SMKN 2 Cimahi : Kian Mesra dengan Industri
Cimahi, Ditjen Diksi – Sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan pusat keunggulan (SMK PK), SMKN 2 Cimahi, Jawa Barat kian giat menggandeng industri, seiring program “link and match” yang terus digaungkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbudristek. Salah satunya melalui kelas industri teknik mekatronika yang bekerja sama dengan perusahaan kontraktor tambang batu bara PT Bukit Makmur Mandiri (Buma).
“Alhamdulillah kami mendapat bantuan program COE yang dilanjutkan SMK PK, sehingga mendapatkan bantuan bangunan fisik dan peralatan bagi sekolah ini,” ujar Kepala SMKN 2 Cimahi Ayi Rohmat Sumirat.
Kelas industri bertitel Buma School SMKN 2 Cimahi dibangun dengan pola project education base training (PEBT) yang selaras dengan model pembelajaran teaching factory (TeFa). Terlebih, produk yang dihasilkan juga telah melalui riset bersama SMK dengan perusahaan. Bahkan, perusahaan sendiri berencana untuk memasarkan produk tersebut ke pasar.
Adapun siswa Buma School sendiri merupakan siswa kompetensi keahlian teknik mekatronika yang lolos seleksi dari PT Buma. Pada kelas industri ini siswa belajar dan terjun langsung dalam produksi produk kebutuhan industri (PT Buma), sehingga lebih banyak mendapatkan porsi pembelajaran praktik dengan standar industri dan suasana kerja industri di bawah pengawasan profesional dari industri.
Selama pembelajaran siswa mendapatkan fasilitas dari perusahaan, di antaranya, seragam, konsumsi, subsidi transportasi, serta potensi menjadi karyawan PT Buma. Nantinya, siswa yang lulus dari kelas ini akan mendapatkan sertifikasi langsung dari perusahaan. Meski demikian, “Mereka pun bisa memilih bekerja di perusahaan tersebut atau yang lainnya,” ujar Ayi.
Enam Kompetensi
Selain teknik mekatronika, SMKN 2 Cimahi juga menyajikan lima program keahlian lainnya, yakni yakni animasi, multimedia, rekayasa perangkat lunak, teknik kimia industri, dan teknik permesinan. “Kelima jurusan ini juga memiliki penyerapan lulusan tenaga kerja yang banyak. Seperti animasi, kami tengah membuat pembelajaran dari Pusdatin Kemdikbudristek dan juga bekerja sama dengan Dinas Perindustrian Cimahi serta Kumata,” tutur Ayi.
Mengepalai sekolah sejak 2018, Ayi mengaku terus menantang guru-guru untuk mengajar lebih agresif di tengah pandemik. Karenanya, “Ke depan, digitalisasi harus menjadi budaya kerja guru-guru bersama dengan industri,” ujarnya.
Ayi menjelaskan, visi-misi sekolah pun kini lebih diutamakan menuju wirausaha. Terlebih, saat ini sekolah terus didorong untuk lebih menggiatkan kerja sama dengan industri. “Alhamdulillah dengan mendapatkan program COE dan menyandang SMK PK, kini SMKN 2 Cimahi telah menjadi sekolah favorit di wilayah ini,” terangnya.
Sebagai informasi, SMKN 2 Cimahi kini melayani sekitar 1.700 peserta didik dengan memiliki luas tanah sekitar 1.600 meter persegi. “Saat ini animo calon peserta didik untuk masuk SMK sekitar 1:2 dengan porsi lulusan yang bekerja di industri mencapai 65-70 persen,” pungkas Ayi. (Diksi/AP)