Alumnus Kursus Jahit Ini Dapatkan Omzet 3 Kali Lipat UMK Kota Tulungagung

Alumnus Kursus Jahit Ini Dapatkan Omzet 3 Kali Lipat UMK Kota Tulungagung


Tulungagung, Ditjen Vokasi PKPLK - Seseorang dapat mengubah kehidupan dengan memperkuat kompetensi. Begitu pula yang dipercayai oleh Nur Aysiamey Lusianasari atau biasa disapa Nana. Ia memperkaya keterampilannya dengan kursus tata busana melalui program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) 2017.


Langkahnya tersebut ia ambil di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Ayu Busono, Tulungagung, Jawa Timur sebagai penyelenggara program PKK. Dengan pelatihan intensif selama tiga bulan, ia belajar seluk beluk menjahit, dari menggambar pola, merapikan jahitan, sampai berkreasi dengan desain-desain baju. 


“Dahulu, saya ingin menambah pengalaman dengan bekerja. Makanya dulu ikut program PKK ini,” jelas Nana mengungkapkan motivasinya.


Setelah pelatihan dan uji kompetensi, Nana pun mendapatkan pekerjaan pertamanya di perusahaan garmen ternama di Tulungagung. Setelah beberapa bulan, ia pun memutuskan untuk pindah kerja kembali ke teaching factory (Tefa) Ayu Busono.


“Rasanya ingin kembali kerja di Ayu Busono saja, karena selain lebih dekat dengan rumah, saya pun masih bisa buka jasa jahit sendiri,” tutur Nana.


Usaha yang Berkembang, Omzet 3 Kali Lipat UMK


Tanpa prediksi apapun, usaha jahit Nana pun berkembang sangat pesat. Hasil jahitannya yang rapi dan mampu menjahit sesuai model yang diinginkan klien membuat namanya semakin dikenal. Ia pun membuka usaha jahitnya sendiri rumah.


“Saya membuka usaha sendiri supaya bisa meningkatkan penghasilan dan bisa membantu membuka lapangan pekerjaan juga,” ungkap Nana.


Dahulu jika ia terus berkutat dengan mesin jahit di garmen dengan jadwal yang ketat, kini ia bisa mengatur jadwalnya sendiri dalam berwirausaha. Walaupun lebih fleksibel, ia harus tetap bisa menjaga kualitas jahitan dan juga marketing. Maka dari itu, ia pun membuka akun Instagram (Aysiamey dresses) khusus untuk usahanya sehingga mampu menarik pelanggan lebih banyak.


Nana bercerita, “Seminggu saya usahakan 4—5 baju atau dress yang selesai, karena saya ingin menjaga kualitas juga. Kalau sedang ramai, saya membawa dua orang karyawan untuk membantu.”


Dari usaha yang berkembang tersebut, Nana mampu memperbaiki ekonomi keluarganya. Ia pun bisa membeli motor sendiri dari hasil jerih payahnya. Saat ini, omzet per bulan bisa mencapai Rp7 juta lebih, yang artinya omzetnya lebih tinggi 3 kali lipat dibandingkan UMK Kabupaten Tulungagung. 


Nana bersyukur karena kursus menjahit telah memberikannya banyak pengalaman dan kehidupan yang lebih baik. Ia pun mendapatkan kesempatan bekerja melalui program PKK, baik di garmen dan di Tefa Ayu Busono. (Zia/Arifin/Dani)