Bantu UMKM, Tim Inovokasi Poliban Buat Alat Pelebur Logam Berbahan Bakar Limbah Kayu
Banjarmasin, Ditjen Vokasi - Tim Inovokasi Kreatif Mitra Vokasi (Inovokasi) Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) menciptakan alat pelebur aluminium dengan pellet dari limbah kayu sebagai bahan bakar alternatif. Inovasi ini membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang peleburan logam yang ada di Kecamatan Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Di Kecamatan Daha Utara banyak ditemukan para pembuat baling-baling kapal. Mereka membutuhkan bahan bakar kayu bakar untuk menunjang proses peleburan logam dalam pembuatan baling-baling. Biasanya warga menggunakan kayu ulin sebagai bahan bakar peleburan logam.
Namun, harga kayu ulin yang semakin langka dan sulit didapat membuat harga kayu ulin naik dan membuat pelaku UMKM kewalahan dengan biaya produksi yang tinggi.
Hal itu mendorong sejumlah dosen dan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Banjarmasin yang tergabung dalam Tim Inovokasi Kreatif Mitra Vokasi menciptakan alat pelebur aluminium dengan pellet dari limbah kayu sebagai bahan bakar alternatif.
“Kita menggunakan serbuk kayu sebagai bahan bakar dalam proses pengecoran logam, pemanfaatan serbuk kayu ini sebagai bahan bakar dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi ketergantungan pada arang kayu ulin yang semakin langka dan mahal,” tutur Teguh Suprianto, dosen Teknik Mesin yang juga tergabung dalam Tim Inovokasi Poliban.
Menurutnya, adanya alat ini dapat membantu masalah pembiayaan produksi UMKM Makuba. Di samping itu, penggunaan serbuk kayu bisa mengurangi deforestasi dan degradasi lingkungan.
“Ada beberapa tahapan yang kita lakukan, diantaranya pengolahan limbah kayu menjadi pellet lalu pembuatan alat tungku pembakaran (burners) pellet, setelah burner selesai, kita melakukan uji kelayakan untuk memastikan burner dapat digunakan sebagai alat peleburan alumunium,” jelasnya.
Teguh mengatakan bahwa saat ini mitra masih menggunakan alat peleburan dengan sistem terbuka, yang menyebabkan banyaknya energi panas tidak sepenuhnya diarahkan ke logam yang dilebur sehingga menyebabkan penggunaan bahan bakar kurang efisien.
“Sedangkan alat peleburan kita ini menggunakan sistem tertutup, dan berhasil meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dan memaksimalkan pemanfaatan energi panas, jadi jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk mencapai suhu tertentu dapat dikurangi,” ujarnya.
Disisi lain, rasa syukur dan senang diungkapkan Ahmad Gazali selaku pemilik UMKM Makuba. Ia mengatakan bahwa dengan adanya alat tersebut sangat membantu pembiayaan produksi jadi lebih hemat.
“Alhamdulillah, untuk bantuan alat yang dibuat oleh Tim Inovokasi Poliban sangat membantu kami, terutama dari segi efisiensi bahan bakar jadi lebih hemat, biasanya arang yang kami gunakan harganya 50–60 ribu per karung, nah kalau alat dari Poliban pakai kayu sisa pabrikan sehingga bisa gratis atau tergantung kesepakatan ditempat,” ucapnya.
Pak Zali, begitu sapaannya juga mengatakan, selain hemat, proses pembakaran pun jadi lebih cepat dan efisien.
“Kemarin ada dua jenis bahan pellet, yang jenis pertama lebih banyak sisa debu yang dihasilkan dan lebih cepat habis. Nah, jenis yang kedua yang lebih baik hemat bahan bakar dan cepat panas,” Pak Zali menjelaskan. (Poliban/Nan/Cecep)