Tak Perlu Impor, nih Ship Simulator Buatan Dalam Negeri!

Tak Perlu Impor, nih Ship Simulator Buatan Dalam Negeri!

Jakarta, Ditjen Vokasi – Berbagai produk inovasi karya anak vokasi bakal dipamerkan pada ajang “Vokasiland” yang digelar Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam rangka menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2022 di Surabaya, Jawa Timur, pada 28-31 Juli 2022.

 

Salah satu produk yang dipamerkan adalah ship simulator kapal laut. Produk inovasi karya Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) serta sejumlah siswa SMK dan mahasiswa politeknik bidang kemaritiman ini baru pertama kalinya dibuat di Indonesia.

 

Sebagai informasi, ship simulator yang ada di Indonesia umumnya merupakan impor dari India, Rusia, dan Norwegia. Akibatnya, harganya cukup mahal, yakni dibanderol Rp4,7 miliar.

 

Oleh karena itulah, tidak semua SMK kemaritiman memiliki alat tersebut. Padahal, sesuai dengan Peraturan Kementerian Perhubungan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Pendidikan dan Pelatihan, Sertifikasi, serta Dinas Jaga Pelaut, mengharuskan lembaga pendidikan yang memiliki jurusan kemaritiman itu wajib memiliki ship simulator.

 

Nah, untuk mengatasi persoalan tersebut, pada Juli 2021, Kepala BBPPMPV BMTI, Supriyono, menginisiasi pembuatan ship simulator. Ia pun menggandeng pihak industri dan satuan pendidikan vokasi, di antaranya SMKN 1 Mundu (Kabupaten Cirebon), SMKN 1 Cimahi, dan Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin).

 

Hasilnya, hanya dalam waktu sebelas bulan, Supriyono berhasil membuat ship simulator yang pertama kali dibuat di Indonesia. Produk buatan anak vokasi ini juga tidak kalah dengan produk impor. Kondisi cuaca yang ada di ship simulator sudah hampir 100 persen menyerupai kondisi realtime pelabuhan.

 

Selain itu, produk ini juga sudah diproses oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan telah tersedia di e-katalog sehingga dapat dipesan oleh stakeholder.

 

Supriyono optimistis, produk buatan siswa vokasi ini akan laris -manis di pasaran, bersanding dengan produk serupa dari India, Rusia, dan Norwegia. Apalagi, harga yang ditawarkan juga lebih murah dari produk impor tersebut, yakni sekitar Rp90-180 juta. (Diksi/Bam/AP/NA)