Implementasi Sekolah Ramah Lingkungan di SMKN 3 Denpasar Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Implementasi Sekolah Ramah Lingkungan di SMKN 3 Denpasar Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Denpasar, Ditjen Vokasi – Keberadaan sekolah ramah lingkungan amat penting untuk menyikapi masifnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim yang tak menentu.


Seiring berjalannya waktu kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan pun semakin tinggi. Dengan adanya gerakan peduli lingkungan yang dilakukan oleh warga sekolah diharapkan dapat memberikan edukasi kepada publik sehingga dapat mencegah dan mengurangi kerusakan lingkungan hidup.


Saat ini telah banyak sekolah-sekolah yang menggerakkan sekolah ramah lingkungan. Pembelajaran di sekolah tak hanya memasukkan teori saja tetapi juga memasukkan unsur lingkungan hidup. Salah satu SMK yang menerapkan sekolah ramah lingkungan ialah SMKN 3 Denpasar, Bali.



Saat SMKN 3 Denpasar menerima kunjungan delegasi Education for Sustainable Development (ESD) – Net 2030 (14-06-2023) mereka memperlihatkan praktik baik SMKN 3 Denpasar dalam menerapkan ESD. Di sini para delegasi disuguhkan dengan pemandangan yang amat kental. Mereka melihat bagaimana siswa belajar menghiraukan lingkungannya.

Kepala SMKN 3 Denpasar, Anak Agung Bagus Wijaya Putra menyampaikan bahwa melalui pendidikan SMKN 3 Denpasar mencoba mengenalkan kepada siswa tentang lingkungan. Mereka tak hanya sekadar belajar di kelas tetapi mereka juga diajari bagaimana menjaga kebudayaan mereka.


“Di SMKN 3 Denpasar hampir tidak pernah kosong dengan kegiatan. Saat libur sekolah di sini ada kegiatan, siswa diajarkan mangidung, membuat banten, klakat, klangsah, menulis di lontar, dan menanam rempah-rempah. Ini semua rutin dilakukan oleh siswa SMKN 3 Denpasar. Kegiatan-kegiatan ini sebagai upaya dari kami sebagai insan pendidikan yang berkewajiban untuk menjaga kekayaan kita dengan mengajarkan ini semua kepada siswa. Harapannya siswa bisa menerapkan dan menularkan ke orang lain sehingga lingkungan, adat dan tradisi di Bali bisa tetap terjaga,” ucap Putra.



Sementara itu, Pande Putu Ganendra Paramasatya, siswa Jurusan Tata Boga SMKN 3 Denpasar menyampaikan bahwa ini merupakan pengalaman pertamanya ikut terlibat dalam menerima kunjungan skala internasional. Ia menuturkan bahwa bersama teman-teman dan guru mereka mempersiapkan untuk mempresentasikan kondisi sekolah yang sebenarnya kepada mata dunia.


“Kami diberi tahu oleh guru sekitar bulan Mei kemudian kita mulai bagi tugas untuk mempersiapkannya. Persiapan ini tidak terlalu berat karena memang sudah terbiasa kami lakukan juga. Kami mencoba memberi tahu kepada tamu terkait kegiatan yang biasa kami lakukan seperti membuat klangsah dari daun kelapa, membuat sate lilit, membuat klakat dari bambu. Semua kegiatan yang dilakukan menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia di alam kita. Ilmu yang kami dapatkan di sekolah ini kemudian kami terapkan di rumah untuk berbagai keperluan seperti sembahyangan, upacara adat, dan tradisi lainnya,” ucap Ganendra.



Putra menambahkan melalui pendidikan SMKN 3 Denpasar mencoba untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.


“Kami terus berupaya mencari cara bagaimana pendidikan bisa masuk ke seluruh lingkup kehidupan. Sebagaimana kita ketahui Bali dikenal dengan kebudayaannya yang kental. Kebudayaan tidak hanya mencakup tari-tarian saja tetapi lingkungan juga. Dibutuhkan waktu dan kerja sama yang baik untuk mengimplementasikan ESD demi lestarinya lingkungan dan kebudayaan yang ada di Bali. Dengan lestarinya kebiasaan yang baik ini harapannya keturunan selanjutnya dapat mengenal warisan mereka dan mampu meneruskan ini semua,” pungkas Putra. (Aya/Cecep)