Pahami Karakter Sukseskan New TeFa 2021
Jakarta, Ditjen Diksi – Sejak dirilis pada Maret 2021 lalu, New Teaching Factory (New TeFa) 2021 telah mendapatkan perhatian khusus bagi kepala sekolah maupun guru-guru SMK. Tidak hanya strategi maupun kecakapan dalam memahami teknis dan alur dalam pelaksanaannya, tapi modal yang juga penting untuk menjadi bekal dalam mencapai keberhasilan New TeFa 2021 adalah karakter.
“Karakter ini universal. Kita punya karakter yang jujur, yang ulet, mau di Jerman, mau di Purbolinggo, sama saja itu baik. Karakter yang baik, yang bijaksana, itu menjadi sebuah harta bernilai yang berharga di mana saja,” tutur Fernando Conan, Executive Trainer & Character Coach.
Menurut Fernando, keterkaitan mengenai New TeFa 2021 dengan karakter dapat dikatakan sangat penting. Hal itu dikarenakan bahwa karakter merupakan modal yang perlu dimiliki oleh setiap orang.
Para kepala sekolah misalnya, sebagai orang yang diharapkan menjadi kepala sekolah dengan mental enterpreneur, maka karakteristik ini sangat vital untuk benar-benar dipahami. Karakter itu sendiri dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni etika dan etos. “Etika hubungannya dengan akhlak, moralitas, etos hubungannya dengan totalitas,” lanjut Fernando.
Karakter juga terbagi menjadi beberapa warna, yakni merah, ungu, kuning, dan hijau. Masing-masing warna tentu memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Karenanya, sebagai kepala sekolah yang harus memiliki mental enterpreneurship, perlu memahami warna-warna tersebut.
Seperti warna merah, seseorang dapat berani mengambil langkah serta berani mengambil risiko. Kemudian warna ungu dapat berarti bahwa sesorang tersebut merupakan orang yang teliti dan detail. Sedangkan warna kuning, dapat diartikan sebagai orang yang mudah menarik perhatian. Sebagai entrepreneur, tentu butuh warna kuning dalam memasarkan produk atau jasanya. Adapun warna hijau berarti sabar, tenang, dan ulet.
“Enterpreneur itu butuh keempat warna karakter (merah, ungu, kuning, dan hijau). Butuh merah karena berani melangkah, berani mengambil risiko. Entrepreneur juga butuh hijau untuk kesabaran, ungu butuh perencanaan detail, dan kuning untuk memasarkan, untuk menginformasikan produk,” kata Fernando.
Pengembangan dan pemahaman karakter ini pun sangat erat hubungannya dengan kualitas dari sumber daya manusia (SDM). Dengan memahami warna karakter tersebut, perusahaan dapat memetakan setiap pegawainya pada tempat-tempat yang sesuai dengan karakternya masing-masing.
Karakter dalam sudut pandang karakteristik, bicara kecenderungan. Kalau dalam hal etik, yakni etos dan etika, merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar dan harus dihidupkan. Akan tetapi, karakteristik harus dikelola. Meskipun membutuhkan proses, karakter seseorang dapat dibentuk menurut dengan bacaan, tontonan, dan pergaulan (BTP). (Diksi/Tan/AP/KR)