Tingkatkan Produktivitas UKM, Dosen PNK Latih Digitalisasi untuk Pelaku UKM di Kupang

Tingkatkan Produktivitas UKM, Dosen PNK Latih Digitalisasi untuk Pelaku UKM di Kupang

Kupang, Ditjen Vokasi - Dalam upaya mendorong kemajuan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tim dosen Politeknik Negeri Kupang (PNK) menggelar pelatihan manajemen keuangan dan kewirausahaan untuk UKM Kota Kupang. Pelatihan yang ditujukan untuk kelompok usaha tenun yang menggunakan bahan alami dan ramah lingkungan ini menjadi bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk Program Inovasi Kreatif Mitra Vokasi (Inovokasi).


Kegiatan yang berlangsung di Hotel Sahid T-more ini dipimpin oleh Ketua PKM, Edwin P. D. Hattu, bersama dengan anggota tim, yaitu Petrisia W. Sudarmadji dan Septiasakalini Dioh. Kegiatan ini melibatkan UKM Mata Tulu Deo sebagai UKM yang selama ini banyak memproduksi tenun dan berfokus pada penggunaan bahan alami yang ramah lingkungan untuk aktivitas produksinya.


Menurut Edwin P. D. Hattu, tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi transformasi teknologi tepat guna dan meningkatkan keterampilan pemasaran digital pada kelompok UKM yang memproduksi tenun serat kapas dengan pewarna alami.


“Kegiatan ini juga bertujuan untuk mempercepat pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi melalui penguatan ekosistem kemitraan antara PNK dan UKM Mata Tulu Deo,” ujar Edwin.


Ia juga menambahkan bahwa program ini berupaya mengimplementasikan hasil penelitian untuk membantu hilirisasi dan transfer teknologi yang dapat berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi mitra.


Masih menurut Edwin, dari hasil pembicaraan langsung dengan UKM, ia dan timnya menemukan sejumlah permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra UKM, yaitu Mata Tulu Deo terletak pada aspek produksi, manajemen usaha, dan pemasaran. 


“Kami fokus untuk memperbaiki proses produksi, pengelolaan usaha, hingga pengemasan produk agar produk mereka dapat bersaing di pasar yang lebih luas,” ujarnya. 


Di sisi produksi, UKM tersebut menghadapi kendala dalam proses pewarnaan alami menggunakan akar mengkudu, yang memakan waktu hingga 9 jam. Kendala keterbatasan teknologi ini menghambat efisiensi produksi, sementara produk tenun yang bernilai tinggi hanya dikemas dengan plastik sederhana yang tidak sesuai dengan harga jual yang mencapai jutaan rupiah.


“Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mitra tentang desain logo, model pengemasan yang menarik, dan pengoperasian teknologi tepat guna," ujar Edwin, menambahkan bahwa pembekalan dalam desain dan pengemasan yang lebih baik menjadi langkah penting untuk meningkatkan daya saing produk di pasar.


Dalam hal manajemen usaha, mitra masih menggunakan sistem pencatatan manual yang berisiko menghambat pertumbuhan bisnis. Oleh karena itu, program PKM ini bertujuan untuk membekali mitra dengan keterampilan manajemen bisnis yang lebih baik, mulai dari perencanaan hingga evaluasi berkala. Sementara itu, dalam aspek pemasaran, UKM tersebut masih mengandalkan penjualan langsung di rumah dan kebun kapas.


"Pelatihan dalam menggunakan jejaring sosial dan pemasaran digital menjadi fokus utama guna memperluas jangkauan pasar," ujar Edwin, yang berharap hal ini dapat membantu mitra beradaptasi dengan perkembangan era digital dan meningkatkan pendapatan mereka.


Program Inovokasi telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi mitra, termasuk akses terhadap pengetahuan dan teknologi baru, peningkatan keterampilan teknis dan non-teknis, serta solusi konkret terhadap permasalahan yang dihadapi. 


“Kegiatan ini juga berkontribusi pada pemberdayaan komunitas UKM agar lebih mandiri dalam mengatasi tantangan usaha,” kata Edwin.


Sebagai hasil dari program ini, UKM Mata Tulu Deo kini telah memperoleh hak cipta atas motif tenun pohon mengkudu dan pohon kapas, serta proses pemintalan kapas menjadi benang. Selain itu, hak cipta juga diperoleh untuk logo Tenun Ikat Ama Tobo. Sebanyak 35 peserta dari Kelompok Tenun Ama Tobo, Kelompok Tenun Kampung Sabu, dan kelompok usaha rintisan baru juga menerima pelatihan dalam pengelolaan keuangan, kewirausahaan, serta digital marketing.


"Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi katalis bagi perkembangan ekonomi masyarakat Kupang, sejalan dengan visi PNK dalam mendukung transformasi teknologi di kalangan pelaku UKM," pungkas Edwin. (PNK/Nan/Cecep)