PNL Gagas Lahirnya Dewan Penasihat Industri
Lhokseumawe, Ditjen Diksi - Dalam upaya meningkatkan perannya sebagai perguruan tinggi vokasi negeri (PTVN) yang menghasilkan lulusan siap pakai, Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) terus berbenah diri untuk menjadi PTVN yang mandiri, unggul, dan global sesuai dengan visi PNL. Hal itu disampaikan oleh Direktur PNL Rizal Syahyadi dalam forum diskusi online dengan tema “Kontribusi IDUKA (industri, dunia usaha, dan dunia kerja) dalam Upaya Pengembangan PNL”, kerja sama PNL dengan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbud (22/10).
Pria yang sering disapa Didi ini mengatakan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus menggalakkan progam untuk rebranding dan campaign PTVN, salah satunya melalui peningkatan pola kemitraan “link and match” antara PTVN dengan IDUKA. “Ke depan untuk proses pembelajaran di setiap program studi di PNL, kita harapkan akan melibatkan pengajar atau dosen dari IDUKA untuk mengajar minimal 50 jam setiap semester,” paparnya.
Didi menambahkan, untuk memperkuat pola kemitraan dengan IDUKA, PNL akan membentuk dan menetapkan Dewan Penasihat Industri melalui Surat Keputusan Direktur PNL yang bertujuan untuk memberikan masukan terkait transfer of technology di industri, serta perbaikan kurikulum di PNL sesuai dengan kebutuhan IDUKA. Selian itu, “Kami juga akan melibatkan tenaga praktisi dari IDUKA sebagai dosen pengajar maupun dosen tamu, serta untuk membangun jejaring kerja sama dengan industri yang lain”, ungkapnya.
Adapun Kepala BPMA Aceh yang juga Dewan Penyantun PNL Teuku Mohammad Faisal mengatakan bahwa ke depan PNL memiliki tantangan besar, terutama dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan industri yang terus berubah. Sehingga, “Link and match” atau pernikahan massal antara PNL dengan IDUKA dalam memperkuat pola kemitraan menjadi suatu keniscayaan yang harus dilakukan oleh PNL dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0,” ujarnya.
Sementara itu Fathani, Direktur Utama PT Ima Montaz Sejahtera (IMS), dalam paparannya menyampaikan bahwa ada beberapa keahlian yang dibutuhkan dalam revolusi industri 4.0 menurut World Economic Forum, di antaranya creativity, emotion intelligence, critical thinking, complex problem solving, people management, dan cognitive flexibility. Fathani menjelaskan, PT IMS selaku industri dan dunia usaha bisa dijadikan sebagai tempat magang, praktik, dan manajemen dunia kerja bagi para mahasiswa PNL.
“PT IMS akan menyelenggarakan rekrutmen bagi lulusan PNL, khususnya yang memiliki sertifikasi keahlian di bidang mechanical dan electrical. PT IMS juga dapat berkontribusi dalam memberikan kuliah umum/seminar secara rutin di PNL yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa berwirausaha dan mengenalkan kondisi industri kepada mahasiswa PNL,” terang alumni Teknik Mesin PNL angkatan 1988 ini.
Narasumber lainnya, Mukhlis selaku Direktur Utama PT Takabeya Perkasa Group yang menaungi 10 perusahaan dan 500 karyawan yang sebagian besar alumni PNL menyampaikan bahwa satu hal yang perlu disadari dan menjadi sebuah keniscayaan, semua mahasiswa yang sukses menjalani masa pendidikan di perguruan tinggi pada akhirnya akan menjadi alumni. Artinya, salah satu indikator keberhasilan proses pendidikan dapat dilihat dari keberhasilan alumni dalam menjalankan peran mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun berbagai bidang pekerjaan yang mereka jalani secara profesional sesuai minat dan kemampuan.
“Langkah menuju sukses sebagai alumni harus melalui proses berkelanjutan, di antaranya belajar, berlatih, bertindak, dan sukses berkelanjutan,” ungkap alumni Jurusan Teknik Sipil PNL 1996.
Adapun Tajuddin, Direktur Utama PT Kana Insani Mitra (KIM) yang juga Ketua Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) Aceh serta Ketua Ikatan Alumni Politeknik Negeri Lhokseumawe (Ikapolinel) turut menyebutkan bahwa 25 persen lebih karyawan yang bekerja di KIM adalah alumni PNL. Menurutnya, AKLI Aceh saat ini menaungi sekitar 200 perusahaan lebih, dan 10 persennya adalah milik alumni PNL. Begitu juga AKLI bekerja sama dengan Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI) untuk melakukan sertifikasi tenaga ahli bidang elektrikal yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di bawah AKLI. “Alhamdulillah 30 persen tenaga-tenaga ahli yang mempunyai sertifikat kompetensi bidang elektrikal, mekanikal, dan pembangkit adalah alumni PNL,” ujar alumni Teknik Listrik PNL angkatan 1988 ini. (Diksi/Humas PNL/AP/GS)