Perkawinan dengan Industri, Siswa SMK Pertiwi Kuningan Berinovasi

Perkawinan dengan Industri, Siswa SMK Pertiwi Kuningan Berinovasi

Kuningan, Ditjen Vokasi – Apa yang terlintas pertama kali saat kalian mendengar istilah industri. Apakah kalian akan langsung merujuk pada kegiatan yang ada di pabrik. Tidak salah apabila kalian langsung terpikir hal tersebut. Industri ialah segala kegiatan yang berkaitan dengan pengolahan bahan baku sampai menjadi bahan siap pakai dan memiliki nilai tersendiri.


Dari waktu ke waktu industri terus mengalami perkembangan hingga muncullah istilah revolusi industri. Bermacam-macam jenis industri bermunculan di seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia. 


Pemerintah Indonesia terus berupaya dalam mendorong percepatan perkembangan industri di dalam negeri. Salah satu upayanya adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di bidangnya, mengingat Indonesia mendapatkan bonus demografi yang cukup tinggi. 


Dalam meningkatkan kualitas SDM, banyak cara yang ditempuh oleh pemerintah, satu di antaranya melalui pendidikan pada jenjang SMK. Berbagai program pun dilaksanakan dalam upaya mempercepat peningkatan kualitas SDM di jenjang SMK, salah satunya melalui program SMK Pusat Keunggulan (PK).


Sekolah penerima program SMK PK ini tersebar di seluruh Indonesia, SMK Pertiwi Kuningan yang terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat menjadi salah satu penerima program tersebut. SMK yang telah menerima berbagai program mulai dari CoE hingga SMK PK Skema Pemadanan Dukungan ini mendapatkan berbagai manfaat yang mendukung sekolah dalam proses menghadirkan SDM SMK yang berkualitas. 


Manfaat tersebut diterima dalam bentuk fisik seperti penambahan fasilitas sarana prasarana, alat praktik, serta manfaat dalam bentuk nonfisik seperti animo masyarakat yang meningkat, perkawinan dengan industri yang semakin banyak, serta perubahan mindset dan karakter pada siswa.


Dea menyampaikan bahwa dahulu sebelum adanya program SMK PK SPD, SMK Pertiwi Kuningan bersusah payah untuk mencari industri yang bisa diajak kerja sama. Setelah adanya program SMK PK SPD, banyak industri yang mengajak kerja sama dengan SMK Pertiwi Kuningan. 


“Program SMK PK SPD ini seperti jadi jembatan antara sekolah dengan industri. Semuanya jadi dipermudah dalam hal kerja sama, tidak seperti dulu. Kami ke sana kemari mencari industri yang mau kerja sama dengan sekolah,” tutur Dea.


Kepala SMK Pertiwi Kuningan, Dea Ariana Vamitrianto, mengatakan bahwa tercatat kurang lebih ada 90 industri yang telah terikat perkawinan dengan SMK Pertiwi Kuningan, seperti PT Tera Data Indonusa, Yamaha, dan BCA. Bentuk kerja sama yang dijalin pun beraneka ragam, mulai dari mendatangkan guru tamu dari industri mitra, pemberian alat simulator untuk praktik, penerimaan magang, dan penyerapan tenaga kerja dari lulusan SMK Pertiwi Kuningan. 



Masih menurut Dea, siswa SMK Pertiwi Kuningan yang telah diberangkatkan untuk magang ini akan langsung ditandai oleh industri mitra untuk dijadikan pegawai di industri tersebut. Tercatat sebanyak 97% lulusan dari SMK Pertiwi Kuningan telah diserap oleh industri mitra dan sisanya lulusan SMK Pertiwi Kuningan melanjutkan pendidikan.


“Tanpa perkawinan dengan industri, SMK agak susah buat berkembang karena kan lulusannya nanti diserap oleh industri. Apabila mereka tidak memiliki bekal yang matang, baik teori ataupun praktik ya susah. Itulah hal yang selalu saya tekankan kepada semua agar menjaga kepercayaan dari industri mitra kepada SMK Pertiwi Kuningan,” jelas Dea.


Dea juga menambahkan bahwa hadirnya industri membantu sekolah dalam menyiapkan SDM yang benar-benar berkualitas, baik dari segi kompetensi dan kepribadiannya. Pihak industri mitra pun diuntungkan karena tidak perlu bersusah payah mengeluarkan biaya yang besar untuk men-training siswa yang nantinya akan magang dan diserap sebagai tenaga kerja.


“Terjadi simbiosis mutualisme ya. Industri memberikan bantuan dan mempercayakan sekolah untuk mendidik siswa sampai benar-benar berkompeten. Setelah waktunya tiba, siswa ini kan akan magang di industri mitra. Nah, pihak industri tidak perlu repot-repot melakukan training lagi karena siswa telah mendapatkan bekal yang cukup dari sekolah. Siswa tinggal mengaplikasikannya ketika mengikuti program magang di industri,” tutur Dea.


Education Program Director Axioo Class Program, Timotius Theopelus, menyampaikan bahwa terdapat banyak manfaat yang didapatkan dari adanya kerja sama dengan SMK Pertiwi Kuningan. Hal yang paling dirasa ialah dari SDM. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk melakukan pelatihan karena semuanya bisa dilakukan di sekolah. Selain itu, kegiatan teaching factory (Tefa) ini juga turut memperkenalkan produk dari industri mitra di kalangan masyarakat. 


“Saya berharap, pemerintah akan terus menjembatani industri supaya bisa masuk ke pendidikan vokasi karena memang dampaknya baik untuk kedua belah pihak. Saya yakin apabila seluruh industri telah merasakan manfaatnya maka industri pun akan memberikan investasi yang lebih banyak untuk meningkatkan pendidikan vokasi di Indonesia,” ucap Timotius.


Sementara itu, salah satu siswa SMK Pertiwi Kuningan, Aditya Pratama Yoga, mengatakan bahwa ia mendapatkan pengalaman dan manfaat dari program magang yang ia jalani di salah satu cabang bank BCA di Bali. 


“Dari program magang ini saya belajar terkait budaya kerja di industri. Magang selama 6 bulan jadi tak terasa lama. Apabila ditanya sepertinya waktu 6 bulan ini kurang buat saya. Ilmu dari industri perbankan bisa saya dapatkan dan saya juga mendapatkan insentif dari magang tersebut. Hal utama yang saya dapatkan dan saya pelajari adalah tentang etika dan kejujuran. Magang saya ini berkaitan erat dengan uang. Apabila kami tidak memiliki etika yang baik bisa membuat industri hilang kepercayaan pada kami,” ujar Adit. 


Teaching Factory Dorong Siswa Berinovasi


Tidak hanya unggul ketika praktik di industri, di sekolah pun siswa SMK Pertiwi Kuningan nyatanya memiliki kemampuan untuk berinovasi. Melalui kegiatan Tefa banyak produk-produk yang telah dibuat oleh siswa SMK Pertiwi Kuningan, seperti Molliser Mobil Listrik Serbaguna dan Sheet Metal Bending Electrical Box Panel. Kedua produk tersebut dibuat oleh siswa Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif dan Jurusan Ototronik. 




Produk-produk inovasi siswa SMK Pertiwi Kuningan pun telah mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Waka Kurikulum SMK Pertiwi Kuningan, Nandar Sunandar, mengatakan bahwa seluruh produk ini merupakan ide dari para siswa yang kemudian diwujudkan menjadi sebuah produk.


“Sekolah senang ketika mendengar siswa memiliki ide. Sebagai pendidik kita berusaha mendorong dan mendukung segala hal yang akan dikerjakan oleh siswa termasuk dalam pembuatan mobil listrik serta box panel ini. Mereka membuat sendiri dengan didampingi oleh guru dan dari pihak industri,” tutur Sunandar.


Molliser Mobil Listrik Serbaguna merupakan mobil tenaga listrik yang ramah lingkungan dan memiliki jenis kendaraan yang knock down atau bisa dibongkar pasang. Mobil ini dibuat agar bisa digunakan untuk berbagai hal seperti mobilisasi di desa-desa, perpustakaan keliling, servis keliling, bank keliling, dan lainnya. Molliser ini memiliki daya 60 volt – 1.200 watt dan berkapasitas baterai 60 volt – 45 Ah. Mobil listrik ini mampu dipacu hingga kecepatan maksimal 40 km/jam. 


Inovasi produk Sheet Metal Bending Electrical Box Panel ialah inovasi yang dibuat untuk mendukung program Indonesia Terang. Electrical Box Panel memiliki fungsi sebagai pengaman dan merapikan suatu instalasi listrik. Proses pembuatan Electrical Box Panel ini dimulai dari plat lembaran yang dipotong sesuai gambar desain dan dibentuk/dilipat (bending) dengan menggunakan alat lipat sehingga membentuk box sesuai desain gambar yang diinginkan.


Setelah SMK Pertiwi Kuningan berhasil membuat CV di sekolah, seluruh produk yang dihasilkan termasuk kedua produk ini akan dipasarkan di wilayah Kuningan dan luar Kuningan guna membantu peningkatan layanan dan kenyamanan masyarakat. Mobil listrik dijual dengan harga 55 juta dan box panel dijual dengan harga 1 juta.


Masih menurut Dea, segala kegiatan pembelajaran di sekolah selalu menghadirkan suasana industri. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melatih siswa SMK Pertiwi Kuningan agar terbiasa dengan suasana industri sehingga ketika nanti benar-benar terjun ke dunia industri siswa telah siap dan matang. Selain itu, sekolah juga menyediakan fasilitas lain yang bisa mendukung peningkatan kualitas siswa supaya dapat diterima dalam dunia industri.


“Di sekolah kami ada fasilitas olahraga yang lengkap, seperti kolam renang. Jasmani yang bugar ini juga menjadi penentu dalam penerimaan siswa di industri. Tidak hanya itu, semoga dengan adanya fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh sekolah dapat mendorong siswa supaya banyak inovasi yang muncul dari siswa SMK Pertiwi Kuningan,” pungkas Dea. (Aya/Cecep Somantri)