Sumpah Pemuda : Momentum SMK untuk Lebih Berkarya
Jakarta, Ditjen Diksi - “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Demikian kutipan dari Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama, yang berhasil membakar semangat pemuda Indonesia, bahkan sejak sebelum merdeka. Sejak dinobatkan sebagai Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober seakan menjadi tonggak untuk kembali mengingatkan bahwa generasi muda selalu memilki peran besar dalam mewujudkan bangsa yang maju dan sejahtera.
Dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda, Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan menggelar acara “SMK Berkarya untuk Negeri” yang disiarkan melalui live streaming di kanal Youtube Direktorat SMK (27/10). Pada acara tersebut Direktorat SMK turut menghadirkan siswa-siswi SMK yang berprestasi, yaitu Gracia Angela yang berhasil memenangkan Juara I Lomba Menyanyi Solo FLS2N 2019, Putri Indonesia Jawa Timur 2019 Bella Putri Ekasandra, dan Rahmet Ababil, seorang stand up comedian.
Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menegaskan, peran SMK dalam melahirkan pemuda sebagai salah satu pilar yang membangun bangsa semakin terlihat. “Momentum Sumpah Pemuda tidak jauh dari momentum satu tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, menjadi bukti bahwa ‘SMK Bisa, SMK Hebat’ sudah mulai dirasakan. Dalam setahun ini ada lebih dari 272 ribu kerja sama terjalin antar-SMK dengan dunia usaha dan dunia industri, serta lebih dari 160 ribu industri dan 87 bidang usaha yang menjadi mitra SMK,” paparnya.
Dengan komitmen untuk menghadirkan relevansi kerja sama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri, Nadiem berharap siswa, guru, dan alumni di SMK dapat selalu berjalan beriringan dengan Kemendikbud dalam menghasilkan solusi atas segala tantangan dan permasalahan yang ada. “Komitmen menghadirkan relevansi antara dunia pendidikan dan dunia kerja ini saya harap bisa menjadi penyemangat adik-adik dalam belajar dan berkarya. Tunjukkan pada semua bahwa pelajar SMK adalah pelajar Pancasila yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, berpikiran global, dan mempu bergotong royong. Buktikan pada semua bahwa pelajar SMK mampu bekerja keras, bekerja cerdas, dan berdaya saing global,” tuturnya.
Menyoal peran generasi muda sebagai pilar yang membangun bangsa, Wikan Sakarinto selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi juga sepakat menyetujui generasi muda sebagai legacy bangsa Indonesia di masa depan. “Anda adalah legacy kita untuk Indonesia di masa depan. Anda adalah pemimpin Indonesia dan pemimpin dunia di masa depan yang akan lahir dari rahim SMK. Kalian semua akan mewarisi kehebatan kita untuk berkarya dan bersatu sehingga menjadi orang-orang yang penuh karya, inovasi, serta menghasilkan produk-produk andalan Indonesia di masa depan,” ujarnya.
Wikan pun menekankan kepada generasi muda untuk tidak hanya unggul dalam keahlian hard skill, namun juga soft skill yang meliputi kemampuan memimpin, berbahasa asing, critical thinking, dan kreativitas yang akan membentuk generasi muda menjadi pribadi yang kompeten. “Kita masih memiliki PR besar dengan bonus demografi yang harus kita isi dengan angkatan muda, angkatan kerja yang kompeten dan kreatif. Berjanjilah adik-adik sekalian untuk menjadi entrepreneur hebat di masa depan, tidak hanya menjadi pekerja,” tuturnya.
Wikan juga menambahkan bahwa pilar kehebatan Indonesia, di antaranya adalah pilar koperasi dan pilar SMK yang “link and super match”. Harapannya, generasi muda ke depan juga mampu bersama membangun membangkitkan suasana desa, sehingga pertumbuhan ekonomi desa menjadi menjadi lebih baik lagi.
Menyoal hal tersebut, M Bakrun selaku Direktur SMK mengatakan bahwa pembangunan desa tidak hanya meliputi pembangunan infrastruktur dan sektor pertanian, namun ada banyak hal lainnya yang juga harus diperhatikan. “Berbicara mengenai desa, kita tidak sekadar berbicara mengenai pertanian, namun bagaimana pertaninan didukung dengan berbagai macam teknologi, bagaimana di desa ada marketplace, bagaimana di desa ada ahli-ahli keuangan, serta bagaimana di desa ada pembangunan yang merata,” ujarnya.
Karenanya, momen Sumpah Pemuda ini diharapkan dapat menyalakan semangat siswa SMK untuk terus berkarya untuk negeri. “Untuk itu, dengan adanya peringatan ‘Sumpah Pemuda’ yang ke-92 ini, kita dapat bersatu untuk bangkit dan SMK adalah berkarya. Isilah masa pemuda ini dengan berkarya, jangan diisi dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Namun, berdiskusi bagaimana berkarya untuk membangkitkan negeri,” terang Bakrun. (Diksi/TM/AP/GS)