Industri Ungkap Tren Pekerjaan Masa Depan dan Kesiapan Pendidikan Vokasi
Jakarta, Ditjen Vokasi - Tren pekerjaan masa depan terus mengalami perubahan besar di era digitalisasi dan teknologi yang semakin berkembang pesat. Hal ini mendorong sektor bisnis untuk menyadari kebutuhan tenaga kerja baru yang lebih adaptif, kreatif, dan fokus pada teknologi.
Pendidikan vokasi, yang berfokus pada keterampilan praktis, menjadi fokus utama dalam mempersiapkan generasi muda untuk pekerjaan masa depan. Dalam sesi diskusi di kegiatan Peluncuran buku Tinjauan Pekerjaan dan Keahlian Masa Depan: Bagaimana Teknologi Membentuk Dunia Kerja Indonesia?, beberapa industri ternama membagikan beberapa perspektifnya pada Jumat (29-11-2024) di Jakarta.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi tersebut pun mengundang tidak hanya mitra industri, tetapi juga para ahli, yaitu Jobstreet Indonesia, Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH), ILO Indonesia, dan Kadin Indonesia.
Dalam sesi diskusi, Operations Director Jobstreet Indonesia, Williem H.G. Najoan, mengungkapkan bahwa digitalisasi saat ini menjadi faktor dalam tren pekerjaan masa depan. Menurutnya, saat ini para perekrut kerja membutuhkan tenaga kerja di bidang teknologi dan digital.
“Banyak perubahan yang terjadi selama beberapa tahun ini yang mengakibatkan banyak posisi baru, seperti UI/UX, Cyber Security, Web Developer, dan masih banyak lagi,” jelas Williem.
Lebih lanjut, Williem mengungkapkan di Jobstreet terdapat 11 juta lapangan pekerjaan di bidang digital rata-rata dalam seminggu. Angka ini cukup fantastis dan diperlukan penyediaan tenaga kerja yang banyak pula. Dengan pendidikan vokasi yang bergerak ke arah yang sama, dapat menyinkronkan antara kebutuhan tenaga kerja dan terbukanya lowongan pekerjaan.
Hal itu pun senada yang diungkapkan oleh Abynprima Rizki yang merupakan Director of Marketing, Communication & Community Development, AFTECH. Menurut Abynprima di industri Fintech sendiri membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi dalam pengembangan produk.
“Industri fintech banyak sekali model bisnisnya saat ini. Selain membutuhkan tenaga kerja di bidang IT, kami juga membutuhkan tenaga kerja yang kompeten di bidang digital marketing dan pengembangan produk,” jelas Abynprima.
Pendidikan Vokasi Bersiap
Pendidikan vokasi dinilai sebagai kunci penting untuk menjembatani kebutuhan industri dengan keterampilan tenaga kerja. Program vokasi yang sesuai dengan kemajuan teknologi sangat penting untuk memastikan lulusan dapat bersaing di pasar kerja global.
Masih dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Pendidikan Vokasi Kadin Indonesia, Wisnu Wibowo, menekankan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah daerah, dan juga industri dalam menghadapi tantangan tren pekerjaan masa depan.
“Perpres 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi mengharmonisasi seluruh lembaga terkait pendidikan vokasi. Bahkan, saat ini kita juga mengakselerasikan pendidikan vokasi dengan potensi daerah,” ungkap Wisnu.
Adanya kerja sama dengan semua pemangku kepentingan pun menjadi sorotan oleh Dina Novita Sari selaku Program Officer ILO Indonesia. Menurut Dina, tidak bisa dipungkiri pasar tenaga kerja akan bergerak lebih cepat dibandingkan kecepatan pendidikan beradaptasi.
“Maka dari itu, industri perlu memiliki lab pelatihan sendiri yang juga bekerja sama dengan satuan pendidikan vokasi sehingga mampu menyusun kurikulum yang adaptif,” ujar Dina. (Zia/Cecep)