Ini Dia ‘Start Up’ Jebolan SMK!
Jakarta, Ditjen Diksi – Berbekal pengetahuan yang diperoleh selama duduk di bangku SMK pada jurusan multimedia, ditambah semangat tinggi untuk mengeksplor diri dengan hal-hal baru untuk belajar, sosok jebolan SMK ini pun sukses membangun start up sendiri. Tak hanya itu, pengalamannya bekerja sebagai desain web di salah satu perusahaan di Surabaya, telah membuat alumnus SMKN 3 Bandung ini turut membuat desain web untuk Kementerian Buruh di Brunei Darussalam.
“Waktu itu pekerjaan pertama desain web itu cukup challenging, soalnya langsung buat desain web untuk Kementerian Buruh di Brunei. Itu mereka pertama kali bikin desain web, dan itu pertama kalinya untuk saya,” tutur Sopian Gunawan, CEO Quix Design Services.
Sebelumnya, Sopian pernah bekerja sebagai asisten wartawan di salah satu media. Di samping itu, Sopian juga pernah bekerja sebagai animator.
Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, Sopian mengaku semakin tertantang untuk mempelajari hal-hal baru dalam mengasah potensi dirinya. Terlebih setelah bekerja di bidang desain web, dirinya mengaku termotivasi untuk mempelajari coding.
“Dari membuat web itu, saya akhirnya belajar ‘ngoding’. Saya penasaran, sesulit apa sih ‘ngoding’?” kata Sopian.
Sebelum membangun start up sendiri, beberapa pengalaman dan pembelajaran didapatkan Sopian dari berbagai industri tempatnya bekerja. Sopian bahkan pernah turut serta dalam maintenance website industri besar seperti Honda.
Beberapa start up juga pernah didirikan Sopian bersama kawan-kawan komunitasnya, seperti Food Saloka. Namun, karena adanya pandemik, akhirnya pada tahun 2020 proyek tersebut terhenti hingga saat ini.
Hingga akhirnya pada akhir 2019, bersama empat rekannya Sopian mendirikan start up yang bergerak di bidang edukasi bernama Quix. “Lepas dari itu, akhirnya bikin lagi start up namanya Quix. Nah, Quix ini lebih kayak webinar,” ujarnya.
Quix bahkan sudah melakukan 3 batch boothcamp virtual dan menyalurkan banyak talent yang kemudian terserap di dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Selain terserap di dunia industri, Sopian juga berharap agar lulusan Quix dapat membuat inkubator web developer sehingga mereka saling terhubung dan berbagi pengetahuan.
“Kita udah tiga batch. Alhamdulillah dalam tiga batch ini kita sudah menyalurkan talent ke beberapa start up, seperti Tokopedia, Quipper, dan Ruangguru,” tutur Sopian.
Setelah Lebaran, tepatnya di bulan Juni, Quix akan membuka kembali boothcamp batch keempat yang terdiri dari 15 orang. Terbatasnya jumlah peserta dilakukan agar proses mentoring bisa lebih fokus.
Dengan semangat belajar yang tinggi dan mengalahkan rasa minder, Sopian akhirnya dapat membangun start up sendiri. Bahkan, Quix tidak hanya menjalani proses mengajar, tapi telah banyak mendapatkan berbagai proyek terkait web development dari pihak luar.
Tak ketinggalan, Sopian juga berpesan agar semangat itu tetap ada pada generasi-generasi SMK masa kini untuk tidak mudah menyerah dan memiliki keinginan untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensi dalam diri. “Enggak usah minder, yang penting kuncinya jangan berhenti belajar. Kalau kesulitan jangan dipendam sendiri, tapi sharing ke yang lain, cari mentor. Jangan putus asa!” pesannya. (Diksi/Tan/AP)