PENSpray, Robot Terbang Karya Dosen dan Mahasiswa PENS untuk Pertanian Cerdas

PENSpray, Robot Terbang Karya Dosen dan Mahasiswa PENS untuk Pertanian Cerdas


Surabaya, Ditjen Vokasi - Inovasi teknologi bidang pertanian menjadi  keniscayaan. Selain meningkatkan produktivitas hasil pertanian, inovasi dibutuhkan seiring dengan jumlah lahan dan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang semakin lama semakin berkurang di Indonesia akibat turunnya minat generasi muda untuk terjun ke pertanian.


Terbaru, dalam rangka mendukung pembangunan sektor pertanian sekaligus otomatisasi pertanian di Indonesia, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) berhasil membuat PENSpray, sebuah robot drone penyemprot lahan pertanian. Keberadaan robot PENSpray ini sangat dibutuhkan untuk mendukung revolusi pertanian terotomatisasi. 

PENSpray merupakan robot terbang yang mengolaborasikan drone dan UGV (Unmanned Ground Vehicle, red). Robot ini dikembangkan oleh 3 orang dosen PENS, Indra Adji Sulistijono, Anhar Risnumawan, dan Adytia Darmawan bersama keenam mahasiswanya. 


Ketua periset PENSpray, Indra Adji Sulistijono, mengatakan bahwa ide membuat robot ini muncul dari kebutuhan akan SDM pertanian untuk menggarap lahan pertanian yang luas. 


“Kita ambil contoh di sebuah area sawah, dengan tanaman padi yang sangat luas, pastinya membutuhkan kontrol yang baik. Ada berbagai masalah di area tersebut, mulai dari kondisi tanaman yang kering dan sakit di sebagian area, atau bahkan serangan hama tanaman,” kata Indra Adji. 


Dalam kondisi tersebut, lanjut Indra Adji, petani umumnya akan berkeliling secara manual dan kemudian melakukan langkah pemupukan dan pengobatan. Kondisi tersebut tentunya akan menyulitkan dan membutuhkan waktu lama jika menyangkut area pertanian yang luas dan berada ditengah-tengah lahan. 


“Ini tentu akan sangat sulit bahkan akan terlewat. Sementara jika kasusnya hama yang menyerang tentunya dengan cepat akan menyebar ke area lain, jika petani ini terlewat,” terang Indra Adji. 


Lebih lanjut, Indra Adji mengatakan bahwa robot ini digunakan untuk memetakan area tanaman dan memantau kondisi tanaman secara otomatis menggunakan kamera RGB dan multispectral yang dikembangkan menggunakan teknologi photogrammetry


Data yang diperoleh dari drone kemudian dikomunikasikan ke robot agar dapat bekerja secara optimal melakukan penyemprotan terhadap area pertanian. Data tersebut menangkap gambar dua dimensi dengan sensor beserta lokasi GPS dari udara. Proses ini dilakukan secara otomatis dan berkala sehingga kesehatan tanaman dapat dimonitor secara presisi tanpa perlu harus terjun langsung ke lapangan.  


Untuk ukuran, PENSpray sendiri berukuran relatif besar, yaitu 1.781 mm x 1.781 mm dan tinggi 567 mm. Robot ini memiliki kecepatan maksimal 13 m/s, dengan waktu terbang selama 20 menit menggunakan baterai Li-Po 22000mAh 50,4V. Drone ini terdiri atas empat baling-baling dan di bagian bawahnya membuat wadah air berkapasitas 20 liter dengan berat total 35 kg. Wadah ini nantinya akan membuat pupuk maupun obat yang akan disemprotkan oleh robot saat terbang mengelilingi area pertanian.  


Dengan berbagai kerumitannya, robot ini membutuhkan dukungan dari laboran dan mahasiswa, terutama dari sisi pembuatan, integrasi, dan pengujian. Proyek robot ini juga menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PBL) yang melibatkan 6 mahasiswa prodi Sarjana Terapan Teknik Mekatronika yang turut dalam riset, yaitu Ade Yogi Mahendra, M. Dhiyaul Haqqi, Ahmad Maliki, M. Sulton Effendi, Fadhel Maulana, dan M. Laundri. 

 

Atas keterlibatan berbagai pihak dalam pembuatan robot ini, Indra Adji pun mengucapkan terima kasih kepada kampus dan tentunya Kemendikbudristek atas dukungannya terhadap riset yang dilakukan selama 6 bulan. Sebagai informasi, pengembangan riset robot ini dilakukan melalui skema DRPM (Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat) dengan menggandeng mitra PT Halia Teknologi Nusantara (HTN). 


Pengembangan robot terbang ini menelan dana sekitar Rp75 juta. Selain menghasilkan sebuah prototipe, dari riset ini juga telah dihasilkan 1 paten sederhana berjudul Pesawat Udara Tanpa Awak Sayap Tetap dengan 4 Penggerak untuk Pemetaan Udara. Selain itu juga terdapat beberapa publikasi berupa paper dan studi pengkajian lanjutan. 

 

“Kami berharap ke depan akan dapat mendorong percepatan teknologi pertanian, melalui berbagai inovasi dalam sektor ini guna mendukung para petani dalam mengoptimalkan hasil panen. Riset tentang traktor yang sudah kami lakukan, dilanjutkan dengan quad plane dan sekarang robot udara PENSpray. Setelah ini kami akan mengembangkan inovasi UGV,” katanya. (PENS/Nan/Cecep)