Wujudkan Kemandirian Siswa, SLBN Cipatujah Kembangkan Program Vokasi Tata Boga
Tasikmalaya, Ditjen Vokasi PKPLK - Memanfaatkan potensi lokal yang melimpah, Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Cipatujah, Tasikmalaya, Jawa Barat mengembangkan program vokasi untuk para peserta didiknya. Kehadiran program ini diharapkan dapat mendorong kemandirian para peserta didik setelah lulus sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.
Kepala SLBN Cipatujah, Endang Rubiandini, mengatakan bahwa salah satu program vokasi yang dikembangkan di sekolahnya adalah tata boga. Dari program ini, para peserta didik yang merupakan anak-anak berkebutuhan khusus dilatih untuk membuat produk dari rumput laut berupa nori dan kerupuk rumput laut.
“Kami memilih program vokasi tata boga karena melihat potensi yang ada di Cipatujah yang merupakan daerah pesisir pantai,” kata Endang.
Sebagai daerah pesisir, lanjut Endang, Cipatujah memiliki potensi rumput laut yang sangat melimpah. Hal inilah yang kemudian membuat pihak sekolah memutuskan program vokasi tata boga produksi nori dan kerupuk rumput laut.
Selain olahan rumput laut, SLBN Cipatujah juga menginsiasi pengolahan tata boga dari potensi pertanian di daerah tersebut.
“Kami juga ada produk olahan, seperti keripik, cabai kering, dan sebagainya. Semua diproduksi oleh siswa,” kata Endang.
Masih menurut Endang, strategi penerapan pendidikan vokasi di SLBN Cipatujah dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan peserta didik.
“Kemudian kami melihat potensi yang ada di sekolah dan daerah,” tambah Endang.
Menurut Endang, pengembangan program vokasi di SLBN Cipatujah tidak hanya mampu meningkatkan keterampilan peserta didik yang umumnya merupakan anak-anak dengan disabilitas tunarungu, tetapi juga mampu mengembangkan kepercayaan diri serta kemandirian bagi para peserta didik.
“Seluruh tahapan dan tata cara pengolahan dilakukan seluruhnya oleh para siswa, mulai dari awal sampai proses pengemasan produk siap jual,” kata Endang.
Terkait dengan bahan baku, bahan baku rumput laut digunakan dengan melibatkan warga sekitar serta pada alumni. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan keterampilan, tetapi juga mampu memberdayakan masyarakat setempat.
“Dengan program ini mereka akan mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja dan siap untuk menjadi mandiri. Diharapkan melalui pembekalan keterampilan tersebut, tidak hanya membantu anak berkebutuhan khusus mencari lapangan pekerjaan, berkolaborasi dengan orang lain, namun dapat membuat lapangan pekerjaan untuk orang lain,” tambah Endang. (Nan/Cecep)