Juru Las: Asa Yang Menjanjikan
Jakarta, Ditjen Diksi -- Juru las atau welder adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan khusus pengelasan untuk ditempatkan pada jabatan tenaga teknik khusus sesuai dengan bidang keahliannya atau bidang ketrampilannya sebagai juru las. Keahlian ini bisa didapatkan seseorang yang memilih jurusan las pada tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK).
Dalam sesi “Belajar dari Rumah Seri Vokasi” yang tayang pukul 10.05 di TVRI pada (24/06), tergambar jelas bahwa profesi ini bukanlah sekadar mengelas, melainkan sebuah profesi ke depan yang sangat menjanjikan. Dipandu oleh presenter cantik Shahnaz Soehartono, nyatanya pekerjaan sebagai juru las justru kian dibutuhkan di Indonesia hingga luar negeri.
Menurut Slamet Subagyo, pemilik dan Direktur Inslastek Welding Institue, seorang juru las dapat terus mengembangkan jenjang karir meski tanpa kuliah hingga bisa menjadi master atau ahli las. “Jadi, bukan sebatas operator karena ada jalurnya untuk menjadi ahli,” terangnya.
Slamet pun menambahkan, di Indonesia saja, pekerjaan ini dapat menghasilkan honor yang menggiurkan. Misalnya saja, seorang pemula yang hanya tamatan SMK yang bekerja sebagai juru las di galangan kapal dapat merengguk penghasilan sekitar Rp6-11 juta pe bulannya.
Hal senada juga diungkapkan Beny Yulianto. Guru Teknik Pengelasan SMK NU Ma'arif Kudus ini menegaskan, pekerjaan juru las bukanlah sebatas operator, melainkan dapat dikembangkan menjadi seorang supervisor, engineer, hingga ahli yang melakukan penelitian pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Benny pun menambahkan, murid-murid jurusan las pada tingkat SMK ini pun telah siap untuk menjadi juru las bila sudah lulus. Pasalnya, para murid telah dibekali uji kompetensi nasional, bahkan internasional, berupa sertifikat yang menjamin keahlian mereka untuk melakukan pekerjaan.
Jadi, janganlah heran bila sosok Salyan Alqosimi, seorang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Cilacap ini begitu tertarik dengan bidang pengelasan. Selain dinilai berbeda dengan jurusan lain pada umumnya, dirinya merasa menyukai pengelasan karena dapat menyalurkan bakat seni melalui bahan logam yang disambungkan hingga dapat menghasilkan barang mewah.
Lantas, apakah profesi juru las terancam dengan teknologi yang dapat digantikan oleh robot? Pertanyaan yang banyak muncul ini pun dijawab tegas oleh Slamet Subagyo bahwa tenaga juru las tetap banyak dibutuhkan. Pasalnya, proses pemeriksaan hasil las tidak dapat menggunakan teknologi.
Bahkan, juru las justru dapat meningkatkan kompetensi seirng perkembangan teknologi. Misalnya saja tiang-tiang tinggi yang kini dapat diawasi dengan drone harus membuat juru las bisa melakukan pengecekan hasil las dengan alat tersebut.
“Teknik las ini sangat menjanjikan. Kirim ke kami, kami akan menyalurkan mereka,” ujar Slamet. Slamet pun menuturkan bahwa sebelum pandemi, pihaknya telah menyalurkan tenaga juru las hingga ke luar negeri. Apalagi, jika mereka dapat belajar underwater welding untuk mengelas kapal selam, tambah Slamet, nantinya dapat menerima bayaran hingga US$275 per jam! (Misi/ARJ/Gusap/AP)