Keren, Anak Vokasi Ciptakan Selai Biji Rambutan!

Keren, Anak Vokasi Ciptakan Selai Biji Rambutan!

Malang, Ditjen Diksi - Jika umumnya selai menggunakan bahan dasar dari daging buah maka tidak dengan Rambootan. Selai, karya inovasi Tim Herbaraga dari Politeknik Negeri Malang ini terbuat dari biji buah rambutan. 

 

"Kita selama ini hanya memanfaatkan daging buah rambutan, sedangkan kulit dan bijinya dibuang menjadi limbah. Ini yang kemudian kami manfaatkan untuk membuat produk selai," kata Rizki Bagus Maulana dari Tim Herbaraga.

 

Oya, Tim Herbaraga ini merupakan tim yang terdiri atas beberapa mahasiswa lintas jurusan yang ada di Polinema. Mereka dibina dalam wadah inkubasi bisnis, Entrepreneurship Training Unit (ETU), di kampus tersebut. 

 

Untuk menjadi produk selai yang lezat, biji buah rambutan ini harus melalui berbagai tahapan. Ini dimulai dari membersihkan biji buah rambutan, yakni dengan membuang kulit ari dari biji rambutan. 

 

Biji buah rambutan yang sudah dibersihkan ini, kemudian dikeringkan dengan cara dipanggang menggunakan oven dengan suhu dan waktu yang ditentukan. "Proses pemanggangan ini yang cukup penting karena jika sampai salah penanganan, justru rasa biji buah rambutan ini akan pahit," kata Rizki. 

 

Setelah dipanggang, biji buah rambutan kemudian dihaluskan. Biji buah rambutan yang sudah menjadi serbuk ini lantas dicampur dengan sejumlah bahan lain, di antaranya seperti madu, gula, serta garam sebagai penyeimbang rasa. Jika ingin mendapatkan rasa cokelat, campuran ini tinggal ditambah dengan cokelat bubuk.

 

Selain menjadi pelengkap roti tawar, selai dari biji buah rambutan ini bisa digunakan sebagai isian untuk aneka roti manis. Tak hanya itu, di samping rasa yang cukup lezat dan tidak kalah dengan selai dari kacang dari merek terkemuka, selai ini juga memiliki sejumlah kelebihan. Utamanya untuk mereka yang memiliki riwayat alergi kacang-kacangan atau yang takut jerawatan saat mengonsumsi kacang.

 

Oya, tidak hanya berhasil memanfaatkan limbah dari buah rambutan, rupanya inovasi ini juga sudah berhasil meraih penghargaan, di antaranya adalah Gold Medal International dan Semi Grand Award yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Hebatnya, produk ini berhasil mengalahkan 447 tim partisipan dari 20 negara. Keren, kan! (Diksi/Nan/AP/NA