Nih, Jebolan SMK yang Sukses Berkarir!

Sukoharjo, Ditjen Diksi – Meski masih dianggap sebagai kelas dua, namun nyatanya tidak sedikit lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang terbilang sukses meniti karir, baik bekerja, melanjutkan studi maupun berwirausaha (BMW). Tengok saja sosok alumni SMKN 4 Surakarta Sindhu Aribowo (General Manager Radja Art & Boutique Hotel Semarang) dan Johan Permana (Owner Panties Pizza dan Hambugo Burger), serta alumnus SMKN 6 Surakarta Eka Kusuma Putri yang melanjutkan studi ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Surakarta (UNS).

Lantas, mengapa mereka memilih SMK? Menurut Sindhu, dirinya masuk SMK karena didorong oleh keinginan memiliki keahlian dan juga termotivasi dari kakaknya, sedangkan Johan dan Eka, keduanya beralasan mulanya ingin cepat mendapatkan pekerjaan. “Belajar di SMK itu fun, tidak membosankan karena banyak hal menarik yang saya dapatkan,” ujar Sindhu saat story telling dalam gelaran “Sosialisasi Meraih Mimpi Bersama SMK” yang diselenggarakan Direktorat SMK di Sukoharjo, Jawa Tengah (13/12).

Meski demikian, tambah Sindhu, kala mengemban studi di SMK haruslah memiliki attitude yang baik. “Harus punya goals atau target apa yang ingin dicapai. Karena di SMK kita melalukan kerja nyata atau job training, maka mudah untuk melangkah ke jenjang selanjutnya,” terangnya. 

Sindhu pun berkisah memulai karir pekerjaannya sebagai house keeping di Sahid Jaya, lalu setahun kemudian beralih menjadi resepsionis. “Pada pekerjaan ini saya menemukan passion hingga akhirnya menjadi front office supervisor, duty manager, hingga posisi sekarang,” tuturnya.

Lain lagi cerita Johan, sang wirausaha. Johan menyebutkan, ide awal pizza mucul kala dirinya bekerja di kapal pesiar selama empat tahun. Bukan pizza, jualan pertamanya adalah es dengan menggunakan gerobak yang dikenal dengan Es Pocong Solo. “Setelah itu lalu mencoba membikin pizza, serta membuat penasaran calon pembeli melalui melalui marketing digital. Satu tahun kemudian Panties Pizza kami mitrakan. Alhamdulillah banyak yang tertarik dan mulai buka cabang,” kisahnya.

Johan menjelaskan, modal awal mengkreasikan pizza tersebut sekitar Rp20-an juta. “Yang namanya usaha, ada untung dan rugi. Namun, dengan kegagalan kita banyak belajar hingga mental terbentuk,” jelasnya.

Menyoal masa pandemik, tutur Johan, bisnisnya masih bisa bertahan karena terus mengikuti perkembangan zaman. Adapun siasatnya adalah dengan memakai sarana media sosial sebagai promosi, serta melakukan pengembangan menu. “Ini harus kencang biar menutupi minus. Kalau mau sukses harus terus mengikuti perkembangan zaman dan jangan cepat puas,” ujarnya.

Sementara itu sosok Eka yang merupakan jebolan SMK tahun 2019 tercatat langsung melanjutkan studinya di FEB UNS. Karenanya, dirinya mengaku mempersiapkan diri lebih awal dan keras ketimbang rekan-rekan dari SMA guna mengejar ketertinggalan pelajaran. “Saya harus lebih awal mempersiapkan diri dari mereka (rekan-rekan SMA), lalu mencari metode belajar yang sesuai,” terangnya.

Baik Shindu, Johan maupun Eka, ketiganya juga berkeinginan kuat turut membantu adik-adik SMK agar bisa menggapai keinginan mereka sesuai passion masing-masing. “Saya berkeinginan menyerap banyak tenaga kerja dari SMK, serta mendorong adik-adik SMK untuk berwirausaha,” pungkas Johan. (Diksi/AP/KR)