Mahir dalam Mengelas, Siswa SMK Muhammadiyah Bungoro Kebanjiran Orderan Furnitur Rumah Tangga
Pangkajene dan Kepulauan, Ditjen Vokasi – Salah satu bukti keberhasilan dari sebuah pendidikan ialah kebermanfaatannya. Kebermanfaatan ini tidak melulu tentang uang, tetapi bisa juga tentang dampak yang dirasakan oleh diri sendiri dan masyarakat.
Dalam menjalani kehidupan terdapat tiga hal pokok yang perlu dipikirkan yakni pangan, sandang, dan papan. Papan merupakan tempat yang bisa dijadikan naungan ketika kita ingin beristirahat. Dalam hal ini papan yang dimaksud ialah rumah.
Tentunya semua orang memiliki bayangan tentang rumah impiannya. Untuk mewujudkan rumah impian setiap orang rela merogoh saku cukup dalam hanya untuk melengkapi peralatan-peralatan rumah tangga seperti lemari, meja, kursi, dan lain sebagainya. Untuk mencapai kepuasan tidak sedikit dari kita memilih untuk memesan peralatan rumah tangga dari ahli-ahli perabotan.
SMK Muhammadiyah Bungoro, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan menjadi salah satu tempat penghasil perabotan rumah tangga di wilayah Pangkajene, Sulawesi Selatan. Melalui Jurusan Teknik Pengelasan, siswa SMK Muhammadiyah Bungoro memproduksi berbagai furniture dan hasil lainnya sesuai dengan permintaan masyarakat.
Guru Jurusan Teknik Pengelasan, SMK Muhammadiyah Bungoro, Nurhidayat Yusuf, menuturkan bahwa proses produksi ini telah berlangsung lama dan puncaknya dimulai sejak tahun 2022. Dalam proses pembelajaran, SMK Muhammadiyah Bungoro menggandeng PT Semen Tonasa. Para siswa diajarkan terkait pengelasan yang berstandar nasional.
“Para siswa dilibatkan untuk membuat simulasi pengelasan sambungan sudut dan sambungan tumpul. Dua jenis sambungan ini merupakan bekal yang penting untuk mereka yang kelak ingin bekerja di industri,” ucap Yusuf.
Dalam memproduksi berbagai furniture rumah tangga, para siswa saling bahu-membahu menyelesaikannya. Biasanya satu barang diselesaikan oleh 4—5 orang dalam waktu satu minggu. SMK Muhammadiyah Bungoro menganut dua sistem, yakni sistem berdasarkan orderan dan sistem produksi tanpa orderan.
“Setelah pesanan kami terima pasti langsung dikerjakan. Selain itu, kita juga biasa memproduksi dulu baru kemudian dipasarkan ke masyarakat,” ucap Yusuf.
Harga yang dipatok untuk masing-masing barang bervariasi menyesuaikan dengan model dan bahan yang diinginkan. Adanya orderan ini membuat kemampuan para siswa semakin terasah.
“Kita bisa menerima sampai 10 orderan bahkan lebih. Dari sini kita banyak belajar bagaimana mengatasi masalah, keterampilan juga semakin terasah. Bonusnya kita bisa mendapatkan uang jajan tambahan,” ucap Zulfahmi, siswa kelas XII, Jurusan Teknik Pengelasan, SMK Muhammadiyah Bungoro. (Aya/Cecep)