar belajar di kelas,” tuturnya.
Melalui pembangunan kapal yang berasal dari dana pemadanan SMK PK ini, Eko pun berharap, para siswa dapat menumbuhkan minat turut melestarikan potensi besar bahari yang dimiliki Indonesia. “Produksi kapal kayu pertama ini (Ijon-Ijon) direncanakan akan diperuntukkan bagi wisata bahari dengan menggandeng perusahaan wisata lainnya. Sebelumnya kami telah membuat speedboat aluminium,” pungkasnya. (Diksi/AP/NA)