Pendidikan Vokasi Kemaritiman Tingkatkan Mutu SDM Kelautan
Jakarta, Ditjen Diksi – Pemerintah melalui Kemdikbud-Ristek semakin serius dalam mengembangkan pendidikan vokasi sebagai upaya dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) menghadapi masa depan agar terlahir SDM yang unggul. Berbagai bidang pendidikan vokasi terus diperkuat, termasuk kelautan dan perikanan. Tujuannya adalah agar sektor masyarakat nelayan ini dapat memberikan pendidikan terbaik bagi putra-putrinya untuk menjadi generasi penerus yang membawa perubahan ke arah lebih baik bagi kesejahteraan keluarga nelayan.
“Kami ingin memutus rantai kemiskinan dengan mendorong mereka untuk menempuh pendidikan tinggi, sehingga mereka akan kembali menjadi pengusaha dengan meneruskan orang tua mereka dengan cara yang lebih modern,” ujar Sjarief Widjaja, Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan pada webinar “Memperingati Hari Pendidikan” yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Kependudukan LIPI (26/5).
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan, maka peserta didik pada Politeknik Kelautan dan Perikanan yang terdiri dari 50-75 persen adalah anak nelayan, menerapkan proporsi pendidikan sebesar 30 persen teori dan 70 persen praktik. Adapun sebaran pendidikan vokasi bidang kelautan dan perikanan sendiri sudah sebanyak 14 politeknik dan 9 sekolah usaha perikanan menengah (SUPM).
Politeknik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia tersebut juga memiliki berbagai program studi yang mendukung lulusan untuk menjadi agen perubahan bagi kemajuan bidang kelautan dan perikanan. Program studi tersebut, di antaranya penangkapan ikan, permesinan perikanan, pengolahan hasil perikanan, pengelolaan sumber daya konservasi, penyuluh perikanan, wisata bahari, serta teknik kelautan.
Sementara itu Direktorat SMK sendiri juga turut melakukan upaya dalam meningkatkan mutu SDM kemaritiman melalui sekolah vokasi bidang kemaritiman. “SMK kemaritiman mungkin relatif belum begitu banyak bila dibandingkan SMK secara umum. SMK jumlahnya sekitar 14 ribu, sedangkan SMK bidang kemaritiman sebanyak 834,” tutur Bakrun, Direktur SMK.
Bakrun juga menjelaskan bahwa kurikulum yang diterapkan pada pendidikan vokasi telah disesuaikan dengan tuntutan dunia kerja. Karenanya, hal itu menjadi salah satu perhatian dari pendidikan vokasi yang ada di Indonesia, yakni “link and match” antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
Mengingat lulusan pendidikan vokasi bidang kelautan dan perikanan ini akan terjun ke lapangan di pulau-pulau dan beberapa daerah yang sulit dijangkau, maka pada sekolah vokasi bidang kelautan dan perikanan, karakter peserta didik dibentuk melalui pendidikan semi militer pada enam bulan pertama. Hal itu dilakukan dengan tujuan membentuk karakter yang disiplin, team work, ikut sesuai dengan aturan, kejujuran, serta kekompakan. (Diksi/Tan/AP/KR)