Sakernas BPS Agustus 2024: Tren Pekerja Kerah Putih Lulusan SMK Meningkat
Jakarta, Ditjen Vokasi - Keselarasan pendidikan vokasi dengan industri yang semakin sesuai telah memberikan dampak positif pada kondisi kebekerjaan lulusan vokasi yang kian membaik. Tidak hanya tingkat kebekerjaan lulusan vokasi yang terus meningkat, jenis pekerjaan para lulusan vokasi juga semakin membaik, khususnya terkait pekerjaan kerah putih (white collar).
Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2024 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah lulusan SMK yang bekerja di sektor informal terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jika pada Agustus 2022 jumlah lulusan SMK yang bekerja di sektor formal mencapai 9,85 juta jiwa, maka jumlahnya terus meningkat menjadi 10,55 juta di tahun 2023 dan 11,43 juta di tahun 2024.
Tidak hanya jumlah pekerja sektor informal yang terus meningkat, perbaikan kondisi kebekerjaan lulusan vokasi juga dilihat dari jumlah pekerja white collar lulusan SMK yang mengalami peningkatan. Jika pada Agustus 2022 pekerja white collar lulusan SMK sebanyak 2,34 juta, maka pada Agustus 2024 jumlahnya meningkat menjadi 2,50 juta jiwa.
Sebagai informasi, dunia pekerjaan mengenal istilah pekerja kerah putih atau white collar dan pekerja kerah biru atau blue collar. White collar adalah pekerja yang bekerja di meja dan tidak bekerja secara 'fisik'. Penghasilan pekerja kerah putih juga biasanya lebih besar dibandingkan dengan pekerja kerah biru.
Meskipun kenaikan pekerja kerah putih lulusan SMK belum signifikan, peningkatan ini mengindikasikan bahwa lulusan SMK kian diperhitungkan di industri. Para lulusan SMK saat ini tidak hanya sebagai pekerja kasar, melainkan sebagai tenaga profesional maupun teknisi dan sejenisnya.
Peningkatan pekerja kerah putih di lulusan SMK juga menunjukkan bahwa kompetensi lulusan SMK telah mulai melampaui standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Hal ini menjadi penting sebagai upaya pemerintah dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) di tengah tantangan dunia kerja yang semakin kompleks seiring dengan transformasi digital.
Sementara itu, dalam sebuah kesempatan, Direktur Operasional PT Metropolitan Golden Management (Hotel Horison Group), Basari Bachri, mengatakan bahwa pihaknya membuka peluang yang luas bagi lulusan SMK untuk menduduki posisi tinggi, seperti manager hingga general manager di jaringan Hotel Horison Group.
”Kami memiliki pengalaman bahwa general manager yang kami didik dari bawah melalui kerja sama dengan SMK lebih memiliki loyalitas dan memiliki nilai budaya industri yang sesuai dengan kami,” kata Basari.
Menurut Basari, pihak Horison Group sejak lama telah menjalin kerja sama dengan SMK-SMK melalui kelas industri untuk memenuhi kebutuhan SDM jaringan hotel Horison di seluruh Indonesia. Melalui kerja sama tersebut, siswa SMK yang sudah dididik sejak dari bangku sekolah ini memiliki jenjang karier yang lebih baik saat mereka masuk ke dunia kerja.
“Peluang mereka menjadi general manager juga sangat terbuka,” kata Basari.
Menurut Basari, sejauh ini pihaknya telah menjalin kerja sama kelas industri dengan SMK sejak 2018. Ada enam SMK yang bekerja sama, yakni SMKN 57 Jakarta, SMKN 6 Yogyakarta, SMKN 2 Semarang, SMKN 6 Semarang, SMKN 4 Lampung, dan SMKN 1 Kuta Selatan. Bentuk kerja sama yang dijalankan terus berkembang dari tahun ke tahun.
Menurutnya, pihaknya mendapat manfaat dari kelas-kelas industri hasil kolaborasi dengan SMK utamanya untuk mengoperasikan sekitar 70 hotel yang berada di bawah manajemen Horison Group. (Nan/Cecep)