Wamendikdasmen Tekankan Penguatan Soft Skill dalam Pembelajaran AI dan Coding di SMK
Jakarta, 17 Desember 2024 – Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di era digital, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pengembangan Pembelajaran Artificial Intelligence (AI) dan Coding di jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK). Kegiatan ini berlangsung pada 16 s.d. 18 Desember 2024 di Jakarta.
Saat ini, integrasi AI dan coding ke dalam kurikulum merupakan salah satu program pemerintah untuk memperkuat pendidikan STEM (science, technology, engineering, and mathematics) di Indonesia. Namun demikian, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menekankan bahwa AI dan coding bukan hanya tentang keterampilan teknis (hard skill) dalam mengoperasikan teknologi, tetapi juga soft skill peserta didik.
“Bagi saya, hal mendasar bagi saya adalah bagaimana kita membekali soft skill para siswa. Penting untuk melatih anak-anak kita agar terbiasa dengan satu proses dengan tekun, agar mereka bisa mencari solusi dari persoalan secara efektif dan efisien,” ucap Wamen Fajar dalam sambutannya di Jakarta, Senin (16/12).
Lebih lanjut, Wamen Fajar juga menyampaikan terkait penguatan kewarganegaraan digital.
“Kewarganegaraan digital adalah kemampuan menggunakan teknologi secara etis, aman, dan bertanggung jawab. Kita mengapresiasi perkembangan teknologi. Namun, kita juga harus memastikan manusia tetap menjadi pengendali teknologi. Pendidikan harus memperkuat mentalitas dan nilai etika siswa dalam menggunakan teknologi,” ujarnya.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, juga menekankan pentingnya adaptasi dan inovasi dalam pendidikan di era kecerdasan buatan.
“AI dan coding bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk membantu siswa mencapai kompetensi abad ke-21, seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, kreativitas, dan kolaborasi. Kompetensi ini sangat relevan untuk menghadapi dunia yang terus berubah,” ujar Tatang.
Pemerintah mencanangkan program untuk memasukkan AI dan coding sebagai bagian dari mata pelajaran di semua jenjang pendidikan, termasuk SMK. Untuk mendukung implementasi ini, diperlukan penyelarasan kurikulum sebagai kerangka dasar.
Diskusi Kelompok Terpumpun ini melibatkan 50 peserta, termasuk unsur Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, unsur Balai Besar/Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi, praktisi, tenaga ahli, serta akademisi. Para peserta memiliki keahlian di bidang AI dan coding sehingga diharapkan dapat merumuskan langkah konkret untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam pendidikan SMK.
Dengan upaya ini, Kemendikdasmen berharap generasi muda Indonesia dapat memiliki keterampilan yang relevan dan menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas, bertanggung jawab, dan mampu memanfaatkan teknologi secara bijaksana.
Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 640/sipers/A6/XII/2024