Lihai Manfaatkan Peluang, Alumnus SMK Muhammadiyah Long Ikis Raup Omzet Belasan Juta dengan Jualan Tahu Bakso
Paser, Ditjen Vokasi – Siapa sangka dengan berjualan tahu bakso, Fahmi Dayat, alumnus tahun 2021 SMK Muhammadiyah Long Ikis, Kalimantan Timur, bisa mendapatkan penghasilan hingga belasan juta per bulan.
Berwirausaha merupakan kegiatan yang gampang-gampang susah. Kita harus bisa membaca peluang karena apabila tidak bisa membaca peluang dan tidak bisa memasarkan dengan baik maka usaha yang kita jalani bisa jadi tidak akan berkembang.
Banyak hal yang bisa dijadikan sebagai usaha, salah satunya usaha makanan. Makanan adalah kebutuhan pokok yang diperlukan oleh semua orang. Berbagai inovasi pada makanan dilakukan para pelaku usaha untuk menarik konsumennya.
“Saat ini orang butuh makanan yang praktis, misalnya tahu. Namun, tahu di sini masih dianggap makanan yang biasa saja. Anggapan ini lah yang melatarbelakangi saya untuk mencoba berinovasi dengan tahu, salah satunya dengan menyulap tahu biasa menjadi tahu bakso,” ucap Fahmi.
Mungkin tahu bakso akan terdengar biasa bagi kita yang sudah terbiasa melihatnya, tetapi berbeda bagi masyarakat di Kecamatan Long Ikis.
“Di sini itu belum ada yang menjual tahu bakso karena ya anggapan mereka terhadap tahu masih biasa saja. Padahal tahu ini bisa diolah menjadi berbagai macam makanan yang enak. Ini merupakan peluang besar bagi saya. Akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka usaha tahu bakso di tahun 2021,” ucap Fahmi.
Setiap hari Fahmi memproduksi tahu baksonya dengan dibantu orang tuanya. Bahan-bahan yang digunakan untuk mengolah tahu baksonya pun menggunakan bahan-bahan pilihan.
“Rata-rata dalam sehari saya membuat 50 porsi tahu bakso. Kalau ada pesanan untuk acara-acara ya porsinya saya tambahin. Saya memastikan sendiri setiap tahu bakso yang dibuat memiliki kualitas rasa dan kebersihan yang bagus. Hal ini agar konsumen puas dan harapannya mereka bisa order lagi,” ucap Fahmi.
Konsumen tahu bakso buatan Fahmi tidak hanya berasal dari Kecamatan Long Ikis saja, tetapi juga ada yang dari Babulu, Grogot, dan wilayah lainnya. Mereka penasaran dengan rasa tahu bakso buatan Fahmi karena sering mendengar cerita orang terkait rasa tahu baksonya yang enak.
Tahu bakso buatan Fahmi hanya bisa dibeli secara langsung di rumahnya. Dari usaha tahu bakso ini Fahmi bisa mengantongi penghasilan hingga 15 juta setiap bulannya. Fahmi tak menyangka ilmu yang ia dapatkan ketika sekolah bisa bermanfaat untuk mengembangkan usahanya.
“Dulu pas sekolah saya itu dapat ilmu pemasaran. Ilmu ini yang kemudian saya gunakan untuk memasarkan ke masyarakat. Dalam memperkenalkan tahu bakso, saya menggunakan Whatsapp dan Facebook. Pengguna media sosial tersebut kan lumayan banyak apalagi Facebook. Jangkauannya lebih luas sehingga masyarakat yang tahu pun akan lebih banyak,” ucap Fahmi.
Setelah usaha tahu baksonya lancar, Fahmi terus berusaha untuk menjaga kualitasnya dan Fahmi pun berencana untuk membuka cabang di tempat lain.
“Harapannya ya bisa buka di tempat lain juga biar konsumen di luar wilayah tidak perlu jauh-jauh ke sini. Semakin banyak yang beli semakin bagus karena kami pasti butuh karyawan. Paling tidak dari usaha ini bisa memberikan manfaat buat sekitar yang membutuhkan pekerjaan,” ucap Fahmi.
Peran Sekolah
Fahmi merupakan satu dari sebagian alumni SMK Muhammadiyah Long Ikis yang sukses mengembangkan usahanya. Keberhasilan Fahmi ini tak lepas dari peran sekolah yang turut mendorong siswa-siswinya untuk berwirausaha.
Kepala SMK Muhammadiyah Long Ikis, Gita Ayu Ridiyanthi, menyampaikan bahwa upaya-upaya telah dilakukan oleh sekolah untuk mendorong melahirkan wirausahawan muda. Salah satunya dengan melakukan kerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Bentuk kerja samanya ialah pemberian bantuan kewirausahaan kepada siswa. Tak hanya memberikan modal saja, pihak sekolah dan Disnakertrans turut memantau dan mendampingi siswa dalam mengembangkan usahanya.
“Jadi, sistemnya dibikin kelompok yang terdiri atas 8 sampai 10 siswa. Mereka didorong untuk membuka usaha dengan modal yang diberikan oleh Disnakertrans. Siswa-siswa tersebut dipantau langsung oleh tim dengan tujuan untuk melihat perkembangan usahanya. Harapan dari kerja sama ini adalah untuk membuka pikiran siswa agar mau berwirausaha. Menjadi bos itu lebih menyenangkan. Selain bisa mendapatkan keuntungan banyak dengan berwirausaha, juga bisa membuka lapangan pekerjaan,” ucap Gita.
Gita menambahkan bahwa tidak semua siswa mengikuti program ini karena ada juga siswa yang ingin berwirausaha secara mandiri dengan modal sendiri.
“Apa pun sarananya yang pasti sekolah sangat mendukung seluruh usaha yang bertujuan mencetak bos-bos muda,” pungkas Gita. (Aya/Cecep)