Sosialisasikan IISMA Co-funding, Kemendikbudristek Ajak Lebih Banyak Mahasiswa untuk Belajar ke Luar Negeri
Jakarta, Ditjen Vokasi - Pelaksanaan Program Indonesian International Student Mobility
Awards (IISMA) yang saat ini sedang memasuki pelaksanaan di tahun ketiga
terus mendapatkan respons positif baik dari kalangan mahasiswa, perguruan
tinggi dalam negeri, dan berhasil menarik minat dari berbagai perguruan tinggi
terkemuka yang ada di luar negeri.
Sejak pelaksanaan Program IISMA
angkatan pertama tahun 2021, terdapat lebih dari 2.500 mahasiswa akademik dan
vokasi yang sudah diberangkatkan untuk belajar, menambah wawasan global, dan
menjadi duta bangsa dalam memperkenalkan budaya Nusantara ke seluruh penjuru
dunia. Terbaru, pelaksanaan IISMA 2023 akan mengirimkan lebih dari 1.600
mahasiswa yang akan berangkat dalam beberapa bulan ke depan.
“Kita melihat bersama-sama bagaimana
para mahasiswa yang belajar melalui Program IISMA telah berhasil menorehkan berbagai
prestasi selama menempuh studinya ke kampus sahabat di luar negeri, “ ucap
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan
Teknologi, Nizam.
Nizam melanjutkan, penerimaan positif
perguruan tinggi mitra di luar negeri serta animo yang terus naik setiap
tahunnya terhadap Program IISMA, menjadi dasar dari diluncurkannya Program
IISMA co-funding. Dengan skema
pendanaan bersama (co-funding) ini, maka kesempatan bagi putra-putri terbaik
yang dimiliki Indonesia untuk bisa mengasah kompetensi, belajar di perguruan
tinggi terbaik, dan belajar banyak hal dari kampus kehidupan yang nantinya akan
menjadi modal penting bagi para alumni untuk menghadapi dunia profesional
setelah lulus dari perguruan tinggi.
Pernyataan tersebut didukung oleh catatan
baik penyelenggaraan IISMA 2023 yang sudah dimulai sejak awal tahun ini.
Terdapat 10.496 mahasiswa program Sarjana dan 2.208 mahasiswa program Vokasi
melakukan pendaftaran pada platform IISMA. Angka ini, mencatatkan rekor
tertinggi dalam sejarah Program IISMA.
Pada saat yang bersamaan, berbagai
perguruan tinggi di luar negeri juga berbondong-bondong membuka kampus mereka
agar bisa dituju oleh mahasiswa peserta IISMA. Terbaru misalnya delapan
universitas terbaik di Australia atau yang biasa dikenal sebagai Group of Eight
(Go8), kelompok eksklusif pendidikan tinggi terbaik di Australia resmi
bergabung di IISMA 2023.
Selain itu, perguruan tinggi terbaik
di Selandia Baru juga bergabung untuk pertama kalinya dalam Program IISMA.
Terdapat empat perguruan tinggi akademik
dan satu Institut teknologi dengan peringkat tinggi dari Selandia Baru yang
bergabung ke dalam IISMA 2023, yaitu University of Canterbury, University of
Otago, Victoria University of Wellington, University of Auckland, dan Nelson
Marlborough Institute of Technology (Te Pūkenga).
“Dalam 3 tahun perjalanan
program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM sudah banyak mahasiswa
yang merasakan manfaatnya di mana adik-adik kita yang menjadi alumni program
MBKM bisa mendapatkan pekerjaan lebih cepat dan mendapatkan gaji lebih tinggi
dari rata-rata nasional,” jelas Nizam.
Dalam pelaksanaan program di tahun
2021 dan 2022, Program IISMA sendiri sudah berhasil meraih catatan baik dalam
mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa agar nantinya bisa menjadi lulusan
yang berdaya saing global. Terbukti, para alumni program ini mendapatkan
pekerjaan lebih baik dan lebih cepat ketika mereka lulus. Waktu tunggu alumni
IISMA mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah hanya sekitar 0,3 bulan
(rata-rata nasional 4 bulan) dengan gaji pertama sebesar 1,88 kali Upah Minimum
Provinsi (rata-rata nasional 0,72 kali kali UMP).
“IISMA co-funding diselenggarakan dengan asas gotong royong. Jadi, mari
kita bersama-sama memanfaatkan kesempatan IISMA co-funding ini untuk mengirimkan lebih banyak mahasiswa Indonesia
dengan bergotong royong,” tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur
Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja juga yang menyampaikan
bahwa pelaksanaan Program IISMA memberikan kesempatan emas bagi mahasiswa
vokasi untuk bisa merasakan inovasi pembelajaran, dan mendapatkan pengalaman
melalui interaksi langsung dengan mitra perusahaan di luar negeri melalui IISMA
co-funding.
“Peluang yang semakin terbuka lebar
ini menjadi kesempatan emas bagi pendidikan tinggi vokasi, baik perguruan
tinggi maupun mahasiswa. Dengan semakin banyaknya media pembelajaran yang
disediakan, maka upaya kita untuk mengejar dan menutup kesenjangan antara
kompetensi SDM Indonesia dengan kebutuhan industri dapat segera direalisasikan,”
tutur Beny.
Di akhir sambutannya, Beny mengajak
seluruh sivitas akademika pendidikan tinggi vokasi terutama Perguruan Tinggi
Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV), untuk membuka kesempatan
seluas-luasnya bagi mahasiswa vokasi untuk mendaftar di Program IISMA co-funding.
“Kita perlu memastikan bahwa setiap
mahasiswa vokasi berhak mendapatkan akses yang setara ke program-program yang
berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman,” terangnya.
Periode pendaftaran Program IISMA co-funding sendiri sudah dibuka sejak
Sabtu, 10 Juni 2023. Informasi lebih lanjut terkait program ini dapat diakses
melalui laman https://iisma.kemdikbud.go.id/