Kurikulum Baru Wujudkan Lulusan SMK Siap Jadi Entrepreneur

Depok, Ditjen Diksi – Seiring program dan kebijakan yang terus digaungkan oleh Ditjen Pendidikan Vokasi, lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) kini benar-benar dipersiapkan hingga menjadi sosok entrepreneur, yang bukan lagi sekadar pekerja atau tukang.

“SMK tidak hanya menghasilkan pekerja, tapi entrepreneur. Mindset tidak sekadar tukang, melainkan tukang yang hebat atau menjadi manajernya. Jadi, menciptakan calon entrepreneur yang juga bisa ‘nukang’,” tegas Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto dalam arahan penutupan “Workshop & Pameran Hasil Karya dan Star Up Bisnis Siswa SMK Tahun 2021” yang berlangsung pada 29 November-1 Desember 2021 di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu  Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis dan Pariwisata, Depok, Jawa Barat.

Karenanya, tambah Wikan, sudah pasti kurikulum baru seiring dengan project base learning (PBL) yang menguatkan karakter dan soft skills. “Tidak hanya teknis, tapi juga harus bisa menangani sebuah proyek. Itu semua membutuhkan soft skill, leadership, dan attitude,” ujarnya.

Wikan menjelaskan, kurikulum baru harus bisa mendesain lulusannya dengan fondasi, passion, dan juga hard skill yang diperlukan guna menjalankan PBL. “Jadi, guru-guru bisa berubah dari teacher menjadi coach, hingga dapat mencari project. Karenanya, butuh ide-ide fresh dari guru-guru,” tuturnya.

Bukannya mengapa, kreativitas para pengajar ini jualah yang nantinya akan menentukan hasil karena kurikulum baru bersifat tidak mengikat. “Bahkan, guru bisa menjadi tim bersama dengan yang lainnya sehingga menjadi tim teaching,” ujar Wikan.

Wikan pun kembali menekankan agar hasil produk pendidikan vokasi janganlah sebatas inovasi, melainkan harus sampai kepada pangsa pasarnya. “Jangan sampai membuat sesuatu tidak sampai ke pasar, harus dibuat analisa pasar terlebih dahulu,” tegasnya.

Ke depannya, Wikan berharap workshop yang digelar tersebut dapat berkesinambungan. “Saya mengapresiasi kegiatan ini. Ke depan, harus ada kesinambungan. Kami juga akan memberikan rekomendasi lulusan SMK melanjutkan ke pendidikan tinggi vokasi untuk jalur prestasi. Jadi, jangan takut gagal,” terangnya.

Sebagai informasi, workshop tersebut juga diselenggarakan dalam rangka Hari Guru Nasional yang jatuh setiap tanggal 25 November. Seiring kegiatan tersebut, digelar juga pameran yang diikuti SMK–SMK yang merupakan sekolah pencetak wirausaha (SPW), sebagai ajang pembuktian produk–produk hasil karya yang dihasilkan siswa SMK dan juga sudah menjadi rintisan start up bisnis di Indonesia. Sedangkan peserta pameran ini terdiri dari unsur SMK dari 31 provinsi, Balai Besar di lingkungan vokasi, dan Seameo. Seameo sendiri merupakan sebuah lembaga antar-pemerintah di wilayah regional Asia Tenggara dan didirikan pada tahun 1965 atas kesepakatan antara pemerintah negara-negara Asia Tenggara dalam rangka mempromosikan kerja sama di bidang pendidikan dan kebudayaan. (Diksi/AP/KR)