Kota Malang Menjadi Saksi ‘Pernikahan’ Vokasi dan DUDI
Malang, Ditjen Diksi – Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronik (BBPPMPV BOE) Malang melakukan terobosan spektakuler. Demi mempertajam “link and match”, Balai Besar ini melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan 33 lembaga di Malang (10/4).
Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Ahmad Saufi, Abd. Rochim (BBPPMPV BOE), dan 33 lembaga. Lembaga-lembaga tersebut meliputi beberapa kategori, yakni lembaga kursus dan pelatihan (LKP), pendidikan tinggi vokasi (PTV), IDUKA, dan dinas pendidikan beberapa provinsi di Indonesia.
Rinciannya untuk lembaga LKP, di antaranya LKP IPTTI, LKP Putra Galuh, LP3I Surabaya, dan LKP Brand Brilliant College. Sedangkan untuk PTV adalah Politeknik Pekerjaan Umum, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Semarang, dan Politeknik Negeri Banyuwangi.
Adapun kategori IDUKA, di antaranya Aneka Motor Service, Hery Motor Servis Lamongan, PT Bojong Westplas, PT Rasicipta Consultama, PT Enviro Tools, PT CNC Controller Indonesia, dan PT Bumi Intan Gemilang, PT Inixindo Widya Utama, PT PAL, Bengkel Formula, PT Samsung Electronics Indonesia, PT NEC MPI Yogyakarta, PT Propan Raya Industrial Coating Chemical, dan AHASS Asia Group.
Sementara itu untuk lembaga terdapat 10 dinas pendidikan, yakni Dikbud Maluku Utara, Dinas Pendidikan Papua Barat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Dinas Pendidikan Papua, Dinas Dikbud NTB, Dikbud Maluku, Dinas Pendidikan Sulawesi Barat, Dinas Pendidikan Jawa Timur, Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, dan Dinas Dikpora DIY.
“Ini sebagai upaya khusus. Ya, kita ‘kawinkan’ mereka lewat MoU ini. Itu ada perusahaan, SMK, perguruan tinggi vokasi, serta industry, seperti PT PAL, Samsung, AHASS dan juga ada lembaga kursus pelatihan. Itu sudah kita ‘kawinkan’ lewat MoU ini,” terang Wikan.
Wikan juga mengatakan kurikulum akan ditajamkan bersama dengan melibatkan dunia pendidikan dan dunia industri. Sehingga, bisa menjadi acuan yang kuat dalam membangun “link and match” antara dunia usaha, industri, dan pendidikan. “Harapannya agar bisa mempercepat perwujudan program ini,” jelasnya.
Wikan menambahkan, untuk mempercepat program yang ada juga diluncurkan SMK D2 jalur cepat, yakni dengan menambah masa studi SMK dengan 1 semester dan magang satu tahun di industri sehingga dapat lulus dengan berijazah D2. “Sedangkan D3 di-upgrade menjadi D4 atau sarjana terapan. Itu terserah kampus akan melakukan apa tidak, bukan dihapus. Kami mendorong seperti itu,” ujarnya.
Selain itu, untuk meninngkatkan SDM yang hebat, maka kurikulum SMK dipertajam. “Sehingga, lebih adaptif soft skill-nya meningkat. Kita harapkan mulai semester depan tahun ini sudah mulai,” tandas Wikan.
Dengan kurikulum baru nanti diharapkan lulusan SMK semakin banyak yang BMW (bekerja, melanjutkan studi, dan bisa wirausaha). “Tidak banyak lagi pengangguran, bisa melanjutkan studi dan berwirausaha,” tambah Wikan.
Saresehan yang di elenggarakan di Malang ini diharapkan menjadi awal dari “perkawinan” pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri yang lain. “Sehingga, setelah acara ini diharapkan pendidikan vokasi di Malang bisa ‘kawin’ sendiri tanpa diinisiasi lagi,” pungkas Wikan.
Sementara itu Plt Kepala Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronik (BBPPMPV BOE) Malang, Dr Ir Abd Rochim, mengatakan link and match itu sangat penting. “Itu sebagaimana disampaikan Pak Dirjen harus terus disosialisasikan pada masyarakat,” jelas dia.
Dengan link and match dunia pendidikan vokasi, industri, dan dunia usaha semuanya bisa bergerak bersama untuk kemajuan bangsa Indonesia kedepan. Karena itu link and math harus diperkuat lagi. Semua stakeholder harus dilibatkan. Sehingga lulusan pendidikan vokasi memiliki soft skill seperti yang dibutuhkan. “Makanya, kita lakukan MoU,” pungkas Abd Rochim. (Diksi/DN/AP)