Mengasah Kompetensi Siswa SMKN 2 Jakarta melalui Tefa Bank Mini Terpadu di Sekolah

Mengasah Kompetensi Siswa SMKN 2 Jakarta melalui Tefa Bank Mini Terpadu di Sekolah

Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK -  Merasakan pengalaman nyata melalui kegiatan pembelajaran menjadi salah satu hal penting bagi siswa SMK untuk mengasah dan meningkatkan kompetensi mereka. Pengalaman nyata ini hadir melalui model pembelajaran teaching factory (Tefa). Melalui Tefa, sekolah seperti “pabrik” sehingga siswa bisa mendapat pengalaman nyata sesuai standar dan prosedur di industri. 

SMKN 2 Jakarta menjadi salah satu sekolah yang menghadirkan pengalaman belajar secara nyata melalui Tefa. Salah satunya adalah Bank Mini Terpadu yang merupakan Tefa untuk siswa Konsentrasi Keahlian (KK) atau Jurusan Akuntansi. Bank Mini Terpadu ini merupakan hasil kolaborasi antara sekolah dan Bank BNI. Hebatnya, mini bank ini dirancang menyerupai bank umumnya dengan sistem operasional yang dilakukan secara profesional.  

Kepala SMKN 2 Jakarta, Murni Astuti, mengatakan bahwa aktivitas di bank ini layaknya bank profesional lainnya. Selain tempat pembelajaran, sekolah dan pihak BNI memberi kesempatan siswa-siswi kelas 10 dan 11 untuk praktik yaitu menerima simpanan dan penarikan para warga sekolah. Setiap harinya, bank ini menugaskan tiga siswa yang terdiri atas koordinator, customer service, dan teller. Semua siswa yang terlibat dalam Bank Mini Terpadu ini merupakan para siswa kelas 11 yang dibantu siswa kelas 10 dengan jadwal dibuat secara bergiliran. 

"Yang lebih membuat kami bangga, dengan kerja sama ini, industri dapat membantu mengubah karakter siswa, misal dari segi kerapian, kejujuran, sikap, dan disiplin. Misalnya, dulu sebelum praktik di bank mini mereka tampi serampangan, setelah praktik berubah karena mereka dilatih,” ungkap Murni bangga.  

Mengenai lahirnya Tefa Bank Mini Terpadu, Murni mengatakan bahwa  awalnya pihak sekolah mengajak kerja sama dan mengundang praktisi atau guru tamu dari Kementerian Keuangan, Bea Cukai, serta dari industri perbankan, termasuk dari pihak BNI. 

"Mereka senang bahkan dari Kementerian Keuangan pak Dirjennya langsung hadir ke sekolah memberi materi,” terang Murni Astuti.  

Belakangan, kerja sama dengan BNI justru semakin intens. BNI malah menambahkan materi dalam pertemuan pembelajaran. Bahkan, materi dari BNI ini dimasukkan sebagai mata pelajaran pilihan untuk perbankan. 

“Akhirnya, sekolah kemudian meminta BNI untuk mengisi materi secara rutin dan BNI menyambut baik  dengan mengembangkan Bank Mini Terpadu sekolah yang lebih profesional,” kata Murni.

Murni kemudian duduk bersama dengan BNI dan mulai mengembangkan kerja sama mulai dari sinkronisasi kurikulum, dan berbagai praktik lainnya sehingga kerja sama ini sesuai dengan kebutuhan industri dan sekolah.

“Kita tawarkan ke BNI mana yang cocok dan perlu ditambahi. Misal pada elemen-elemen pembelajaran yang sudah ada, selanjutnya budaya kerja, hingga kerja sama Tefa Akuntansi,” terang Murni. 

Diakui, bahwa dalam kerja sama ini sekolah tidak melihat dari sisi keuntungan. Namun, seberapa besar peluang dan kesempatan peserta didik untuk belajar dengan bimbingan BNI yang sudah sangat senior di dunia perbankan. 

“Kami merasa mendapatkan banyak manfaat dari kerja sama ini, utamanya dalam meningkatkan kompetensi siswa kami mulai dari kemampuan komunikasi, serta cara berpenampilan hingga memiliki rasa percaya diri bagi peserta didik, bahkan sampai bagaimana busana layaknya di bank, penampilan dan sebagainya,” tambah Murni. (Bambang SJ/Nan/Dani)