Kisah Inspiratif :  Pernah Raih IPK 1,9, Dosen Politeknik Negeri Madiun Ini Siap Raih Gelar Doktor dari Universitas Nottingham

Kisah Inspiratif : Pernah Raih IPK 1,9, Dosen Politeknik Negeri Madiun Ini Siap Raih Gelar Doktor dari Universitas Nottingham



Madiun, Ditjen Vokasi - Sempat meniti karier profesional sebagai general manager di sebuah perusahaan swasta bergengsi di Jakarta, panggilan untuk memberikan kontribusi pada pendidikan tinggi di Indonesia membawa Nur Asyik Hidayatullah bergabung dengan Politeknik Negeri Madiun. Ia pun bertekad untuk ikut serta dalam membangun lembaga yang saat itu berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTNB). 


Saat ini, Nur Asyik tercatat sebagai dosen Teknik Listrik di PNM. Ia bahkan pernah menjadi  Dosen Terbaik 1 Pilihan Mahasiswa Prodi Teknik Listrik pada tahun 2018. Berbagai penghargaan tidak hanya diraih dari lingkungan PNM saja, tetapi juga dari luar negeri. Salah satunya adalah Performance Audit in Technology Basis for Government Internal Auditor Awardee di Auckland, New Zealand.


Selain sebagai dosen, sejak tahun 2021 lalu Nur Asyik memulai perjalanan akademisnya ke Inggris, di mana dia bergabung dengan The University of Nottingham untuk mengejar gelar Ph.D. Keputusan untuk mengejar gelar doktor di Inggris tidaklah didasarkan hanya pada reputasi global sistem pendidikan Inggris, tetapi juga pada kesempatan untuk terlibat dalam lingkungan akademik yang kompetitif dan kolaboratif.


“Inggris, sebagai tempat berdirinya beberapa universitas paling prestisius di dunia menawarkan sumber daya akademik dan fasilitas penelitian yang unggul, seperti yang ditawarkan oleh pusat riset, seperti PEMC (Power Electronics, Machines Centre),” kata Nur tentang alasannya memilih melanjutkan studinya ke Inggris, khususnya  University of Nottingham.




Bagi Nur Asyik, kesempatan tersebut sebagai peluang untuk melakukan penelitian yang relevan dengan industri dan berkontribusi pada pengembangan teknologi Grid Forming (GFM) converter dalam konteks integrasi Sumber Daya Berbasis Inverter (Inverter-Based Resources - IBR) dalam jaringan listrik.


Selama studinya di Inggris, Nur Asyik tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pengembangan pribadi dan profesional. Dia terlibat dalam berbagai kegiatan di luar akademis, termasuk menjadi reviewer untuk jurnal dan konferensi terkemuka serta aktif dalam organisasi masyarakat. Semangatnya untuk memberikan kontribusi yang positif dalam masyarakat tercermin dari keterlibatannya dalam pengurus Ikatan Sarjana NU (ISNU Jatim) Bidang Pendidikan dan Profesi.


IPK 1,9

Sebelum berhasil meraih beasiswa dan melanjutkan pendidikanya di University of Nottingham, Nur juga merupakan Australia Awards Scholarship. Ia meraih gelar magister dalam bidang Electrical and Electronics Engineering dari Victoria University, Melbourne.


Dengan latar belakang pendidikannya yang mentereng dari berbagai universitas terkemuka di dunia, siapa sangka, Nur pernah berjuang mengalami masa-masa berat dalam jalan pendidikannya, tepatnya saat menuntaskan program sarjananya di Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Beberapa kali ia mendapatkan nilai rendah dan bahkan sempat mencapai IPK sebesar 1,9.


“Itu di semester awal kuliah, tapi saya tidak menyerah dan hingga akhirnya berhasil lulus sejak itu saya bertekad untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi,” kata Nur yang mengaku sudah menemukan minatnya dalam bidang teknik elektro sejak usia muda.


Setelah menyelesaikan gelar sarjananya dalam Teknik Elektro Listrik di ITN Malang, Nur Asyik merasa keterpanggilan untuk terus mengasah pengetahuannya dan mengembangkan keterampilannya lebih lanjut. Pada tahun 2008, dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tingkat lanjutnya di luar negeri dengan meraih beasiswa Australia Awards Scholarship. Langkah ini membawanya ke Australia, di mana ia mengejar gelar magister dalam bidang Electrical and Electronics Engineering di Victoria University, Melbourne.


“Pendidikan di luar negeri itu memberikan pengalaman yang berharga dan wawasan yang lebih luas dalam bidang teknik elektro. Di samping itu, kita juga belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan dan budaya baru, yang membantu membentuk saya menjadi individu yang lebih terbuka dan berpengetahuan,” kata Nur tentang alasannya untuk memilih pendidikan di luar negeri.


Seminar Internasional

Setelah bergabung dengan PNM, Nur Asyik tetap aktif  meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui pelatihan bertaraf internasional. Pada tahun 2017, ia menjadi peserta dalam Power System Applied Science Competence di Southern Alberta Institute of Technology (SAIT), Calgary, Canada. 


Pelatihan ini memberinya wawasan yang mendalam dalam bidang ilmu pengetahuan terapan sistem kelistrikan yang berkontribusi pada pengembangan kompetensinya dalam industri tersebut. Kemudian, pada tahun 2018, Nur Asyik turut serta dalam International Training and Workshop on Railway Engineering Technology yang diselenggarakan oleh CRRC Co. Ltd di Chengdu, China. Pelatihan ini memberinya pemahaman yang mendalam tentang teknologi rekayasa kereta api, yang menjadi tambahan berharga untuk wawasan dan keterampilannya dalam industri transportasi. 




Partisipasinya dalam pelatihan-pelatihan bertaraf internasional menunjukkan komitmennya untuk terus meningkatkan diri dan mengikuti perkembangan terkini dalam bidang teknik elektro dan transportasi. Hal tersebut dirasa Nur sangat penting utamanya dalam mendidik mahasiswa, dengan demikian para mahasiswanya dapat mengetahui berbagai perkembangan teknologi yang sedang terjadi di tatanan global.

“Saya ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman yang telah saya peroleh dengan mahasiswa dan masyarakat serta berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,” ujar Nur yang bercita-cita ingin menjadi Guru Besar di bidang Teknik Elektro dari perguruan tinggi vokasi ini. (PNM/Nan/Cecep)